Bab 35

119 6 9
                                        

Setelah selesai makan, mereka masih setia menunggu April, tak lama kemudian dokter menghampiri mereka.

"Saya akan memeriksa pasien" ucap sang dokter

"Silahkan" ucap Azka

Dokter masuk kedalam dan mereka hanya mampu melihatnya dari luar, setelah selesai mengecek keadaan April dokter pun keluar.

"Kalian bisa menjenguk pasien secara bergantian, kalian bisa mengajak pasien berinteraksi ajak dia berbicara, biar dia cepat sadar" ucap dokter memperingati mereka

"Baik dok" jawab Devano

"Kalau begitu saya permisi" ucap dokter tersebut dan berlalu dari sana

"Siapa yang mau masuk duluan?" Tanya satria kepada mereka

"Gue" jawab Devano

"Masuk" ucap satria

Devano melangkah kan kakinya masuk kedalam ruangan, bisa terlihat dengan jelas, seorang April terbaring lemah, dan wajahnya pucat pasi, Devano menarik kursinya dan duduk sambil menggenggam tangan April.

"Hai, Lo ngak mau bangun?" Tanya Devano mencoba mengajak berinteraksi

"Apa Lo tau, disaat Lo seperti ini, hati gue sakit" ucap Devano sambil menahan linangan air mata

"Gue sayang sama Lo, tapi gue ngak tau sayang gue ke Lo sebagai apa, sahabat, saudara, atau lebih dari sekedar itu semua" ucap Devano mengutarakan isi hatinya

"Apa gue hanya sekedar kagum sama Lo Lia?" Ucap Devano, yah Devano sering memanggil April dengan sebutan Lia, Devano hanya menghela nafasnya, setelah itu Devano keluar.

Ceklek

"Gue ya" ucap Linda dan di angguki oleh lainya, setelah masuk kedalam Linda duduk dan mengelus tangan April

"Pril, Lo ngak mau bangun?" Ucap Linda

"Jangan lama lama ya tidurnya, oh ya yoci udah siuman, tadi dia nanyain Lo, cepat bangun ya, ya udah gue keluar dulu ya, gantian sama mereka" ucap Linda, setelah selesai mereka secara bergantian menemui April.

Satria:
"De kalau Lo ngak bangun, gue orang paling ngak becus jagain Lo dan yoci" ucap satria

"pliss maafin gue, karna ngak bisa lindungi kalian" lirih satria sampai tidak sadar air matanya turun tanpa permisi 

"Tolong bangun ya, kita hampa kalau kagak ada Lo" ucap satria sambil mengusap air matanya dan keluar dari ruangan.

Nolla:
"Apa gue harus nyusul Lo dan narik Lo dari mimpi yang bikin Lo kagak mau bangun" ucap nolla datar

"Cih bodoh, gitu aja udah koma" cibir nolla

"Cepatlah sadar, biar kita bisa habisi mereka sampai menjadi butiran debu" ucap nolla ia hanya bisa menghela nafasnya

"Mi dispiace di non potermi prendere cura di te" lirih nolla berbahasa Italia yang artinya (Maaf karna tidak bisa menjaga kalian).

Walaupun nolla datar, dingin tapi percayalah hatinya rapuh saat melihat kedua sahabatnya terluka.

Azka:
"Maaf ngk bisa lindungi kalian, aku gagal menjaga kalian, maaf maaf" ucap Azka memandang April yang terlihat pucat.

Galaxy:
"Cepat bangun, jangan demen tidur, ntar kalau Lo bangun gue masakin Lo deh selama sebulan, tapi smoga nanti kalau Lo bangun, Lo ngak denger ucapan gue barusan" ucap galaxy, emang agak laen manusia satu ini.

Arthur:
"Jangan terlalu lama tidur, kita semua nungguin Lo, cepatlah bangun, para tikus itu menunggu Dewi kematian untuk mencabut nyawanya" ucap Arthur dingin

Badgirl School Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang