Pagi menjelang kini jam menunjukkan pukul 05:40
April kini mulai menggeliatkan badannya dan melirik jam dan bangkit lalu berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.
20 menit berlalu setelah selesai bersiap siap April kini keluar dari kamarnya menuju ruang makan, setelah sampai dimeja makan April duduk dan mengambil roti yang diberikan selai kacang lalu melahapnya hingga habis dan meminum secangkir susu hingga habis.
Setelah selesai sarapan ia berdiri lalu berjalan keluar ke arah motor sport miliknya lalu menjalankan motornya dengan kecepatan sedang.
Disisi keempat sahabat April kini mereka masih sarapan.
"Gue udah selesai" ucap yoci
"Sama nih kita juga udah" sahut Linda
"Besok weekend jalan jalan yok" ucap Ovi
"Kemana" tanya Linda
"Kemana aja sih yang penting jalan, Jan di mansion Mulu sumpek" ucap Ovi
"Nanti aja lah dipikirin, kita berangkat sekolah dulu ntar si malaikat pencabut nyawa ngamok" ucap yoci yang sudah berdiri dari duduknya
"Siapa yang Lo maksud malaikat pencabut nyawa" tanya Linda kebingungan
"Siapa lagi kalau bukan si April" sahut Ovi santai
"Ckk kalau dia dengar baru tau rasa Lo pada" ucap Linda menatap Ovi dan yoci bergantian
"Cepat" suara terdengar dingin dan muka datar dari salah satunya siapa lagi kalau bukan nolla, yang sudah jengah dengan sahabatnya.
Mereka berempat menuju kearah motornya masing masing dan menjalankan motornya dengan kecepatan sedang.
Brummm...
Brummm...
Brummm...
Deruman sebuah motor sport terdengar sangat nyaring di parkiran SMA XANIUS membuat semua siswa siswi menoleh ke arah sumber suara mereka tau siapa pemilik motor tersebut yang tak lain adalah april.
April membuka helm nya dengan gaya slow motion angin sepoi Sepoi langsung menerpa wajah cantiknya dan jangan lupa wajah datarnya dan seketika heboh dengan suara pekikan dari siswa siswi
<Oh my God ka April cantik banget>
<Mak mantu mu ada disini>
<Gue yang cewek aja terpesona sama dia>
<Huaaa tutor jadi cantik dong ka>
Itulah pujian dan gunjingan yang terdengar jelas di telinga April.
Apakah April peduli? Yah jawabannya tentu tidak, April adalah orang paling dingin disekitarnya kecuali kalau ketenangannya di ganggu yang dia akan menebas kepala mereka tanpa melihat usia dan gender terdengar kejam tapi itulah April.
Brummm...
Brummm...
Brummm...
Kedatangan empat Motor sport mampu mengalihkan perhatian siswa siswi yang baru memasuki pekarangan parkiran dan ya mereka adalah sahabat April yang baru tiba dan memarkirkan motornya disampai motor April.
Keempat gadis tersebut membuka helm nya dan langsung menampilkan wajah datar mereka.
<Huaaa gue iri dengan kecantikan mereka>
<Pengen masuk circle April mana tau langsung jadi cantik>
<Kalau kamu ada bagian mereka keknya kamu kebanting kecantikan mereka>
<Sok cantik banget, cantikan juga gue>
<Ngaca Lo penampilan Lo kek ondel ondel>
<Pffttttt hahahaha Lo kalau ngomong jangan jujur jujur amat ntar tantrum>
<Biarin aja sok cantik dia muka udah kek Tante Tante>
<Calon istriku cantik banget woilah>
<Gila keren banget mereka>
<Lo bener aura mereka ngak main main Cok>
<Anjirt Badas benar mereka>
<Pengen deh gue karungin salah satu dari mereka>
Begitulah suara bisik bisikan yang terdengar dari siswa siswi terhadap mereka berlima ada yang kagum ada juga yang iri.
"Morning queen" ucap Meraka berempat bersamaan
"Too" balas April datar
"Kelas" ucap April dan dibalas anggukan oleh keempatnya
Kelima gadis tersebut meninggalkan parkiran sekolah yang masih ramai.
Setelah sampai di kelas mereka duduk di bangku masing-masing.
Terdengar suara seorang siswa bersuara dengan lantang.
"Guys pelajaran pertama jamkos gurunya tadi bilang ada rapat penting" ucap siswa tersebut dengan heboh
"Horeee jamkos" teriak siswa siswi heboh
April yang mendengarkan teriakan tersebut seketika emosi dan mengebrakan mejanya dengan kuat.
Brakkk...
Terlihat April yang kini menatap tajam mereka semua dengan menusuk, seketika kelas itu menjadi hening semua se isi kelas menundukan kepalanya tak berani menatap April yang terlihat mengerikan bagi mereka.
"Maafkan kami ka, kami tidak bermaksud menganggu mu" ucap siswa tersebut yang memberanikan diri untuk bersuara dan meminta maaf
"Pergilah sebelum April melangkah kehadapan kalian" sahut yoci dingin dan menatap tajam mereka semua
"Ba-baik ka kalau gitu kami permisi" ucap siswa tersebut dan berlari kecil keluar dikelas
Para murid yang lainya ikut keluar kelas karna merasa mencengkam berada dikelas tersebut apalagi melihat kemarahan April yang terpancar.
"Gue selamat" celetuk salah satu siswa tersebut yang sudah keluar dari kelas
"Ha aduh ha gu-gue ngk bisa nafas anjir" balasnya
"Dahlah kekantin yuk, haus gue" ucap siswa tersebut
Kembali ke April kini ia telah memasang Headset ditelinganya dan memutar musik
"Kekantin yuk" celetuk Ovi
"Ayok lah gue kepengen batagor nih" sahut Linda
"Ya udah yok pril, Nolla kita kekantin" ajak yoci pada mereka
"Hmm" dehem april dan nolla
"Ckk tembok" gumam yoci jengah
Mereka berlima keluar kelas dan berjalan menuju ke kantin.