Hari ini sakura berencana pergi menuju tempat pengadilan, mengurus surat putusnya hubungan dirinya bersama keluarganya sendiri.
Tekat dalam dirinya sudah bulat, sakura tidak lagi ingin bertahan di dalam rumah ini.
Masah bodoh dengan warisan dan status bangsawan yang di milikinya.
Dirinya merasa, menjadi orang biasa adalah jalan yang terbaik untuk dirinya sendiri.
Mungkin beberapa rencana sudah diatur dalam pikirannya untuk kelangsungan hidupnya nanti.
Saat sakura sampai di depan pintu utama, suara kakaknya memanggil membuat pergerakan sakura berhenti seketika.
Dengan pelan sakura membalikan badannya menghadap ke arah sasori yang kebetulan berada tepat di belakangnya.
"kau ingin kemana sakura pagi-pagi begini"tanya sasori selidik ke arah sakura.
"jalan-jalan pagi saja ke kota, sekalian ingin membeli sesuatu di sana"ucap santai sakura.
"aku ikut kalau begitu"
"tidak usah aku ingin sendiri perginya"
"aku juga ingin ke perkotaan sekarang, sekalian kita sama-sama memakai kereta keluarga"
"maaf kak, aku memakai keretaku sendiri"
"kau menyewanya sakura" mata sasori tak sengaja melihat di depan pintu sebuah kereta sewaan yang di pesan sakura.
"ya, dan sebaiknya saya pergi sekarang"pamit sakura sambil berjalan meninggalkan sasori yang menatap sakura dengan tatapan bingung.
"kenapa sakura harus menyewa kereta"tanya sasori penasaran.
Akhirnya sakura sampai di gedung pengadilan tersebut.
Sakura mulai mengurus beberapa berkas untuk pencabutan haknya sebagai bagian dari keluarga marquess.
Setelah selesai mengurus surat tersebut, sakura kembali pergi menemui teman barunya yang bernama tenten.
Seorang yang dengan kemampuan hebatnya membuatkan gaun yang begitu cantik untuk sakura pakai kemarin.
"tenten"panggil sakura memasuki tokoh pakaian milik tenten.
"sakura, kau berkunjung" sambut tenten ke arah sakura, memeluknya dengan erat.
"ayo, duduk dulu sakura"ajak tenten sambil menuntunya sakura ke arah kursi yang berada di sana.
"trima kasih ten"dengan senyum manisnya sakura pun duduk di kursi tersebut.
"jadi sakura, ada apa"tanya tenten penasaran.
"ten, aku mau mengajakmu untuk bekerja sama denganku"
"bekerja sama"
"ya, aku ingin membangun sebuah tempat penjualan baju yang bisa di jangkau para rakyat biasa tapi dengan model baju yang mewah"jelas sakura.
"bagaimana caranya sakura"
"tenang, semua akan kita bicarakan bila kau menyetujuinya"
"baiklah, aku setuju"
"trima kasih tenten"ucap sakura dengan tulus.
Setelah pembicaraan mereka yang cukup panjang akhirnya sakura pun izin untuk pulang mengingat hari yang sudah mau sore.
Berjalan sendiri merupakan hal paling sakura sukai, bersyukur tadi dia bisa menjebak sai untuk tidak mengawal dirinya, dengan menyuap kedua teman sai agar membuat sai tampak sibuk seharian ini.
Sekarang sakura sedang berjalan tanpa menggunakan kereta, menurutnya jalan kaki lebih sehat dari pada selalu memakai kereta walau sedikit mendapat resiko yaitu barang milik kalian para bangsawan akan di culik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nasib Yang Berubah
Fanfictionsakura yang hidup sebatang kara di tinggalkan oleh orang tuanya sejak kecil harus hidup di antara orang-orang yang meyiksa dirinya dan menganggapnya bodoh di karenakan tak bisa melakukan sesuatu apapun. Dirinya yang kelaparan karna tak memiliki ua...