Hari pemilihan putri mahkota pun telah tiba, para gadis bangsawan sudah mulai mempersiapkan diri mereka bahkan dari bulan lalu. Sakura yang mempunyai waktu dua minggu pun telah bersiap.
Kushina dengan semangatnya mempersiapkan semua keperluan sakura, dari baju, aksesoris bahkan sampai hal terkecil seperti pakaian sudah di siapkan kushina.
"sakura ingat ya, aku sudah menulis setiap detail baju yang akan kamu pakai di sana nanti" ucap kushina sambil menunjukan catatan di tangannya.
"lihat ini nak, baju, sepatu, aksesori bahkan sampai bagian terkecilnya sudah ibu siapkan"
"ah parfum,bedak dan pewarna bibirmu juga sudah ibu siapkan"
"kau akan tampak paling bersinar di sana, kyaaa"kushina langsung memeluk sakura dengan penuh semangatnya.
"ibu juga sudah menyiapkan bekalmu dan juga beberapa cemilan dan..."
"ibu kurasa itu terlalu berlebihan"ucap naruto menatap horor semua koper dan tas yang di persiapkan kushina untuk sakura.
"diamlah naruto, kau tidak tahu tentang urusan wanita"protes kushina sambil menatap cemberut ke arah naruto.
Minato yang melihat hal itu hanya bisa menghela nafas sambil menggelengkan kepalanya.
Dirinya memahami sang istri, minato tahu bahwa kushina sangat senang dengan hadirnya sakura dalam keluarga mereka.
Minato hanya bisa berharap agar anak mereka naruto tak tersingkirkan oleh sakura, kasian anaknya itu. Sudah bodoh, ceroboh bahkan lambat dalam berpikir entah ia mewarisi sifat siapa.
"sakura dengarkan kakakmu ini dengan baik"naruto menatap sakura dengan serius sambil memegang bahunya.
"jangan dekati putra mahkota selama kamu di sana, melihatnya pun jangan kakak akan ke sana sesering mungkin membantu mengawasimu dari putra mahkota"peringatan naruto dengan serius.
"ada apa dengan putra mahkota naruto"tanya kushina penasaran bahkan minato yang mendengarnya pun penasaran.
"ibu, lima hari yang lalu putra mahkota mencium adikku sakura di keningnya"lapor naruto pada kedua orang tuanya.
Bruuusss
Seketika minato menyemburkan teh yang di minumnya sambil menatap tak percaya pada naruto.
"kyaaaaa, anakku akan menjadi pasangan putra mahkota"kushina berteriak sambil melompat kecil memeluk sakura.
"ibu aku serius, kita harus menjaga sakura terlebih dulu dari putra mahkota"
"aku rasa, yang di katakan naruto benar kushina, kita tak boleh membiarkan putra mahkota mendekati putri kita"
"dia harus kita seleksi terlebih dahulu" minato dengan tatapan penuh keyakinan bahwa dirinya harus betul-betul mengetes putra mahkota apa ia pantas untuk sakura.
Naruto yang mendengar perkataan ayahnya, mengangguk kepala setuju.
Kushina hanya bisa memutar kedua bola matanya bosan melihat tingkah kedua pria itu.
"sakura tak usah dengarkan ucapan kedua pria kuno itu, kau harus ikut kata hatimu. Kalau memang putra mahkota adalah jodohmu, tak usah pakai lama langsung saja kau bergerak cepat"
"ini pesan ibu" kushina menatap sakura dengan tatapan penuh ambisi.
Kedua pria itu ingin protes saat mendengar perkataan sakura, namun mereka seketika terdiam saat melihat tatapan tajam kushina pada keduanya.
Seketika sakura tertawa melihat tingkah dari keluarga ini, dirinya merasa sangat di terima dan seperti keluarga sendiri.
Tak ada rasa canggung dan tak nyaman tapi rasa sayang dan perhatian yang menjadi hal utama sakura rasakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nasib Yang Berubah
Fanficsakura yang hidup sebatang kara di tinggalkan oleh orang tuanya sejak kecil harus hidup di antara orang-orang yang meyiksa dirinya dan menganggapnya bodoh di karenakan tak bisa melakukan sesuatu apapun. Dirinya yang kelaparan karna tak memiliki ua...