Mill berlutut dan menunduk. Ia tau semua kedoknya terhadap The Four Horsemen sudah terbuka. Mereka sudah menyadari siapa diantara ia dan Hansol mata mata sebenarnya.
Hansol memang membunuh War tetapi ia bukan mata mata. Ia benar benar melayani The Four Horsemen untuk menjaga Seungkwan. Angel yang selalu berdiri di sisi lapangan dan berteriak paling kencang setiap kali Hansol mencetak skor untuk tim angel pada flying tournament.
Mill tau Hansol menyayangi angel itu lebih dari siapapun. Itulah kenapa ia melupakan jabatannya sebagai pangeran surga dan bertekuk pada musuh. Angel adalah makhluk yang bermuka dua. Mereka dianggap baik namun sebenarnya mereka hanya peduli pada diri sendiri. Seperti angel yang tengah berdiri di belakangnya, menarik rantai yang mengunci tangan Mill dengan keras.
"Sialan! Dia membunuh Winter" Giselle berjalan bolak balik dengan panik. Ia terus bersumpah serapah karena Hansol telah membunuh War tetapi anehnya senyuman lebar selalu ada di wajahnya.
Death一 atau yang telah memperkenalkan dirinya sendiri sebagai Karina berdiri tak jauh di belakang Giselle sambil menatap saudaranya malas. "Apa yang akan kau lakukan dengan makhluk itu?" Tanyanya tidak tertarik.
Giselle berhenti dan menatap Mill tajam. Kebencian. Mill menyukai tatapan itu.
"Bunuh dia" Ucap Giselle penuh penekanan.
Karina berjalan menghampiri Mill. Ningning yang sedari tadi hanya diam akhirnya berkedip dan menghalangi Karina. "Untuk apa? Tidak usah dibunuh. Biarkan saja dia hidup hingga hari penghakiman"
"Sialan kau mau membiarkan dia hidup?"
"Jangan pernah panggil aku begitu" Ningning maju menghampiri Giselle sambil menatapnya nyalang.
Giselle meringis pelan dan mundur. Walaupun terikat tali persaudaraan Ningning masih bisa menghisap kekuatannya. Dan hal itu membuat Giselle sangat membencinya.
"Diam! Kalian berdua tidak berguna" Karina menyentuh kepala Mill. Tanpa hitungan detik kedua mata Mill langsung berubah menjadi hitam dan tak lama kemudian badannya pun kaku seperti mayat. Ia sudah mati.
"Junmyeon, kau tau dimana mereka bersembunyi?" Tanya Karina pada Junmyeon一 angel yang menarik rantai pada tangan Mill dan yang memiliki nama asli Adellum.
"Aku tau. Aku bisa merasakannya"
"Kalau begitu siapkan diri kalian. Kita akan pergi kesana dan membunuh sebagian dari mereka yang tidak layak untuk hidup. Aku sudah lapar akan kematian"
...
Mingyu berulang kali melirik Jun. Demon yang dulunya merupakan manusia itu kondisinya terlihat memprihatinkan. Mingyu tidak yakin Jun akan kuat terbang bersama dengannya, Wonwoo dan Myungho untuk mencari keberadaan sebuah bunga yang entah ada atau tidak.
Sekarang ini mereka sudah terbang jauh dari perkemahan. Hari juga sudah mulai sore dan Mingyu memutuskan untuk beristirahat. Ia mencoba untuk menahan diri untuk tidak melirik ke arah Jun lebih sering.
"Cukup katakan apa yang ingin kau katakan" Kata Jun tiba tiba.
"Huh?" Mingyu terkejut.
"Ku perhatikan kau terus melirik ke arahku. Kau menyukaiku? Kiernan ada disini lihatlah dia"
"Sialan" Jun terkekeh. Api unggun yang di buat Mingyu terasa sangat panas namun nyaman untuk menghangatkan badan. Ia menengok dan menatap Myungho dan juga Wonwoo yang tengah tertidur bersandar ke sebuah pohon. Perjalanan menuju kemenangan dan kebebasan sepertinya masih lama dan panjang.
"Kau yakin kau bisa melakukan ini?"
"Apa aku terlihat sekarat? Seperti mayat berjalan?"
Mingyu menyisir seluruh tubuh Jun. "Tidak, tapi kau terlihat memprihatinkan"
Jun terkekeh lagi. Memang ia sudah kehilangan seluruh energi kekuatannya namun berkat Taeyeon entah kenapa ia sekarang bisa terbang dan beraktivitas seperti biasa walaupun ia tidak memiliki kekuatan.
"Tidurlah. Kita butuh tenaga untuk perjalanan besok"
Mingyu bersandar dan menyamankan dirinya. Armageddon. Mingyu membaca mengenai hal itu pada buku yang diberikan Taeyeon. Setelah seluruh The Four Horsemen muncul tak lama lagi sebuah segel akan terbuka. Dia yang merupakan wujud dari kekacauan akan muncul. Dia akan memutuskan apakah makhluk yang hidup saat ini berhak untuk melanjutkan hidupnya.
Perlahan rasa kantuk mulai datang. Mingyu yang tadinya melawan akhirnya jatuh ke dalam tidur juga. Jun yang masih membuka mata memutuskan untuk menambah kayu pada api unggun. Ia teringat masa masa pada saat ia masih menjadi seorang manusia.
Saat itu pada awal pembentukan Dinasti Joseon. Jun mati pada perang kudeta yang terjadi di wilayah perbatasan Liaodong dan sungai Yalu. Hidup menjadi seorang immortal membuat Jun tau lebih banyak perang yang terjadi di bumi. Tetapi ia tidak tau mana yang lebih menyeramkan. Peperangan pada masanya dulu atau perjuangan untuk hidup sekarang ini. Keduanya sama sama terdengar kejam.
Merasa lelah ia pun memutuskan untuk tidur. Setelah seseorang mati Jun tidak pernah tau apakah ia akan masuk ke surga atau neraka dan seperti apa keadaannya. Ia langsung dipanggil oleh Lucifer untuk dijadikan demon setelah mati. Dan sekarang Jun merasa mati lagi tidak apa apa. Toh, ia sudah pernah mati. Hanya saja jangan sampai yang lainnya juga mati. Saat ini
...
Ningning melihat dari kejauhan empat orang yang tengah memakan ubi di tengah hutan. Giselle dan Karina ingin membunuh sebagian dari angel dan demon yang bersembunyi di perkemahan tetapi menurut Ningning hal itu sangatlah membosankan.
Pembunuhan dan peperangan, kenapa The Four Horsemen sepertinya sangat menginginkan hal itu? Mungkin karena mereka dibuat dengan hal itu dalam tujuan. Tanpa perang dan pembunuhan kekuatan The Four Horsemen akan melemah. Tetapi apa senangnya?
Perlahan Ningning berjalan menghamoiri empat sosok tersebut. Kekuatannya dan keberadaannya yang dapat menguras energi seseorang membuat empat sosok itu langsung menyadari kehadirannya dan melemas seketika. Kecuali satu orang berambut dan sayap abu abu.
"Sial, apakah kita di serang?" Ucap Myungho yang menunduk lemas.
Jun menjadi panik melihat teman temannya. Ia ikut menunduk agar ia juga terlihat kekurangan energi. Namun tentu saja karena seluruh energinya telah hilang tidak ada lagi bagian dari Jun yang bisa dikuras habis.
"Hebat. Kekuatanku tidak berpengaruh sama sekali padamu" Ucap Ningning sambil menatap Jun. "Siapa kau?"
Jun melirik Myungho, Wonwoo dan Mingyu cemas. Ia berdiri lalu mulai berjalan menjauh dari demon dan hybrid tersebut. "Jika kau ingin tau maka ikut aku dan menjauh dari mereka"
Ningning tertawa. Perkataan Jun terdengar lucu di telinganya. Hebat sekali ia menyuruh The Four Horsemen Famine hanya karena ia kebal terhadap kekuatannya.
"Lebih baik kau yang iku aku. Aku tidak merasakan energi apa apa dalam dirimu. Kau hanya sebuah tong kosong. Hebat sekali"
Mingyu, Wonwoo dan Myungho semakin meringis merasa energi mereka menghilang. Jun dibuat bimbang dan ia pun akhirnya mengangguk mantap. "Baiklah, ayo tunjukkan kemana kau ingin aku mengikutimu?"
Ningning tersenyum. Ia mengangkat tangannya dan setelah sebuah cahaya putih muncul menyilaukan mata, The Four Horsemen tersebut menghilang bersama Jun.
Tbc
Maaf apabila tulisan saya yg mengenai kudeta itu ada salah2. Saya google wkwk. Dan saya mulai mumet sama pelajaran kuliah. Maaf dulu ya kalo nantinya saya jadi lambat update. Seharusnya saya gk usah ambil jurusan ini, akuntansi bikin mata jereng.
Terima kasih sekali lagi dan sebanyak banyaknya kepada readers yang mendukung cerita ini. See u in the next chapter eh?
©yuuto daichi
![](https://img.wattpad.com/cover/348549780-288-k415478.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[S1✔] S2 Devil Saint ✗ Meanie
Fanfiction〈season two is up〉angel dan demon tidak pernah diperbolehkan bersatu, begitu peraturannya. bl + fantasy + drama seventeen meanie fanfiction copyright! the author does not allow any form of plagiarism, remake, translate and etc without permission. al...