Beberapa hari kemudian, di ruang makan yang hangat dan penuh kebersamaan, seluruh anggota keluarga berkumpul untuk sarapan bersama. John membuka percakapan, "Anak-anak, besok Ayah dan Ibu akan pergi dinas ke luar kota."
"Besok?" tanya Alex dengan nada terkejut.
"Berapa lama?" sambung Theo penasaran.
"Lalu bagaimana dengan rencana pikniknya?" tambah Aeris dengan nada khawatir.
Grace mencoba menenangkan, "Jangan khawatir, kami hanya akan pergi selama seminggu."
John menambahkan, "Kami akan kembali sebelum ulang tahun Aeris."
"Baiklah," jawab Aeris sambil mengangguk.
"Jangan lupa beli oleh-oleh untukku," ucap Theo semangat.
"Jangan khawatir, Ayah akan belikan cemilan kesukaanmu," ujar John sambil mengusap kepala Theo. Theo pun tersenyum senang.
Aeris menyantap sarapannya sambil menikmati suasana harmonis ini. Namun tiba-tiba ia merasakan perasaan yang tak asing. Ia bergumam, Suasana ini... entah kenapa rasanya...
Mendadak wajahnya berubah pucat. Alex yang menyadari perubahan itu pun menatap bingung.
Dalam perjalanan ke luar kota itu... Ibu dan Ayah kecelakaan!
"Ayah! Ibu!!" teriak Aeris dengan suara keras, membuat semua orang terkejut.
"Ada apa, Aeris?" tanya sang Ibu khawatir.
"Jangan pergi!!" pinta Aeris dengan nada putus asa.
"Apa maksudmu?" tanya Alex bingung.
"Jangan pergi! Aku mohon!!"
"Aeris, ada apa?" tanya John yang ikut khawatir.
"Tenangkan dirimu, bicaralah pelan-pelan..." ucap Grace mencoba menenangkan.
"Pokoknya Ibu dan Ayah tidak boleh pergi besok!!"
"Aeris?" panggil Alex bingung.
"Ada apa dengan anak ini?" tanya Theo yang sama bingungnya.
"Ayah akan membelikan mainan untukmu. Jadi kamu sabar sebentar ya..." bujuk John.
"Aku tidak butuh mainan!!" teriak Aeris.
Tidak! Aku tidak ingin diam saja menyaksikan kematian mereka! Aku akan menyelamatkan mereka kali ini!
"Aeris... kamu kan sudah besar, jadi kamu mau tinggal sebentar ya. Ibu tidak akan pergi lama, hanya seminggu," ucap Grace berusaha membujuk.
"Iya, Aeris, setelah itu kita akan pergi piknik sesuai keinginanmu," tambah John.
"TIDAK!!" tolak Aeris keras. Semua orang semakin kebingungan melihat tingkahnya.
"Hei, kamu kenapa?" tanya Theo.
Aeris tiba-tiba menangis keras. "Huwaaa!!"
"Aeris!!" panggil John khawatir.
"Aku mohon... jangan pergi... Kalau Ibu dan Ayah tetap pergi, aku akan membenci kalian selamanya!!" Setelah meneriakkan itu, ia segera turun dari kursi.
"Kamu mau kemana?" tanya Alex. Tanpa menjawab, Aeris langsung pergi dari ruangan itu.
"Aeris!!" panggil Ayah dan Ibunya, namun ia sama sekali tak menoleh ke belakang.
"Dia kenapa sih?" tanya Theo bingung.
Di sisi lain, Aeris terus berlari menuju kamarnya. Semoga cara yang kekanak-kanakan ini berhasil! Ibu, Ayah, aku akan menyelamatkan kalian!
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir yang Berulang [END]
FantasyAeris adalah seorang gadis muda yang selalu merasakan tekanan dan ketidakadilan dari kedua kakak tirinya, Alex dan Theo. Sejak kecil, hidupnya penuh dengan penderitaan dan ketidakbahagiaan. Kebencian Aeris terhadap mereka tumbuh seiring berjalannya...