Bohong

1.5K 124 0
                                    

Sampai di rumah nenek Shany gadis itu menyuruh max untuk duduk di sofa dan menunggu shany memanggil neneknya,Max menatap sekeliling dan merasakan hal nyaman.

Terlebih saat kakinya mulai melemas ia melihat Nenek shany keluar dari kamar,ia bisa melihat dengan jelas bagaimana pucatnya nenek shany ketika pandangan mereka bertemu,mata tajam itu seolah berkata kita bertemu lagi,nenek.

Nenek shany duduk di sofa namun lengannya dengan erat menahan shany,"Dia Max,temanku yang aku ceritakan itu. Tunggu sebentar ya akan aku ambilkan minum."

Setelah minum di sajikan Max menikmati teh buatan shany dan kemudian gadis itu berkata,"Nek,aku akan buat sup daging jadi kalian bisa mengobrol dulu."

Sementara shany sibuk memasak Max menaikkan kakinya ke meja dan melipat tangannya santai,"Halo nyonya."

"Kenapa kau kemari? Jangan ganggu cucuku!" Katanya pelan meskipun ada tekanan dalam katanya namun Sang nenek masih menjaga suaranya.

Max berdehem santai,"Menjemput calon istriku." Kalimat pendek itu di barengi dengan warna mata Max yang berubah menjadi biru kini gayanya berubah nampak seorang yang punya kuasa.

"Kau bisa ambil nyawaku tapi lepaskan cucuku."

Max masih setia di sana namun wajahnya kini menjadi sangat dingin dan seolah-olah ruangan menjadi mencekam,"Apa yang ku dapat dari sosok dirimu? Dimana mana Pasti memilih daging segar daripada yang busuk bukan?" Tegasnya.

"Apa yang kau mau darinya?! Dia hanya gadis malang,tolong lepaskan dia." Bujuk nya lagi.

Max berdiri dari duduknya kini bola matanya berubah menjadi merah,bahkan semerah darah,urat urat tangannya menjadi terlihat mencekik leher wanita tua itu,"Jangan berani nya kau mengaturku! Aku pemiliknya! Jika sekali lagi kau cegah aku maka ku patahkan lehermu"

Suaranya kini menjadi sangat berat dan tidak terkendali matanya meredup meskipun begitu semua orang bisa melihat manik merahnya,

"Shany milikku dan akan selalu begitu,sampai mati."

Setelah mengatakan itu Max melepaskan cekikannya dan menghirup udaranya segar,"Shany sangat cocok dengan Ku Raja iblis."

Kalimat terakhir itu di lontarkan saat langkah kakinya menuju ke dapur,Max bisa melihat bagaimana ceria nya Shany yang memasak dengan cinta.

Gadis itu menuangkan ini dan itu sambil bersenandung,sampai tidak sadar bahwa Max di belakangnya. Pria itu bersandar di sisi wastafel sambil melipat lengannya

"MAX! ASTAGA KAU MENGAGETKAN SAJA!" katanya hampir melepaskan tempat garam dari lengannya

"Kenapa kau tidak duduk di depan? Bosan?" Max mengangguk sebagai jawaban.

Shany menbiarkan pria itu menunggunya sambil berbicara gadis itu mulai terheran dengan sikap Max yang baru saja beberapa jam lalu Max bertingkah seolah teman lamanya namun kini gelagat anehnya berubah wajahnya menjadi sedikit sinis dan shany yakin terakhir kali ia melihat manik itu berwarna coklat kini biru laut.

"Max."

Pria itu masih tetap diam,"Apa kau memakai Contact Lens?" Max menggeleng sebagai jawabannya ia dengan segera memejamkan matanya dan berjalan pelan menuju ke ruang makan.

Shany menggeleng itu tidak mungkin,ia berusaha untuk tidak mengindahkan hal itu dan pergi ke ruang makan.

Setelah makan siang,yang shany sadari adalah sikap neneknya yang sepertinya kurang bersahabat dengan Max wajahnya yang terus saja menekuk dan tidak banyak bicara.

Shany sangat yakin neneknya tidak suka keberadaan max di rumahnya oleh sebab itu setelah makan siang Shany mengajak max untuk pulang dan menemuinya keesokan harinya,

𝐏𝐑𝐈𝐀 𝐁𝐈𝐒𝐔 𝐉𝐄𝐋𝐄𝐌𝐀𝐀𝐍 𝐈𝐁𝐋𝐈𝐒Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang