Suara mobil berdecit begitu kencang di tambah tanah basah yang berhamburan karena ban mobil yang berhenti mendadak,wajah shany ketakukan karena setelah mendapat telfon dari pria bernama Robert itu Max seperti pria marah.
Max mengambil pistolnya dan mengantonginya sebelumnya pria itu berkata bahwa seseorang memanggilnya untuk misi lain,shany terheran misi apa yang sampai membuat max menjadi semarah itu.
Gadis itu hendak membuka pintu namun Max menahan pintunya,ia mengusap bibir shany dan berkata,"Tunggu,tidak sampai lima menit aku kembali."
"Aku ikut max!" Seru shany, tentu ia tidak mau di tinggal sendirian bagaimana jika ada seseorang yang akan membunuhnya?
"Itu tidak akan terjadi,tunggu lah. Kau bilang akan menurut bukan?" Kata Max dengan mata yang tajam.
Shany memilih mengangguk ia menghela nafas membiarkan max keluar dari mobil dan masuk ke rumah kosong yang tampak usang,di sekitarnya banyak bekas abu dan juga banyak tanah yang seolah sengaja di lubangi dan di timbun lagi.
Tubuhnya merinding karena disini begitu sepi dan hanya ada pepohonan dan juga kabut,karena hujan terus datang mendadak namun tidak rata di setiap daerah.
Shany terdiam. Ia tersenyum manis ketika mengingat bagaimana ciuman manis tadi membuatnya lupa diri, jarinya menyentuh bibir merah muda nya itu membuatnya malu sendiri,"Aku sudah gila." Gumamnya.
Ciuman pertamanya di ambil oleh Max,pria gila yang menyekap nya.
Sementara itu Max datang ke dalam melihat sekelompok orang tengah berpesta dengan meminum minuman berwarna merah dan sebuah keju kotak yang besar,
Mereka bersantai seolah telah makan besar,wajahnya begitu bahagia ketika Max datang.
"Oho Max! Kau datang,kenapa kesal begitu?? Kami mengganggu mu?" Robert datang membawa gelas lainnya dan menawarkan nya pada Max.
Namun Max menepis nya pelan sehingga beberapa cairan dalam gelas tumpah,memperlihatkan cairan kental yang sebenarnya adalah darah dari korban perempuan yang mereka kumpulkan untuk di nikmati,biasanya mereka akan merayu perempuan lajang dan menikmati darahnya sebagai makanan penutup.
Max dengan pede nya mengeluarkan pistolnya,"Aku tidak suka basa basi,apa maumu?"
Robert terkekeh ia memberi kode dan Alex datang membawa dua foto pria,"Namanya Seth dan Lucas. Hati hati dengan Lucas,dia mantan seperti mu." Peringat nya sambil memakan sepotong keju.
Max mengangkat bahu nya santai,"Memang aku pernah gagal? Ayolah,kau sudah merusak kencanku dan sekarang meremehkan ku?" Rahang Max mengeras ia merampas foto itu.
"Haha hanya bercanda,oh jadi sudah sampai kencan? Hebat sekali kau! Beritahu kami gadisnya.."
"Benar! Kalau cantik kenapa tidak-" ucapan Jacob tertahan ketika lehernya tiba tiba di cekik oleh Max,"Bicara lagi,kau ingin bisu? Seperti yang ku lakukan terdahulu?"
"Le-lepaskan aku."
Max awalnya enggan melepaskannya namun Robert menepuk bahu pria itu sehingga Max mau tidak mau melepas kan cekikan itu,Jacob mundur dengan ter engah engah.
Robert memberikan selembar kartu nama dan berkata,"jangan bawa kesini,pria itu meminta untuk di bawa ke tempatnya, memberimu bayaran besar jika kau membawanya dalam keadaan segar,dan terpotong. " katanya santai.
Max menjilat bibir bawahnya santai,"Ini tidak semurah yang kau kira,aku--"
"lima kali lipat Max,pria itu sangat kaya." Potongnya.
Max menerima tawaran tersebut,ia menatap satu per satu orang yang ada di sana. 8 orang gila dengan wajah seperti dewa,mereka memang tampan namun mematikan.

KAMU SEDANG MEMBACA
𝐏𝐑𝐈𝐀 𝐁𝐈𝐒𝐔 𝐉𝐄𝐋𝐄𝐌𝐀𝐀𝐍 𝐈𝐁𝐋𝐈𝐒
Genel Kurgu𝘚𝘦𝘩𝘢𝘳𝘶𝘴𝘯𝘺𝘢 𝘢𝘬𝘶 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘢𝘯𝘵𝘶 𝘯𝘺𝘢 𝘥𝘢𝘯 𝘱𝘦𝘳𝘨𝘪 Jika memang membantu seseorang adalah hal buruk mungkin Shany kecil memilih pergi pulang daripada membantu seseorang yang di rundung. berteman berbincang bahkan bermai...