Mawar Hitam

1.8K 153 0
                                    

Wangi sedap dari dapur tercium hingga ke luar rasa gurih dan juga harum manis merangsang otak untuk segera memberitahu perut agar berbunyi.

Wajah cantik penuh keringat itu tengah memasak dengan santai di dapur tantangan dua menit lalu oleh neneknya ia laksanakan,teh hijau dan juga pasta.

Memang terkesan simpel namun jika salah racik wanita tua itu mungkin akan mengoceh hingga keesokan harinya. Sedangkan Shany masih tetap percaya diri terlebih pasta adalah makanan kesukannya.

Rambut hitamnya ia biarkan di cepol cantik dengan beberapa helai rambut keluar dari bandananya,wangi gurih dari keju sangat menggoda terlebih ketika ia terkekeh melihat porsi yang ia buat.

Setelah matang ia mulai menyajikan makanan tersebut,ada yang ayah dan juga nenek nya. Mereka dengan semangat mengambil bagiannya sedangkan shany menyediakan teh nya.

Saat se sendok pasta masuk ke mulut neneknya wanita itu tersenyum,"kau memang cucu ku."

Shany tersenyum lebar,"aku tahu,jadi aku ingin nenek menghabiskan isi piringmu."

Sang nenek tertawa,"lihatlah putrimu sudah dewasa,dimana calon nya seharusnya biar dia yang mengantarmu kesini." Singgung sang nenek.

Sedangkan shany merasa tidak ambil pusing ia berusaha mencairkan suasana yang hening karena sang ayah tidak kunjung buka suara,"Aku masih muda,melajang itu tren sekarang hihi."

Di tepuknya pelan kepala sang cucu,"ada ada saja! Lihat nanti akan ku carikan calon yang akan membuat para cicitku nanti."

Shany melotot tidak suka,"aku akan mencari pasangan ku sendiri nek! Yang sangat aku cintai."

Ia hanya bisa membayangkan sosok pria tampan yang begitu lembut dan juga sangat perhatian,menggandeng pinggangnya sambil mencium pucuk kepalanya dan membuat rumah besar lalu membesarkan dua anak dengan cinta.

Ya itu mimpinya,
Mimpi indahnya.

Lamunan shany membuat sang nenek tersenyum lalu kembali sadar oleh sesuatu ia melihat ke arah jendela pintu belakang dan masih terpampang jelas sidik jari lengan bekas seseorang,sesuatu terlintas di kepalanya ini dari bait kata kata sebuah tinta yang beralasan kertas.

Bawa dia kembali padaku

Beberapa waktu berlalu kini Shany tengah menikmati angin sore,setelah ayahnya pulang dua jam lalu ia memutuskan untuk membereskan barangnya dan beristirahat.

Shany sangat suka suasana ini,damai dengan rumah desain sendiri dengan tanaman di sisinya,ada pekarangan kecil dengan banyak bunga dan juga suara air terjun dan beberapa kucing.

Suasana sore yang indah,perut kenyang nya membuat hatinya semakin senang.

Neneknya mungkin sedang dalam perjalanan pulang karena tadi ia sempat pamit untuk membeli ikan,sempat ingin ikut namun neneknya melarangnya dan memintanya agar tetap di rumah.

Helaan nafas terdengar sangat halus perhatian gadis itu teralih pada gelang manis yang masih tersemat di penggelangan tangannya,kini benang dari gelang itu ia tambah hingga muat.

Terputar kejadian masa lalu yang membuatnya sedikit terbawa suasana dan sekaligus agak takut,dimana sosok anak bisu yang dia kira adalah bernama Max selalu bersamanya dalam liburan musim panasnya.

Anak bisu yang hanya bisa menganguk dan juga tersenyum padanya,mata coklatnya dan surainya yang berantakan. Pakaiannya selalu lusuh namun yang pasti kulitnya selalu bersih seolah olah selalu mandi.

Pada awalnya Shany mengira Max adalah anak miskin yang tinggal di sini namun sampai sekarang ia bahkan tidak tahu rumah Max.

Gadis itu mengusap tulisan mini yang sudah hampir memudar itu,selang beberapa waktu ponselnya berdering dan ternyata itu adalah April.

"Katakan kau akan datang dan-"

"Tutup mulutmu Shan aku khawatir,kau baik baik saja?"

Shany mengerenyit dan berdehem pelan,"tentu saja aku sehat dan baik baik saja,kau tidak akan kemari?"

Terdengar helaan nafas di sebrang sana,"ibuku meninggalkan toko dan kini aku harus menjaganya hingga akhir pekan,mungkin aku bisa kesana nanti.."

Shany mengangguk mulai beranjak demi mengambil minum ke dapur,tiba tiba saja rasa haus melandanya,"Baiklah,aku sebulan di sini dan kabari aku jika kau akan berkunjung."

"Tunggu! Sebulan?! Tidak shany pulanglah segera dan jangan tunggu aku."

"Lalu nenekku? Jangan bersifat kekanak kanakan April,aku bisa jaga diri." Katanya mulai membuka kulkas dan mencari jus jeruk yang ia cari.

"Tapi,firasatku tidak enak. Jangan keluar rumah sembarangan ya? Telfon aku jika ada apa apa."

Shany tersenyum dan mulai menuangkan minumannya dan meminumnya perlahan,"tentu sayangku kau memang terbaik."

"Baiklah shany,bagaimana kabar nenek? Kudengar dia sempat sakit." Tanya April.

Shany mulai berbicara tentang neneknya tanpa ia sadari sesosok datang dari belakang dengan jaket hitamnya,wajahnya yang di tertutup tudung itu hanya terlihat bibir merahnya.

Langkah nya santai namun perlahan dan bahkan tidak memberikan efek suara,seperti melayang,mata nya lekat melihat punggung gadis cantik dengan rambutnya yang di cepal,tubuhnya sangat menggoda dengan dress santai tali dan celana pendek.

Di jilatnya bibir bawahnya sambil bergumam tanpa suara. Berjalan mendekat hanya untuk menghirup wangi tubuh gadis itu.

"Kau tenang saja,sebulan bukan waktu yang lama. Aku akan segera kembali."

Kembali?

Tak!

Shany berbalik,tidak ada apapun hanya ada sebuah hiasan meja yang terjatuh namun untungnya tidak pecah,ada yang aneh.

Wajahnya kini terheran saat melihat setangkai bunga mawar hitam,ini bahkan sangat berkilau dan wangi. Terlebih saat ia mencoba menghirup wangi nya.

Apa tadi tidak lihat? Apa neneknya menaruhnya di sini? Bagaimana ada bunga tidak dalam vas nya? Ada banyak pertanyaan di kepalanya ia mencoba mengecek ke luar dan tidak ada siapapun bahkan hanya ada ibu ibu yang sedang membenahi tamannya.

Shany menatap bunga itu lagi,melihat bagaimana rupanya ia mengingat sesuatu yang ternyas di otaknya,seperti makna dari bunga ini.

Membuat seketika tubuhnya merinding.

Tiba tiba saja neneknya datang membawa banyak sekali belanjaan,"biar aku saja nek."

"Huh panas sekali,sayang sekali aku tidak menemukan jamur yang kamu mau sayang." Kata sang nenek sambil mengipas dirinya.

"Tidak perlu nek,aku akan makan yang lain." Katanya masih mencoba membereskan belanjaanya

Sang nenek melihat ada mawar hitam di mejanya terheran,"kamu beli ini? Bukannya kamu sangat suka tulip?"

Shany langsung mengambil bunga tersebut,"aku tidak tahu,aku kira nenek lah yang menaruhnya di situ." Katanya.

Sang nenek menggeleng,"aku tidak suka bunga mawar,mereka penuh duri meskipun sangat indah."

Shany tersenyum ia melempar bunga itu ke tempat sampah dan memilih duduk di samping neneknya,"benarkah? Lalu apa yang nenek suka? Bukannya mawar sangat laku untuk kencan pertama.." goda nya.

Nenek hanya bisa terkekeh mendengar cucunya,"memang benar,kakekmu sangat suka memberiku mawar dulu. Aku menerimanya,karena dia memotong semua durinya untukku."

Mendengar hal romantis itu shany menaruh bahu nya santai,"Benarkah? Lalu?"

"Setelah dia mengetahui keluhanku,dia berganti memberiku bunga cantik,anggrek."

Sang nenek menatap ke arah luar melihat ada bunga anggrek yang sangat rapi di sana,"Dia bilang,semua bunga cocok untukmu,namun hanya ini pilihanku."

"Aku menerimanya. Dia melamarku dengan bunga itu." Lanjutnya santai.

Shany berdehem pelan berkhayal bunga apa yang akan dia terima untuk pertama kalinya dari lawan jenisnya nanti,"aku berharap juga hal spesial terjadi." Gumam shany.

"Hanya aku yang spesial."




𝐏𝐑𝐈𝐀 𝐁𝐈𝐒𝐔 𝐉𝐄𝐋𝐄𝐌𝐀𝐀𝐍 𝐈𝐁𝐋𝐈𝐒Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang