Max

10.3K 723 6
                                    

Lebih dari 15 orang bersama polisi tengah mencari dua bocah laki-laki yang hilang, kata mereka, berdasarkan keterangan seorang gadis seusianya.

Di mana beberapa orang berhamburan mencari termasuk ayah Shany dan juga beberapa kepala keluarga, sementara di dalam rumah ada Shany dan keluarganya

Mereka sibuk berbincang tentang apa yang terjadi dan terkejut karena setelah beberapa saat tidak ada udara dan napas dari anak yang hilang itu.

Wajah semua warga sangat cemas, terutama ibu Louis dan ayah Frans yang tengah mencari mereka, di samping Shany ada April dan ibunya yang menangis karena April dan Louis adalah sepupu.

"Tenanglah Lusi, mereka akan baik-baik saja." Kata ibu Shany.

Tangisannya semakin keras, "Apa yang harus aku katakan pada adikku jika anaknya hilang, kak?" Kata ibu April.

Tak dapat berkata apa-apa, mereka hanya diam menunggu kabar baik dan tanpa mereka ketahui, salah seorang polisi menemukan jasad Frans tergeletak tak berdaya dan masih hidup. Anak laki-laki itu bernapas dan berusaha meraih apa pun di sekitarnya, sungguh malang. Ia bahkan tidak bisa mengangkat tubuhnya.

"Nak, bagaimana ini bisa terjadi padamu?" Tanya salah satu polisi.

Tidak ada jawaban dan hanya berlutut lemah sambil memberi kode untuk membawanya keluar dari sana.

"Oke, tes! Aku menemukan satu anak tolong cari yang satu lagi tidak jauh dari sungai ini pasti ada rencana."

Setelah membawa Frans ke rumah sakit orang tua mereka merasa lega dan bahkan mereka pergi ke rumah sakit untuk menemani putra mereka.

Berikutnya adalah Louis, anak itu benar-benar ditemukan tidak lama setelah Frans dievakuasi oleh polisi anak itu dalam keadaan bahkan sudah terbang beberapa orang merasa kasihan tetapi ayah Louis menangis.

"Ya Tuhan.."

Louis dibawa ke rumah sakit untuk ditindaklanjuti semua orang berharap mereka baik-baik saja.

Situasi di rumah menjadi tegang ketika ia mendapat telepon dari ayah Louis, "Halo?"

"Anak ini ditemukan, ayo kita ke rumah sakit, mobilku sudah siap."

Ibu April menangis merasa lega sekaligus sedih karena kabar buruk dan baik itu membuatnya gelisah.

"Semoga mereka baik-baik saja." Ucap ibu Shany.

"Hm ibu, aku sedih karena tidak bisa menjadi teman yang baik." Ucap Shany sambil memeluk erat pinggang ibunya.

Sang ibu hanya bisa mengusap puncak kepala putrinya, "Aku sangat bersyukur kamu baik-baik saja sayang."

"Cepatlah pulang besok, aku tidak ingin terjadi apa-apa pada cucu-cucuku!" perintah kakek Shany yang disambut anggukan oleh semua orang.

Keesokan harinya Shany dan keluarganya benar-benar kembali ke kota dan mereka mendapat kabar bahwa kedua putranya dalam kondisi kritis, Frans yang kesulitan berbicara dan tubuhnya tidak bisa bergerak, dan Louis yang koma karena luka tusuk di lehernya.

Meski sedih, Shany tetap bersiap untuk pulang, ia berpamitan pada April sekali lagi di tempat biasa.

"Aku punya nomor rumahmu, nanti kutelepon." Wajah April tampak pucat, ia tampak banyak berpikir.

Shany tersenyum manis, "Aku akan merindukanmu April."

"Aku bersyukur mereka masih hidup Shany, aku takut." Keluhnya sambil memeluk Shany.

"Tidak apa-apa, mama dan papamu akan membantumu April."

April mengangguk dan memeluk Shany erat-erat. Tanpa bersuara, tiba-tiba anak bisu itu datang di samping April, anak itu terdiam dan menunduk sembari membetulkan pakaiannya.

"Hai! Hari ini aku pulang, semoga kita bisa bertemu lagi." Shany memeluk lelaki itu sambil tersenyum, ia berkata, "Kau sahabatku, jangan takut jika ada yang menindasmu. Lawan saja!"

Anak itu masih dengan wajah yang sama mengangguk, "bagus! Aku pergi dulu ya.."

Setelah berkata demikian Shany masuk ke dalam mobil dan melambaikan tangan sambil berpamitan kepada kakek dan neneknya, akhirnya mobil itu pun melaju kencang.

Satu hal yang Shany pikirkan, kejadian petak umpet itu dan. Tatapan mata anak itu.

Bagaimana anak bisu itu menatapnya sangat berbeda begitu dekat dan seakan-akan Shany adalah seorang Dewi.

"Siapa anak itu, Sayang? Ayah baru saja melihatmu."

Shany terkejut ia melihat ke arah jalan, "oh? Dia temanku. Dia tidak bisa bicara."

"Mm, apakah kamu membuat gelang baru, Sayang? Cantik sekali." Kata Ayah itu lagi.

"Tidak, Bu--"

Betapa terkejutnya ia ketika melihat lengannya yang memiliki gelang tali dengan kerang kecil sebagai liontinnya, menariknya ada sebuah tulisan di liontin itu Tiga kata yang menarik perhatiannya.

"Max?"

Kendaraan roda empat itu semakin menjauh dan gadis kecil bernama April itu sudah tidak bersamanya lagi.

Wajahnya yang kini sendu namun penuh rencana menoleh ke sekeliling sambil menggesek-gesekkan kakinya di atas rumput, perasaan aneh menjalar ke tengkuknya,

Manik coklatnya melirik gelang ranting yang bunga nya sudah hampir layu ia mengusap wajahnya geli lalu terkekeh,

"Dia milikku!"























HALO Darling💋
Maaf ya bab ini sedikit karena akhir akhir ini sibuk,tapi tetep ada kejutannya hihi
Tunggu bab selanjutnya yaaa Shany balik lagi..

BYEDARL 🤑💋

𝐏𝐑𝐈𝐀 𝐁𝐈𝐒𝐔 𝐉𝐄𝐋𝐄𝐌𝐀𝐀𝐍 𝐈𝐁𝐋𝐈𝐒Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang