After Ending. 39

5.3K 416 15
                                    

Selamat Membaca

Hector dan Yuna kini tengah memejamkan kedua mata mereka, hingga sebuah suara membangunkan Hector dari tidurnya.

Cring!

Goresan antara kedua belati memecah keheningan malam yang dingin, Hector menatap tajam Prince yang mencoba membunuh Yuna.

Bugh! Sebuah pukulan membuat tubuh Prince terpental hingga menabrak dinding kamar, Hector melirik sekilas kearah Yuna yang masih memejamkan matanya.

"Untung saja aku memberikan obat tidur untuknya." batin Hector.

Prince mendengus sebal, remaja itu menepuk pelan baju dan celananya yang terkena debu. Mengeratkan cengkeraman tangannya pada gagang belati, Prince berlari menerjang Hector.

"Kekkhhhh...." lengguh Prince ketika Hector meminting lehernya erat-erat hingga membuat wajah Prince memerah.

Prince dengan sigap menundukkan tubuhnya, sekuat tenaga ia membanting tubuh Hector ke lantai hingga membuat suara gaduh. Untung saja kamar yang tengah Hector tempati kedap suara, "Menyerah saja kakek." remaja itu tersenyum culas sembari memainkan belati kesayangannya.

Hector terbatuk kecil yang tak lama darah keluar dari mulutnya, "Dalam mimpi mu." balas Hector dengan nada sinis.

Prince mengangkat kedua bahunya sejenak, perhatiannya kini terfokus pada Yuna yang masih tertidur.

Dengan segera, Prince mengangkat kedua tangannya yang tengah memegang belati, remaja itu tengah mengincar jantung Yuna untuk ia tusuk. "Mati saja kau!" gumam Prince.

Hector yang tengah meregangkan otot tubuhnya, segera melompat melindungi Yuna hingga membuat belati itu tertancap pada bahu kirinya.

"Ughhh...." desis Hector menahan rasa sakit, dengan sisa tenaganya, Hector menghajar Prince hingga tubuh cucunya itu kembali membentur dinding.

Kali ini cukup membuat Prince kehilangan kesadarannya setelah memuntahkan sedikit darah dari mulutnya, tanpa belas kasih kepada dirinya sendiri, Hector mencabut belati tersebut dan melemparkannya kearah Prince yang membuat pipi remaja itu tergores dan mengeluarkan darah segar.

Menyugar surainya, Hector memilih duduk di pinggir ranjang mengusap wajahnya yang tampak lelah dan pucat.

Pagi hari — Yuna mengerjabkan kedua matanya dengan satu tangannya meraba-raba sisi ranjang sebelah kanan, "Hector?" panggil Yuna dengan nada lirih.

Hector yang tidak tidur semalaman menolehkan kepalanya menatap Yuna, tubuhnya di condongkan mendekat kearah Yuna. "Kenapa hmm?" meski suaranya terdengar serak dan bergetar, Hector tetap berusaha mempertahankan kesadarannya saat ini.

Yuna menyadari ada sesuatu hal yang tak beres dari tubuh Hector, dengan segera Yuna merubah posisinya menjadi duduk di atas ranjang menghadap kearah Hector.

Krang! Bunyi suara rantai.

"Ada apa? Kau terlihat pucat." tangan Yuna terulur ke dahi Hector, hal itu membuat Hector tertawa kecil melihat kelincinya yang agresif dan galak berubah menjadi kelinci penuh perhatian dan imut.

Ngomong-ngomong soal luka, baik luka dalam ataupun luka di bahunya pasti akan membutuhkan waktu sekitar dua hari untuk sembuh seperti luka di lehernya sebab lemparan belati Yuna waktu di mansion Amerika.

"Loh!" mulut Yuna terbuka ketika melihat sosok Prince yang tengah menyenderkan tubuhnya pada dinding kamar dengan kepala yang menunduk. "Kenapa Prince ada di sini?" tanya Yuna yang ditujukan untuk Hector.

Hector melirik sekilas kearah dimana Prince yang masih kehilangan kesadaran berada di belakangnya, lalu tangan kanannya segera menutup kedua manik mata Yuna.

Bibir Hector mengecup bibir Yuna yang membuat tubuh Yuna menegang, "Sudah lama hmm...." bisik Hector.

Netra jernih Hector menatap bibir Yuna, hal itu tentu saja membuat Hector mati-matian menahan nafsunya saat ini, "Kau menggoda ku, kelinci." dengan gemas, Hector kembali mengecup bibir Yuna.

Rona kemerahan hadir di wajah Yuna, padahal salju tengah turun di luar, namun mengapa kamar yang tengah ia tempati sekarang terasa panas?

"Ingin mandi bersama?" tanya Hector dengan nada menggoda, pria tua itu benar-benar bertingkah seolah-olah Prince tidak pernah ada di kamarnya.

Yuna yang mendapatkan pertanyaan vulgar tersebut sontak segera menampar pipi Hector karena terkejut, plak!

Kedua mata Yuna membulat tak percaya, "Mampus!"  batin Gayatrih.

Hector menyeringai, dengan sigap dirinya segera melepaskan rantai di pergelangan kaki Yuna dan menggendong Yuna di bahu kanannya menuju ke arah kamar mandi menghiraukan rasa nyeri dan sakitnya.

Yuna memberontak, namun semua itu sia-sia ketika Hector menampar pantat-nya. Plak! "Terima hukuman mu sayang." bisik Hector.

Tubuh Yuna diturunkan di bawah shower sembari memutar keran membuat tubuh keduanya basah terkena air dengan sengaja, Hector mengukung tubuh Yuna hingga membuat Yuna menahan dada Hector dengan kedua tangannya.

"Cium aku atau aku yang akan mencium kamu?" bisik Hector, tentu saja pilihan yang akan Yuna pilih harus berkaitan dengan dirinya.

Yuna menahan nafasnya ketika wajah Hector perlahan mendekat pada wajahnya yang tengah merah merona, "Oh sialan! Mengapa ada kakek setampan Hector." batin Yuna merutuki serum yang dibuat oleh Alea.

"Yuna."

Hector berbisik di depan bibir Yuna, karena tak kunjung mendapatkan jawaban, dengan terpaksa, Hector lah yang akan membuat Yuna membuka mulutnya.

"Mmmmhhhh...." lengguh Yuna ketika merasakan bibir bagian bawahnya di gigit oleh Hector hingga dengan terpaksa Yuna membuka mulutnya membiarkan Hector mengabsen tiap baris giginya.

Yuna mengkalungkan kedua tangannya di leher Hector, lalu perlahan ia menutup matanya hingga tanpa sadar membuat Hector merasa puas karena berhasil membuat Yuna berada di bawah kendalinya.

"Perlahan," batin Hector sembari menatap kedua manik mata Yuna yang tengah tertutup.

Bertransmigrasi Menjadi Selingkuhan Kakek Kaya (Only On wattpad) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang