Hari itu hari pertama Muthe pindah tempat kerja. Dirinya terlihat tegang sejak pagi. Dirinya lebih banyak diam dan melamun. Bahkan dalam perjalanan dirinya lebih banyak bengong hingga hampir sampai di kantor mereka.
"Eh aku lupa bilang aku pin....," Muthe yang panik karena lupa mengabari Tian jadi terdiam karena mobil telah berhenti di depan loby kantor.
"Aku kan bos kamu, masa gak tau kamu pindah," jawab Tian senyum.
"Tapi mas....," kali ini Muthe panik karena mereka udah keburu di depan loby, bukan seperti biasa yang Muthe turun sebelum tempat kerjanya.
"Udah ayo," kata Tian mengambil tasnya dan turun.
Tian datang sendirian saja sudah menjadi pusat perhatian, di tambah kali ini dirinya datang bersama Muthe. Mereka berjalan menuju front desk, dan disetiap langkah terdengar bisikan-bisikan orang disekitarnya yang membuat Muthe gak nyaman.
"Pagi pak, ada yang bisa saya bantu?" Tanya Lia sang resepsionis.
"Ini anak pindahan nanya ruanh designer," kata Tian.
"Oh yang dari tempat mba Gita ya," kata Lia mencari kan nametag nya Muthe. Muthe sendiri hanya mengangguk pelan, merasakan semua mata tertuju padanya.
"Saya tinggal ya," kata Tian kemudian beranjak dari sana, sekilas dirinya tersenyum karena melihat Muthe yang ngomel tak bersuara.
"Mba Mutiara? Apa Khatrina?" Tanya Lia meletakkan name tag Muthe dan Khatrina di depannya.
"Mutiara mba, makasih," kata Muthe.
"Mba, kok bisa bareng pak Tian mba?" Tanya Lia sedikit berbisik.
"Eh gak sengaja mba!" Kata Muthe panik.
"Oh, kirain ada apa-apa, soalnya bos itu idola banget disini, bu Cindy aja kayaknya ngincer bos tuh," kata Lia si biang gosip. Mendegar itu Muthe mengerutkan dahinya.
"Mba, saya Khatrina, hari ini pindah sini," kata Khatrina muncul di sebelah Muthe.
"Nah pas, nih mba, ayo saya anter," kata Lia menyerahkan name tag Khatrina dan mengantarkam keduanya ketempat mereka.
Muthe dan Khatrin mendapatkan arahan dari koordinator tim mereka. Koor tim mereka mengatakan nanti Cindy juga akan bertemu mereka langsung, namun karena belum datang jadi mereka diminta kerja dulu saja.
Sejam kemudian Cindy baru tampak muncul, walau dengan style yang terlihat anggun namun tidak tampak dipungkiri sepertinya dirinya belum sepenuhnya sadar. Rambut agak berantakan, menggunakan kacamata hitam dan jalan agak sempoyongan.
"Muthe, Khatrin, ikut gue," kata Gracie koor tim mereka.
Mereka berjalan beriringan menuju ruangan Cindy. Muthe tampak tegang. Tiba-tiba dirinya juga teringat gosip yang disampaikan Lia tadi pagi.
"Eh, gue ingetin ya, apapun yang terjadi jangan komen, iyain aja, demi hidup lu yang tenang disini," kata Gracie sebelum mempersilahkan mereka masuk ke ruangan Cindy.
"Hai, sori gue masih pusing, intinya lu berdua kerja aja yang bener, kita ada deadline buat launching, lu anak baru, bukan gue yang rekomin lu, jadi gue masih gak percaya ma lu!" Kata Cindy menunjuk Muthe. Muthe hanya mengangguk sedangkan Kathrina senyum merasa menang.
"Dah sana pergi!" Usir Cindy kembali tidur. Keduanya keluar dari sana.
"Tuh kan lu pake ordal!" Kata Khatrina pada Muthe membuat Muthe kesal. Namun belom sempat menanggapi datang Gracie yang menyuruh keduanya segera kembali ke pos masing-masing.
Sementara di ruangan Tian sedang ada Chika dan Ashel. Mereka sedang meeting untuk beberapa produk baru perusahaan mereka.
"Dek, Muthe mana?" Tanya Chika.
"Ya di tempatnya lah," kata Tian cuek.
"Ih ni anak nyebelin banget, dia istri lu tau!" Kata Chika.
"Hah, istri Tian? Yang mana kak? Kok gue gak tau?" Kata Ashel kaget.
"Aish mulut lu kak!" Protes Tian.
"Haha, dah lah adek gue ma istrinya mang gitu, tar kapan-kapan gue kenalin Shel, gue balik ya," kata Chika pergi.
"Lu utang cerita!" Tunjuk Ashel pada Tian.
Ashel memang seorang top model andalan agency Chika, juga BA perusahaan Tian. Namun di balik itu yang tidak banyak orang tau Ashel masih sepupu dengan mereka. Selaras dengan Muthe, Ashel orang berusaha sendiri dari bawah dan gak suka ada yang menilai dia meraih sesuatu lewat jalur belakang, jadi dia paham gimana Tian dan Muthe setelah Chika bercerita tentang respon adeknya.
"Pak, siang ini meeting ma bu Cindy, tentang progrees produk baru," kata Indah di depan pintu.
"Kak lu ikut ya, gue males ngadepin Cindy sendirian," kata Tian. Indah hanya senyum dan mengangguk.
**************************************
Happy reading
KAMU SEDANG MEMBACA
My Hubby
FanfictionChrisMuth another story Jangan di bawa ke real life ya Hanya hiburan semata Jika ada kesamaan nama itu hanya kebetulan yang diniatkan saja