Pagi itu Muthe kembali dengan semangat baru dan perjuangan baru. Dirinya telah kembali bersemangat berkat belahan jiwanya yang baru. Tian menjadi penyemangat hidupnya sekarang.
"Muth, are you oke?" Tanya Gracie menyapanya. Muthe mengacungkan jempol seraya tersenyum lebar untuk meyakinkan Gracie.
Muthe mulai kembali berkarya dan berinovasi. Tidak jarang dirinya berdiskusi dengan Gracie agar hasilnya memuaskan Cindy. Namun semua sia-sia, semua karya Muthe ditolak, bahkan di hancurkan oleh Cindy.
Sudah 1 minggu semua karya Muthe di tolak oleh Cindy. Padahal karya Khatrina dan Gracie sudah menunjukan improve dan persetujuan dari Cindy.
Pagi itu Muthe terlihat pucat dan tampak lebih lesu dan kurus dari sebelumnya. Sejak subuh dirinya mual-mual.
"Udah gak usah kerja ya sayang," kata Tian menyelimuti kembali Muthe.
"Jangan mas, deadline design kan bentar lagi," kata Muthe setengah memaksa.
"Nanti aku yang ijin ke Cindy," kata Tian mulai gak tenang. Muthe menggeleng.
"Ya udah nurut ya,"kata Tian mengecup pucuk kepala istrinya. Muthe akhirnya menurut dan menarik kembali selimutnya.
"Kak gue titip Muthe ya, kerjaan di kantor gak bisa ditinggal," kata Tian menghampiri Chika yang baru saja melepas Aran berangkat kerja.
"Muthe kenapa sih, muntah-muntah?" Tanya Chika. Tian hanya mengangguk dan pergi meninggalkan rumah.
Sepeninggal Tian, Chika menghampiri iparnya di kamar sambil membawakan sarapan untuk Muthe.
"Sayang, makan ya, kakak suapin aja," kata Chika meletakan makanan di nakas samping Muthe.
"Mual banget kak," kata Muthe memeluk Chika manja.
"Hee, jangan-jangan kamu hamil?" Tanya Chika tiba-tiba membuat Muthe melotot.
"Aaahhhh gak mauuu, masih mau di manjaaa," kata Muthe nangis. Chika mempuk-puk adik kecilnya sambil tersenyum.
"Nanti kedokter ya sama kakak," kata Chika bersemangat, sementara Muthe hanya mengangguk terpaksa.
Disisi lain Cindy dan timnya tengah bersiap untuk presentasi hasil mereka. Semua tim tengah sibuk bersiap. Cindy tampak kesal karena ada bagian designnya yang kurang.
"Muthe mana! Kok bisa-bisanya saat penting gini dia gak ada!" Teriak Cindy marah-marah.
"Muthe ijin sakit mba," saut Gracie.
"Sakit! Gak, gak bisa! Suruh dia kesini sekarang!" Perintah Cindy.
"Tapi mba?" Gracie hendak menolak namun Cindy sudah melotot padanya hingga akhirnya Gracie segera menelpon Muthe.
Tak lama Tian muncul bersama beberapa tim sales dan marketing serta wadir-wadirnya.
Cindy mempresentasikan 10 design yang ada. Dan hampir kesemuanya bukanlah karyanya, namun di akuinya sebagai miliknya. Termasuk salah satu karya terbaik Khatrin yang diakui sebagai karyanya.
"Itu kan!" Khatrin hendak memprotes saat Gracie menahannya.
"Lu tau mba Cindy kan, udah gak usah lu lawan daripada lu yang abis disini, cara kerjanya memang begitu," bisik Gracie memberi peringatan pada Khatrina. Kesal sebenarnya namun Khatrin terpaksa mengalah.
Saat Cindy mempresentasikan design terakhir Khatrina dan Gracie cukup tercengang. Karena mereka kenal dengan jelas design yang di tampilkan milik siapa.
Semua memberi tepuk tangan saat Cindy selesai mempresentasikan. Namun ada wajah kurang puas dari Tian dan manajer marketing.
"Kok menurut gue design terakhir ada yang kurang ya," kata Tian. Cindy dan yang lain terkejut dengan kata-kata Tian.
"Its nice, tapi kayak ada yang salah atau kurang," saut Tian.
"Siap pak, saya coba perbaiki lagi, sori semua harus saya kerjain sendiri, soalnya yang lain gak becus," kata Cindy melirik sinis ke anak buahnya. Khatrin mati-matian menahan emosinya.
"Oke, ini bakal jadi produk utama," kata manajer marketing setelah berdiskusi dengan Tian dan jajarannya. Membuat Cindy senang dan grogi disaat bersamaan.
Setelah mereka bubar Tian kembali ke ruangannya. Dirinya terkejut karena kak Chika ada disana.
"Ngapain kak?" Tanya Tian duduk di singgasananya.
"Muthe maksa masuk kerja," kata Chika.
"Lah!" Tian kaget.
"Gue ada info yang lebih bikin lu kaget," kata Chika menarik adiknya kembali duduk.
Sementara Muthe dengan wajah yang pucat datang ke areanya kembali bekerja. Gracie segera mendatanginya.
"Muth lu pucet banget, udah pulang aja deh, gue gak tega," kata Gracie.
"Gak papa kak," kata Muthe berusaha meneruskan pekerjaannya.
Muthe mengerjakan kembali karyanya dibantu oleh Gracie. Dua bola mata memandang di balik tembok. Memandang sendu Muthe yang lemas namun tetap berjuang.
Tiba-tiba Cindy datang dan langsung menghambur ke arah Muthe hingga Muthe terduduk.
"Lu gak bisa kerja! Gue pastiin lu di pecat hari ini! Karya lu sampah!" Kata Cindy mencak-mencak.
"Maaf kak, saya akan berusaha lebih baik lagi," kata Muthe lemah.
"Plak!" Satu tamparan Cindy melayang kewajah Muthe. Semua terdiam melihat itu. Muthe tertegun terdiam.
"Beresin ini, kalo ini gak beres, gue pastiin lu keluar hari ini juga!" Kata Cindy menyerahkan design yang di akui miliknya tadi.
Muthe terdiam melihat design miliknya yang ditiru oleh Cindy, namun memang kehilangan beberapa detail otentik miliknya.
Cindy kaget saat dirinya berbalik, Tian dan Chika telah berdiri di belakangnya. Semua terdiam melihat Tian dan Chika. Muthe langsung menggeleng saat melihat wajah emosi Tian.
"Bisa lu jelasin ada apa ini?" Tanya Tian dingin.
"Ini si jalang, berani-beraninya kabur di hari penting gini, terus dia sok nge klaim kerjaan gue!" Kata Cindy membela diri.
Tian hanya menaikkan sebelah alisnya, sementara Chika sudah mau menampar Cindy namun di tahan oleh Tian.
"BOHONG!" Tiba-tiba Khatrin tidak bisa menahan emosinya. Semua mata tertuju padanya. Tepat saat itu juga Muthe pingsan dan semua langsung panik.
**************************************
Happy reading
Sori lama soalnya sambil kerja
![](https://img.wattpad.com/cover/379720163-288-k482090.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Hubby
FanfictionChrisMuth another story Jangan di bawa ke real life ya Hanya hiburan semata Jika ada kesamaan nama itu hanya kebetulan yang diniatkan saja