Bab 25

790 76 1
                                    

Sabtu itu menjadi hari paling bahagia milik Delynn. Malam itu dirinya merayakan ulang tahunnya yang ke 15 bersama teman-temannya dan keluarganya. Pesta cukup ramai, para sahabat dan temannya datang.

Sementara Muthe, Chika dan Ashel sibuk memastikan makanan dan acara lancar, Tian, Aran dan Aldo (suami Ashel) asik ngobrol di teras atas.

"Do, bisnis lu yang di Surabaya lancar?" Tanya Aran.

"Aman bang, kalo di daerah abang bisa invest, tar gue coba jajakin ke sana," kata Aldo.

"Bisa tuh daerah gue juga lagi ngembangin buat perumahan," kata Aran. Sementara Tian sibuk dengan hp nya.

"Bro, lu gak pengen joinan bro?" Tanya Aldo pada Tian yang masih sibuk dengan hp nya.

"Woi, sibuk amat lu!" Tegur Aran menepuk pundak Tian, membuatnya sedikit terkaget.

"Eh sori-sori urusan kantor, kenapa Do sori?" Tanya Tian.

"Kantor apa kantor," goda Aran.

"Kantor bang," kata Tian membela diri membuat Aran dan Aldo tertawa.

"Lu gak minat joinan ma bisnis gue?" Tanya Aldo mengulangi.

"Gak dulu lah bro, gue belom paham banget kalo urusan properti," kata Tian menolak halus.

"Eh Yan, besok gue mau ngajak anak-anak ke main, ikut gak lu?" Tanya Aran.

"Gak janji bang, ada kerjaan soalnya," kata Tian.

"Jadi bos sibuk amat," goda Aldo membuat ketiganya tertawa.

Tian sebenarnya sejak tadi sedang sibuk chat dengan Marsha untuk mengatur waktu mereka besok. Marsha sebenernya ngotot minta diajak jalan oleh Tian malam ini namun Tian menjelaskan situasinya sehingga Marsha akhirnya mengalah.

"Mas, bang Aran, Bang Aldo, makan dulu yuk," kata Muthe yang mendatangi mereka.

Mereka pun pergi dari sana untuk makan bersama. Muthe sedikit bercerita pada Tian tentang seorang anak pria yang sejak tadi mendekati anaknya. Namun Muthe meminta Tian untuk jangan berlebihan. Tian akhirnya menahan diri dengan memantau dari jauh.

"Fre, papi mau nanya," kata Tian memanggil Freya.

"Apa pi? Nanya pacar kak Delynn ya," goda Freya tertawa.

"Sip anak pinter, yang mana Fre?" Tanya Tian.

"Freya dapet apa?" Tawar Freya. Tian langsung melirik ponakannya yang senyum-senyum licik.

"Dasar anak Chika! Nanti papi beliin es krim," kata Tian.

"2 ember ya," kata Freya menawar. Tian makin memicingkan matanya pada ponakannya yang tersenyum licik.

"Iya-iya, cepetan yang mana?" Tanya Tian. Freya menunjuk pria yang berdiri tidak jauh dari Delynn, dengan wajah yang cukup tampan namun dirinya tidak semenonjol teman-temannya yang lain. Dirinya tampak berusaha membaur saja sambil malu-malu.

"Oooh, namanya siapa Fre?" Tanya Tian lagi.

"Nih Freya kasih gratis bocorannya, namanya kak Liam, dia temen kak Delynn dari SMP, tapi jadiannya baru aja," kata Freya terus pergi meninggalkan Tian memandang remaja tanggung itu.

Tidak lama terlihat datang beberapa pria yang tampaknya usianya agak diatas Delynn satu atau 2 tahun. Mereka mendatangi Delynn dan menyalaminya.

Tian hanya memperhatikan interaksi antara Delynn dan teman-temannya. Sampai dirinya menyadari Liam seperti di bully dan Delynn nampak tidak nyaman dengan itu.

"Mau kemana?" Cegah Muthe saat Tian hendak mendatangi Delynn.

"Kesana sebelum terjadi sesuatu," kata Tian.

"Tenang aja, itu Iel sama Callie kesana," kata Ashel yang sudah lebih dulu meminta anaknya membereskan masalah. Akhirnya Tian mengurungkan niatnya.

"Del, sapa nih?" Tanya Iel merangkul Delynn yang tampak gak nyaman dengan para pria.

"Hmm, kakak kelas aku bang," kata Delynn tersenyum getir.

Liam yang sejak tadi ditarik-tarik hingga menjauh tiba-tiba di tarik Callie. Callie membawa Liam ke belakang Delynn.

"Oh halo bro, nama siapa?" Tanya Iel tengil.

"Reggie," kata yang salah seorang yang terkesan sebagai leader mereka.

"Gabriel!" Iel menyambut tangan Reggie. Keduanya tidak melepaskan salaman mereka. Mereka adu kekuatan genggaman sampai akhirnya Reggie menyerah.

"Lu yang waktu itu ngerjain adek gue kan?" Tanya Iel masih tengil. Reggie mulai kelabakan.

"Iya bang dia," kata Callie menyahut dari belakang Iel.

Reggie dan gengnya kaget melihat Callie disana. Mereka memang 1 sekolah dan satu angkatan dengan Callie. Callie sudah mendengar kejadian di puncak dari teman-temannya. Namun mereka tidak mengetahui jika Callie ada di acara Delynn.

"Kak Callie!" Delynn berusaha menahan Callie.

"Nih pacar lu ajak kesana dulu Am," kata Callie menarik Delynn agar dibawa Liam pergi.

"Gue tau lu ma geng lu gak diundang, tapi kalo lu mau coba macem-macem ma gue boleh di adu," kata Iel membisikan di kuping Reggie. Akhirnya Reggie dan gengnya memilih pergi dari sana.

**************************************

Happy reading

My HubbyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang