Tian sudah kembali beraktifitas seperti biasa termasuk kembali ke kantornya. Berita ini sampai ke kuping Marsha, dimana selama Tian di rawat ataupun istirahat dirumah dirinya tidak bisa menemui Tian. Dengan penuh semangat Marsha menuju kantor Tian.
Marsha memanfaatkan moment makan siang dimana Indah pasti tidak ada di tempatnya, agar tidak ada yang menghalanginya.
"Tiaaaan!" Sapanya begitu memasuki ruangan. Dirinya berlari kearah Tian.
"STOP!" Kata Tian memberikan gesture tangannya agar Marsha berenti.
"Kamu kok gitu sih, aku kangen tau ma kamu!" Kata Marsha pura-pura merajuk manja.
"Stop Sha, gue udah tau semua, segala tipu muslihat lu, gue dah gak mau lagi berurusan sama lu," kata Tian menjaga jarak dari Marsha.
"Kamu gak usah percaya segala kebohongan dari mantan istri kamu itu!" Kata Marsha mulai emosi.
"Sori, Muthe MASIH dan akan TETAP menjadi istri gue," kata Tian.
"Tian lu jangan bego! Lu pikir gue bakal ngelepasin lu gitu aja setelah semua ini! Gak akan! Gue udah ngorbanin dan ngelakuin segala cara buat dapetin lu lagi, gue gak akan lepasin lu gitu aja!" Kata Marsha mulai emosi.
"Gak usah tolol lu Sha, lu gak akan dapet apa-apa! Lu udah kalah sama Muthe, pergi Marsha, plis jangan ganggu hidup gue lagi!" Kata Tian.
"Gak akan! Gue gak ikhlas, gue bakal sebarin foto-foto skandal kita kalo lu nolak gue!" Kata Marsha.
"Pekara gampang buat gue buat beresin itu, tapi kalo lu mau nantang silahkan, tuduhan penipuan, pemalsuan dokumen dan pencemaran nama baik harus siap lu hadapi," kata Tian tenang.
"Halo Marsha!" Kata Muthe tiba-tiba muncul dari pintu dengan senyum sumringah.
"Lu... lu ngapain disini?!" Kata Marsha marah melihat Muthe.
"Dih, orang ini kantor laki gue, lu tu ngapain disini," kata Muthe berjalan menuju suaminya. Bahkan Muthe duduk di pangkuan suaminya.
"Kalian itu harusnya dah cerai!" Kata Marsha makin kesal.
"Oh ini maksud lu," kata Muthe mengeluarkan surat cerai dari laci meja Tian. Perlahan tapi pasti surat itu di robek oleh Muthe. Membuat Marsha melotot tak percaya.
Saat melihat Marsha yang wajah putihnya berubah bagai kepiting matang, Muthe malah mencumbu Tian didepan Marsha.
"He is my hubby, dont you dare, take him from me!" Kata Muthe tegas, membuat Marsha kesal dan pergi dari sana.
"Makasih ya sayang," kata Tian memeluk Muthe.
Sore itu Delynn sedang asik nangkring di cafe sendirian. Liam memaksanya bertemu sore itu.
"Hai Del, lama ya? Maaf ya," kata Liam duduk di seberang Delynn. Delynn hanya tersenyum.
"Delynn, aku mau minta maaf, aku khilaf, aku salah sudah nyia-nyiain dan ngecewain kamu," kata Liam. Delynn hanya menyerengitkan dahinya.
"Ijinin aku perbaiki semuanya lagi, ijinin aku jadi pacarmu lagi," kata Liam berusaha duduk mendekat pada Delynn. Delynn menahan Liam yang berusaha mendekat padanya.
"Sori Liam, omongan lu dah basi, gue tau kenapa lu balik ke gue, lu di tolak kak Callie kan?" Delynn tersenyum. Sementara Liam tergagap bingung mau membela diri bagaimana.
Jadi ternyata, setelah kejadian Iel mengantar Delynn, Callie protes dan marah pada Iel sampai mengadu pada bundanya. Iel hanya mengatakan, begitu lah rasanya jika yang menjadi miliknya diambil begitu saja oleh orang lain. Callie akhirnya menyadari kesalahannya.
Beberapa hari yang lalu akhirnya Liam menembak Callie dengan segala effortnya, melebihi saat dirinya menembak Delynn. Namun Callie menolaknya, dan pergi begitu saja.
Semenjak itu Liam kembali mendekatkan dirinya pada Delynn, namun Callie sudah meminta maaf pada Delynn dan menyampaikan dirinya tidak ada urusan dengan Liam lagi.
"Sori ya, gue pergi dulu!" Kata Delynn meninggalkan Liam dengan senyum.
Muthe dan Delynn memenangkan pertarungan mereka kali ini.
*************(the end)****************
Thanks for reading
Thanks for vote
Thanks for comment

KAMU SEDANG MEMBACA
My Hubby
Fiksi PenggemarChrisMuth another story Jangan di bawa ke real life ya Hanya hiburan semata Jika ada kesamaan nama itu hanya kebetulan yang diniatkan saja