Bab 24

590 66 3
                                    

Siang itu Tian baru saja selesai makan siang dengan Muthe dan Delynn karena mempersiapkan acara ulang tahun Delynn akhir minggu ini.

"Pak, ada Bu Ashel," kata Indah memunculkan kepalanya dari balik pintu. Tian hanya mengangguk mengijinkan Ashel masuk.

Setelah Indah menutup pintu Ashel langsung berjalan cepat menuju kursi Tian dan mendorongnya di kursinya hingga Tian terkaget.

"Kenapa Shel?" Tanya Tian.

"Gue tau apa yang lu lakuin!" Kata Ashel namun wajahnya sama sekali tidak memancarkan emosi.

"Maksud lu?" Tian bingung.

"Gue tau lu selingkuh!" Kata Ashel pelan. Tian mulai panik dalam hatinya namun berusaha menutupinya.

"Paan sih, jangan asal deh!" Kata Tian.

"Lu dulu nolak gue pas di Amrik dengan alasen jagain hati Muthe, sekarang lu malah jalan ma cewe lain!" Kata Ashel lagi.

"Shel apa sih! Lagian kita ini kan sodara masa gue mau pacaran ma lu!" Kata Tian mendorong Ashel menjauh karena dirinya sudah hampir terjatuh dari kursinya.

"Gak usah bohong, gue liat sendiri! Dah bagus gak gue laporin kak Chika atau Muthe lu!" Kata Ashel kemudian menunjukan foto Tian dan Marsha saat makan siang bareng.

"Shel, gue bisa jelasin, itu gak kayak yang lu pikir," kata Tian kali ini beneran panik.

"Hmm, gak usah di jelasin, itu Marsha kan, gue juga kenal dia, lu pilih sendiri lu maunya gimana," kata Ashel tersenyum smirk.

"Oke-oke, gue ma Marsha gak ada apa-apa cuman mengenang masa lalu aja," kata Tian.

"Ck, Tian, Muthe mau lu kemanain, jangan macem-macem lu, cukup gue yang sakit hati karena lu tolak, jangan Marsha ma Muthe juga lu mainin," kata Ashel.

"Gak gitu Shel, gue gak mau mainin hati siapa-siapa," kata Tian.

"Stop ya Tian, jangan sampe lu masuk terlalu dalam dan nyesel sendiri," kata Ashel kemudian beranjak pergi dari kantornya membuat Tian termenung.

Tepat saat Ashel keluar ruangannya, chat dari Marsha masuk dengan foto imut selfie dirinya dan "wink" nya dengan caption, "ditunggu weekend ini".

Kepala Tian tiba-tiba menjadi mau pecah dan gundah, sadar akan permainan baru yang membuatnya terjerumus.

Kembali hpnya berbunyi, chat Muthe mengirimkan fotonya dan Delynn yang mencoba gaun untuk acara ulang tahunnya weekend ini.

Sementara di tempat Muthe yang baru saja selesai mengirimkan chat pada suaminya. Muthe dan Delynn sedang menyiapkan beberapa list untuk persiapan acara yang akan diadakan dirumahnya 2 hari lagi.

Oia mungkin kalian bingung bagaimana dengan akhir pertikaian ketiganya. Muthe seperti biasanya menjadi yang paling dewasa, dirinya meminta maaf pada Tian atas kesalahannya tidak bercerita dengan alasan dirinya janji pada Delynn dan tidak mau mengecewakan, dan dirinya juga meminta maaf pada Delynn dan mulai membuka diri jika tidak semua yang dia berikan pada Delynn adalah keinginan Delynn dan berjanji lebih komunikatif.

Karena Delynn masih dalam masa hukuman sehingga pestanya di adakan di rumah, Delynn yang sedang tidak bisa bernegosiasi akhirnya menyetujui hal itu.

"Mi, Delynn kuenya yang itu aja, gak terlalu childish," kata Delynn memperlihatkan kue untuk ulang tahunnya.

"Kak Delynn dah tua, masa ulang tahunnya pake di pestain," saut Freya iseng.

"Dih sirik aja Freya!" Celetuk Delynn membuat mama dan mami mereka tertawa.

"Bang Aran gak bisa pulang mba?" Tanya Muthe pada Chika.

"Bisa ternyata, besok dah balik tapi sore, tar gue ma Freya yang jemput," kata Chika senyum.

"Kak pacar kakak dateng gak nanti," kata Freya membuat Delynn melotot. Muthe dan Chika langsung menoleh pada Delynn.

"Apa sih anak kecil ini, pacar-pacar!" Gerutu Delynn panik.

"Emang kak Delynn punya pacar dek?" Tanya Muthe memancing Freya.

"Ada mi, namanya...," belom sempet Freya jawab Delynn langsung membekap Freya dan membawanya pergi dari sana.

Muthe dah panik namun Chika yang disebelahnya hanya tertawa terbahak-bahak.

"Udah dek, biar aja, udah gadis, nanti diingetin aja, gue ma Tian juga dulu pacaran pas SMA kelas 1," kata Chika menenangkan Muthe yang masih panik.

"Tapi kak, gue gak pernah pacaran sebelom ma Tian, gue harus gimana," kata Muthe panik dan malah membuat Chika makin tertawa.

Setelah mereka selesai menyiapkan acara Delynn, Muthe menghampiri Delynn yang sedang duduk di sofa sambil bermain hp.

"Kenapa Mi?" Tanya Delynn karena sang mami berdiri disebelahnya dengan wajah bingung.

"Hmm, mami boleh ngobrol bentar?" Tanya Muthe grogi.

"Apa sih mi?" Tanya Delynn makin bingung.

"Masalah ... anu... hmmm.. pa..pacar," kata Muthe bingung. Delynn langsung merubah mukanya dan hendak kabur, namun Muthe menahannya.

"Sebentar, mami bukan mau menghakimi, duduk dulu ya sayang," muka Muthe kali ini lebih tenang, berusaha agar anaknya bisa percaya. Delynn akhirnya duduk lagi.

"Mami gak pernah pacaran, sama papimu aja nikah terus ditinggal sekolah, jadi mami gak tau menjalani masa muda kayak Delynn gimana, tapi mami cuman mau ngingetin, Delynn sudah di usia dimana Delynn harus bisa bertanggung jawab sebagai seorang wanita, Mami pernah ngecewain Delynn karena gagal ngelarang Delynn dan akhirnya ngebahayain Delynn, mami pengen kali ini Delynn jaga kepercayaan papi, mami selalu yakin dan ada buat Delynn," kata Muthe kemudian memeluk putri tunggalnya itu.

**************************************

Happy reading

My HubbyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang