Bab 13

950 102 4
                                    

Tian segera mengangkat Muthe dan pergi dari sana bersama Chika menyisakan keramaian karena Cindy yang berbohong, Khatrin yang melawan dan Muthe yang pingsan dan di gotong oleh Tian.

"Setan lu ya!" Kata Cindy menunjuk wajah Khatrina.

"Khat, lu ngapain sih," kata Gracie berusaha melindungi Khatrina dari Cindy.

"Gue kecewa ma lu kak, gue kira lu beneran jenius, ternyata gue salah!" Ketus Khatrina menantang Cindy. Membuat Gracie kalang kabut.

"Gue pastiin lu ancur Khat!" Ancam Cindy.

"Khaat, pliss, tar kita semua yang kena," rayu Gracie.

"Gue dah muak ma tingkah lu, gue keluar, dan gue pastiin lu bakal keluar!" Kata Khatrina pergi meninggalkan ruangan, Gracie berusaha menahan Khatrina.

"Aaaaarrrrrgggghh!" Cindy berteriak kesal.

Sementara Muthe saat ini dalam penanganan dokter. Mamanya menemani di dalam sementara Chika sedang habis-habisan memarahi Tian.

"Lu kalo gak bisa ngurus Muthe lu cerai in jangan lu sakitin begini!" Kata Chika ngamuk sejadi-jadinya.

"Gue gak ngapa-ngapin kak!" Kata Tian berusaha membela diri.

"Justru sikap lu yang kelewat cuek masalahnya oon!" Kata Chika makin emosi.

"Udah-udah, Muthe nyari Tian, sana Tian samperin istrinya," kata Mamanya Muthe memisahkan pertikaian keduanya.

"Muth, maafin aku ya," kata Tian menggenggam tangan Muthe.

"Maafin aku mas, aku yang salah, aku yang ngeyel, aku cuman mau banggain kamu, aku cuman mau buktiin aku bisa tanpa urusan orang dalam," kata Muthe berkaca-kaca.

"Ini suaminya?" Tanya dokter yang tiba-tiba muncul.

"Iya dok, gimana kondisi istri saya?" Tanya Tian.

"Mba Mutiara ini kuat, tapi jangan kecapean mba, baru tadi siang saya bilang," kata dokternya. Muthe hanya nyengir.

"Mba Mutiara udah bilang sama suaminya?" Tanya dokternya lagi. Tian jadi bingung sementara Muthe menggeleng sambil senyum-senyum.

"Hah bilang apa dok?" Tanya Tian bingung.

"Mas, disini ada anakmu, udah 3 bulan," kata Muthe menarik tangan Tian ke perutnya. Tian terdiam menganga. Sang dokter dan Muthe hanya tersenyum dengan respon Tian.

"I... ini beneran?" Tanya Tian. Muthe dan sang dokter langsung mengangguk. Tian udah siap bersorak keburu di tahan Muthe.

"Mba Mutiara kondisinya baik, cuman kurang istirahat, vitamin sama obat mual yang saya kasih tadi pagi jangan lupa di minum, kalo udah mendingan boleh pulang kok, saya tinggal ya," kata sang dokter meninggalkan mereka.

"Yang....," kali ini mata Tian berkaca-kaca.

"Makanya, udah gue bilang jangan pernah lu jahat ma Muthe!" Kata Chika yang masuk bersama mamanya.

"Tian, mama titip Muthe sama calon cucu mama ya," kata mamanya Muthe yang disambut cium tangan oleh Tian.

"Kak lu kok gak bilang tadi," kata Tian.

"Sori lupa, soalnya keburu kesel ma anak buah lu yang marahin Muthe!" Kata Chika kesal.

"Itu tar gue beresin!" Kata Tian tegas dan terlihat kesal.

"Mas, udah marah-marahnya, ayo pulang," saut Muthe manja.

Keesokan paginya suasana di lantai designer terlihat tegang, karena sejak pagi Cindy hanya marah-marah. Dirinya kehilangan dua designer andalannya, Khatrina dan Muthe. Sementara dirinya dikejar deadline oleh semua orang.

"Gracie, kalo lu gak bisa beresin kerjaan dua anak buah lu yang rese itu lu gue bikin keluar!" Bentak Cindy emosi.

Tiba-tiba Tian muncul disana membuat suasana makin tegang. Cindy panik melihat kehadiran sang CEO yang langsung kesana. Keberadaan Khatrin di belakangnya membuat Cindy makin kalang kabut.

"Gracie!" Panggil Tian. Gracie segera menghampiri Tian yang berada didepan area milik Muthe.

Cindy hanya bisa melirik berusaha mencari tau pembicaraan antara Tian, Gracie dan Khatrin disana. Tian tiba-tiba melakukan video call dengan Muthe dan Gracie yang wajahnya menjadi berseri-seri.

"Cindy!" Panggil Tian tegas. Cindy dengan wajah panik menghampiri mereka.

"Kenapa pak?" Tanya Cindy berusaha tenang.

"Mana design yang kemaren? Udah beres?" Tanya Tian membuat Cindy panik.

"Tunjukin ke gue disini sekarang," kata Tian.

Cindy dengan panik menyuruh beberapa anak buahnya membawa manequin designnya kehadapan mereka.

"Coba lu benerin design ini sesuai ide lu," kata Tian mendadak. Tentu saja Cindy yang cuman copy paste karya Muthe gak bisa menyelesaikan design itu.

"Khat, Gracie," kata Tian memberi kode. Khatrina dan Gracie dengan segera menyelesaikan design original Muthe sesuai arahan Muthe sebelumnya.

Wajah Cindy mulai pucat pasi. Dirinya sadar sudah ketahuan oleh sang bos. Namun dirinya masih pede mendapatkan keringanan karena itu kesalahan pertamanya.

"Cindy, gue kecewa ma performance lu, gue dah tau design ini bukan punya lu!" Kata Tian menahan emosi.

"Oke fine gue ngakuin gue salah, tapi itu kan juga ada andil gue!" Protes Cindy membela diri.

"Yakin lu?!" Protes Khatrin tiba-tiba. Cindy mulai terbakar emosi.

"Cin, udah stop, jangan sampe lu nyesel,  setengah dari karya kemaren bukan karya lu kan!" Kata Tian lagi.

"Siapa yang kemaren karyanya di ambil sama dia!" Kata Khatrin mulai terkompor. Dirinya juga menjadi yang pertama mengangkat tangan, disusul Gracie dan akhirnya beberapa orang lainnya juga mengangkat tangannya.

Cindy makin kalang kabut. Khatrina makin merasa berhasil mengalahkan Cindy. Tanpa pikir panjang Cindy menerjang Khatrina dan terjadi pergumulan disana antara keduanya.

Tian segera memanggil security untuk membawa Cindy keluar dari sana. Dirinya meminta Khatrin kembali bekerja di tempatnya.

**************************************

Happy reading

My HubbyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang