Jan lupa vote dan komen, yak, kalau suka cerita ini. Biar ada feedback; jangan jadi silent reader kak, capek ngetik dan mikirnya 😔 #savelmaobanget
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Winta melangkah menuju dapur, begitu tiba di sana, pandangannya segera menangkap Karina yang tengah berdiri menghadap kompor, tampak sibuk mengaduk wajan. Tanpa mengeluarkan suara, dia berjalan mendekat, sampai jaraknya dengan Karina hanya beberapa inci. Lalu, dengan perlahan, melingkarkan kedua lengannya di pinggang Karina dari belakang, menarik tubuh istrinya dalam pelukan hangat yang ia sendiri nikmati.
Karina sedikit tersentak, sentuhan tiba-tiba itu mengejutkannya, tapi kemudian ia hanya tersenyum tipis dan meneruskan mengaduk dengan tenang.
Winta menundukkan kepala, mendekatkan wajahnya ke bahu Karina, menghirup aroma harum yang masih terasa segar. "Harum banget," ucapnya pelan, suaranya lembut dan terdengar jelas di telinga Karina. Napasnya yang hangat menyentuh leher Karina, membuatnya tertawa kecil.
"Kan baru mandi," jawab Karina dengan ringan. Senyumnya berkembang saat ia melirik Winta dari ekor matanya.
Winta membalas dengan senyum lebar, lalu tanpa banyak bicara lagi, ia mengecup pelan bagian belakang leher Karina, singkat namun terasa dalam. Hembusan napasnya yang lembut meninggalkan kesan hangat. Setelah itu, Winta melepaskan pelukannya, melangkah mundur dan berjalan menuju meja makan. Ia duduk dengan santai, menyandarkan tubuhnya pada kursi, lalu mengambil ponselnya di dalam saku celana.
Jemarinya bergerak pelan saat membuka kunci ponsel, menggulir layar untuk memeriksa pesan-pesan yang masuk sejak semalam. Beberapa pesan kerja muncul di layar, tapi Winta hanya menatapnya sekilas, lebih memilih untuk melihat pesan dari grupnya dengan Prima dan Yovan.
Begitu masakannya selesai, Karina mematikan kompor dan menyendok hasil masakannya ke dalam piring, menatanya dengan rapi. Ia membawa piring itu ke meja makan dan meletakkannya tepat di hadapan Winta, membuat Winta segera mendongak dari ponselnya. Karina hanya tersenyum sambil mendorong piring itu mendekat, lalu duduk di kursi seberangnya.
Winta menatap makanan di depannya. "Makasih, ya." ujarnya sambil mengambil sendok.
Karina hanya tersenyum lagi, lalu mulai mengambil sedikit makanan untuk dirinya sendiri.
Di tengah-tengah menikmati sarapan, Winta terdiam sesaat, tatapannya jatuh pada Karina yang sedang makan. "Karina," panggilnya, memecah keheningan sejenak.
Karina mengangkat pandangan, "Kenapa?"
"Aku dari dulu pengen nanyain ini," Winta memulai sambil menyandarkan diri ke kursi, memperhatikan Karina dengan lebih serius. "Ayahmu kan pemilik perusahaan alat konstruksi dan ngerintis perusahaan konstruksi juga walaupun nggak ambil proyek-proyek besar... tapi kok kamu malah pilih buka butik?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Between Us | Winrina ✔️
FanfictionWinta Arindra dan Karina Maheswari dijodohkan oleh keluarga mereka yang kaya dan berpengaruh. Bagi Winta, pernikahan ini hanyalah sebuah kewajiban demi menjaga keharmonisan keluarga, karena hatinya telah lama terikat pada Putri Asya Salsabila-----ke...