017

925 105 15
                                    

Update dulu, aku tarik kata-kataku dua hari yang lalu, because seneng banget 'Karina Up' 1stwin hari ini, bangga bangettttt 😭💙 















Update dulu, aku tarik kata-kataku dua hari yang lalu, because seneng banget 'Karina Up' 1stwin hari ini, bangga bangettttt 😭💙 

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Winta terbangun dengan kepala yang berat dan perasaan hampa. Matanya masih terasa lelah, mungkin karena kurang tidur yang melandanya semalam. Dia mencoba mengingat kembali semua yang terjadi, tapi semakin dia berusaha, semakin sesak dadanya—tentang hubungan yang hancur dengan Asya dan situasi rumit yang melibatkan Karina. Winta menatap langit-langit kamar, menarik napas panjang sebelum akhirnya memutuskan untuk bangun.  

Ketika dia membuka pintu kamarnya dan melangkah keluar, rumah terasa begitu sunyi. Tidak ada suara apa pun—tidak ada bunyi wajan yang biasa terdengar saat Karina menyiapkan sarapan, tidak ada bau masakan yang menguar dari dapur. Sunyi, sepi, seperti rumah ini tidak lagi dihuni siapa pun selain dirinya. Winta berdiri sejenak di ambang pintu, meresapi keheningan yang terasa aneh dan menyesakkan.

Dia melangkah menuju dapur, lalu terdiam sejenak di depan kulkas, menarik napas lagi, kali ini lebih berat, seolah-olah dia berharap dengan menarik napas dalam-dalam, rasa sesak itu akan hilang. Tapi tidak, rasa sesak itu tetap ada, bertahan di dalam dadanya. Dia membuka kulkas dan mengambil segelas air dingin. Dengan perlahan, Winta meneguknya, membiarkan sensasi dingin itu mengalir di tenggorokannya.

Setelah menghabiskan setengah gelas air, Winta menaruhnya kembali di atas meja, lalu berjalan menuju kamar mandi. Dia butuh waktu untuk bersiap-siap, untuk setidaknya berusaha menghadapi hari seperti biasa. Dia berusaha meyakinkan dirinya bahwa dia bisa melanjutkan hari tanpa terlalu memikirkan apa yang sudah terjadi semalam.

Setelah selesai mandi, Winta mengenakan pakaiannya dengan cepat. Saat sudah rapi dan siap, Winta mengambil tasnya dan berjalan keluar rumah. Saat tiba di halaman, dia berhenti sejenak, menyadari sesuatu yang hilang.

Mobil Karina tidak ada di tempatnya.

Winta menatap tempat parkir yang hanya ada mobilnya, dan sekali lagi dia menarik napas panjang. Kali ini, rasanya lebih berat. Dia tidak tahu ke mana Karina pergi, tapi dengan melihat mobilnya yang tidak ada, dia tahu Karina mungkin sudah memutuskan untuk pergi lebih awal ke butik—atau mungkin... pergi untuk selamanya?

Winta menepis pikiran itu. Dia tidak ingin memikirkannya sekarang. Ada terlalu banyak hal yang harus dia pikirkan. Dengan satu tarikan napas lagi, dia mengunci pintu rumah, melangkah menuju mobilnya sendiri, dan pergi menuju tempat kontruksi.

Winta menyetir dengan pandangan kosong ke depan, tangannya menggenggam setir namun pikirannya melayang entah ke mana. "Gini ya rasanya life after breakup?" gumam Winta tertawa getir.

Winta selalu memikirkan Asya sejak semalam, bagaimana hubungan mereka sudah benar-benar berakhir karena egonya.

Dan untuk pikiran yang lain, Karina selalu ada di sana, tentang bagaimana Karina mengeluarkan semua unek-uneknya; menjalani perannya dengan sungguh-sungguh, mencoba menjadi bagian dari rutinitasnya. Tapi Winta tidak pernah benar-benar memperhatikan itu. Lalu kenapa sekarang ketika Karina tidak ada, rasanya seperti ada yang menghilang dari hidupnya?

Between Us | Winrina ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang