BAB 35. SIAPA DALANGNYA?

16 7 0
                                    

“Cepat atau lambat semua bakal terungkap pada akhirnya.”
— S.M.A

"Woi bengong mulu, mikirin apa sih?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Woi bengong mulu, mikirin apa sih?"

Dirinya yang tengah melamun itu langsung terkejut karena seseorang yang ia pikirkan tengah berdiri di sampingnya. Siapa lagi kalo bukan, Atlas.

"Atlas? Lo kenapa gak ke-"

Atlas menutup mulut Key rapat-rapat agar tidak ada satu orang pun yang tahu keberadaannya sekarang, gatau kenapa Atlas berbuat seperti itu.

"Udah seminggu lo gak ke sekolah, lo ngapain sihh!" tegurnya, karena memang absen kelas kotor karena Atlas yang jarang datang ke sekolah.

Dari kejauhan matanya bisa melihat abangnya, sudah dekat dari sini. "Mending lo pergi dari sini, abang gue udah datang." Atlas yang mendengarnya langsung pergi tak lupa pamit pada Key, namun saat berbalik Key melihat beberapa bercak darah dari jaket belakang yang dipakai Atlas, namun ia tak berpikiran ke mana.

"Telat yah?" abangnya membuka helmnya terlebih dahulu, membiarkan dirinya meraup nafas sebanyak-banyaknya sebelum melanjutkan berkendara.

Key memutar bola matanya malas, "Siapa suruh lambat, lagian capek tau nunggu abang," keluh Key pada Jevan.

Jevan mengerti namun lebih baik ia tak mengganggu fokusnya dulu pada sesuatu yang Iya tatap sekarang, seseorang yang dari kejauhan menatapnya.

"Ayo pulang sekarang," reflek Jevan menarik lengan Key agar naik ke motornya, perasaannya tidak enak sekarang.

"Bang tunggu dong gue belum pake helmnya!" celoteh Key. "Entar aja pakenya, kita harus pergi dulu dari sini," ucap Jevan langsung tancap gas pergi.

****

Di luar masih terdengar suara riak air yang berjatuhan dari atas langit. Sejak tadi hujan terus mengguyur dan belum pernah berhenti atau mereda, di dalam kamar gadis cantik itu tengah membaca salah satu buku kesukaannya.

Mungkin karena efek hujan dan juga malas main hp kebetulan listrik mati jadi cuma lilin yang bisa menerangi dirinya sambil membaca, namun di luar terdengar suara langkah kaki berjalan pulang balik dari arah satu ke arah lainnya.

Pertama dirinya mengabaikan karena merasa dirinya hanya berhalusinasi namun sudah sejak tadi ia dengar suara langkah kaki itu, Key akhirnya memberanikan diri untuk mengecek ke jendela. Setelah menutup bukunya Key pelan-pelan melangkah agar suara langkahnya tak terdengar namun di bahunya terasa ada tangan yang memegangnya.

Rasa takutnya kian meninggi, ia benar-benar takut sekarang. Tah siapa yang ada dibelakangnya. Segera menoleh kebelakang dan melihat Jevan dengan tatapan sok ganteng nya.

"Bang Jevan ngagetin!" geram Key melihatnya.

"Lagian kamu jalan nya kek pencuri, mengendap gitu. Kenapa sih?" heran banget. Aneh.

"Tadi Key denger suara langkah kaki gitu di luar, makanya Key mau mastiin tadi, eh bang Jevan malah ngagetin." jelas Key, namun suara langkah kaki itu sepertinya sudah tidak ada.

"Dah dah, bang Jevan kembali ke kamarnya aja. Keluar dari kamar Key, sekarang!" dengan sekuat tenaga Key mendorong kuat-kuat badan Jevan agar keluar dari kamarnya.

"Iya-iya, abang bisa jalan sendiri!"

"Hmm... Yelah tuh," langsung nutup pintu tanpa aba-aba. Jevan kembali ke kamarnya.

****

"Pagi sayang... Gimana mimpi indah kan?" tanya Salma sedang menyiapkan sarapan.

"Pagi Ma, mampi Indah dong. Tapi Mama pulangnya jam berapa sih?"

Key ingin tahu aja, soalnya saat mau ke ambil minum ia melihat Salma tengah duduk di sofa sambil menonton TV, ia juga sempat menyapa Salma namun hanya tatapan mata yang ia dapatkan.

"Jam setengah dua belas, sayang emangnya kenapa?"

'Berarti yang gue liat tadi malam bukan Mama dong? Ish apalah."

"Kenapa sayang?" Salma bertanya kembali.

Key hanya tersenyum lalu duduk di kursi untuk sarapan pagi. "Bang Jevan belum keluar?"

"Apa? Tumben nyari gue," Jevan baru saja datang sambil memegang obeng di tangan kanannya lalu menyimpan di perkakas.

"Bang gue tanya, lo liat Mama nonton TV gak tadi malam?"

"Hah? Mama nonton TV, ngaco kamu. Orang TV nya rusak," balas Jevan.

"TV nya rusak? Sejak kapan."

"Seminggu yang lalu, lagian Mama pulang larut malam mana sempet nonton TV, orang mati lampu, masa gak inget sih," ngeluh Jevan, adiknya memang sudah keterlaluan sih.

Key menepuk jidatnya dia ingat persis pas mau ambil minun, waktu itu memang masih mati lampu terus Mama nya juga pulang setengah sebelas, nah yang nonton di sofa tengah tuh siapa?

"Lo loat sesuatu?"

Key lagi-lagi menggelenh. "Gak, gue gak liat apa-apa."

****

Di sekolah seperti biasa, duduk di kelas sampai menunggu jam pelajaran masuk. Namun ada yang berbeda, sejak masuk kelas netra Key tidak melihat dua sahabat nya. Geby dan juga Oliv.

"Hana lo liat Geby sama Oliv nggak?" Key bertanya pada salah satu temannya.

"Lo gatau Key? Geby sama Oliv di rumah sakit, mereka ditemukan hampir tewas, beberapa luka penikaman sih, kata orang di grup," jawab Hana.

"Hah? Astaghfirullah kok bisa."

Shit, dirinya tidak bawa ponsel ke sekolah hingga gatau informasi apa-apa. Dan kemarin juga ga sempat chek hp karena ketiduran.

"Tunggu apa ini ada kaitannya sama langkah kaki tadi malam itu?"

"Tunggu apa ini ada kaitannya sama langkah kaki tadi malam itu?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ahmad fitrah | 04 November 2024.

Jangan lupa baca bab selanjutnya, dijamin makin seru deh. Baca yah!

Apa harapan kalian di cerita ini. Ayo komen dong yakali baca doang.

Sekian, Terima vote.

S.M.ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang