BAB 42. PERTEMUAN ANTARA 2 KELUARGA

10 2 0
                                    

“Sedikit lagi kita akan bersatu dalam sebuah hubungan yang suci.”
— RYDER VALENTINO VINCENT.

“Karena kamu, kamu orang yang telah membuatku menjadi seperti begini, tak bisa berpaling dan hanya teringat dengan namaMu.”
— KEYNARA FLORENCIA.

Sudah dua hari ini juga yang di depan matanya hanya buku, pulpen dan yg juga beberapa lembar soal yang nantinya bakal dipakai untuk ujian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sudah dua hari ini juga yang di depan matanya hanya buku, pulpen dan yg juga beberapa lembar soal yang nantinya bakal dipakai untuk ujian.

Gadis itu masih setia duduk di kursi belajarnya sambil mendengarkan lagu di aplikasi sportif. Keynara begitu senang saat mendengar jika sebentar lagi dirinya bakal lulus dan segera menikah dengan orang tercintanya.

Pak Vincent dan di sampingnya ada Aruna duduk berdampingan. Mereka semua tersenyum karena hari ini adalah hari bahagia dan juga perdana, pertemuan antara dua keluarga besar ini.

Begitupun dengan Salma yang juga di sampingnya ada Jevan yang setia menemani, maksdunya menemani ibunya. Tapi tatapan Jevan tidak lepas selain perempuan di hadapannya, Aruna.

Beberapa saat terjadi perbincangan hangat antara Vincent dan Salma, keduanya terlihat begitu akrab, sudah seperti teman lama. Dan ini juga membuat Jevan ada kesempatan buat mengkode Aruna. Gatau kode apa?

"Ryder nya belum datang?" tanya Salma, melihat keluar, Vincent tahu ia sedang mencari anak bungsu nya.

"Iya bu, anak saya itu sering begitu kelakuan nya. Sering telat kalo ada hal penting," ucapnya lalu tertawa, Salma juga ikut terkekeh mendengarnya.

"Assalamu'alaikum, maaf pah Ryder telat, bensin nya tadi habis," Laki-laki yang ditunggu sejak tadi sudah datang, tak lupa menyalimi tangan calon mertuanya, Salma dan calon kakak iparnya, Jevan.

"Masya allah, calon menantu ibu ganteng banget," puji Salma, begitu hangat menatap Ryder yang sudah duduk di samping ayahnya, Vincent.

"Keynara, ayo keluar sayang," panggil Salma, sudah menyuruh Key keluar dari dalam kamar.

Terdengar suara pintu kamar terbuka, memperlihatkan seorang wanita cantik dengan kebaya putih yang elegant berjalan ke ruang tamu dengan tersenyum kepada siapa saja yang melihatnya. Hari ini hatinya sangat berbunga-bunga.

"Masya allah, cantiknya calon menantu papa," Vincent begitu terbengong karena tak biasa melihat Key yang memakai make up dan hasilnya, secantik itu ternyata.

"Makasih om," Key terlihat malu-malu, lalu duduk di dekat Salma, dalam beberapa detik Vincent mengutarakan alasannya datang dan berterus terang pada Salma.

"Jadi tante, kedatangan saya ke sini ingin melamar anak tante, Keynara Florencia. Saya ingin menjalin hubungan lebih serius dengan hubungan yang halal. Do restui oleh allah SWT." mantap Ryder.

Dari sini Salma sudah tak kuasa menahan air mata agar tidak jatuh, bagaimana mungkin anak gadisnya sudah ada yang melamar. Secepat itukah waktu.

"Kalo itu, bisa kami tanyakan dengan anak tante, apa dia mau dan menerima lamaran kamu, tante hanya bisa mengikuti," ucap Salma, sangat berwibawa.

"Bagaimana sayang, kamu menerima lamaran Ryder?" Salma bertanya pada anak gadisnya.

Dengan tersenyum malu, Key mengangguk. Ia sekarang benar-benar malu tak biasanya ia Segugup ini.

"Alhamdulillah."

Semuanya serentak mengucapkan hamdalah karena Key telah menerima lamaran Ryder. Akhirnya ini yang ditunggu-tunggu.

****

"Ayah pulang dulu bareng kakak kamu, apa kamu masih mau tinggal?" kata Vincent, menepuk punggung Ryder.

"Iya Pa, Ryder masih betah di sini," balasnya.

"Jangan lama-lama, awas kalo jam tujuh nanti nggak pulang ke rumah," peringkat Aruna, menatap adiknya.

"Iya kak Aruna!" tegas Ryder, Salma hanya bisa tersenyum melihat kedua kakak beradik ini.

Setelah kepergian Vincent dan Aruna, Salma juga pamit masuk ke dalam kamar di susul Jevan yang harus kembali ke kampus karena ada kuliah sore di sana. Tinggalah Ryder dan Key di ruang tamu yang tampaknya canggung. Sesekali Key melirik Ryder, begitupun Ryder yang masih terus menatap Key.

"Gatau mau ngomong apa, kok canggung yah."

"Sama."

"Yaudah bahas masa depan aja, gimana kalo udah nikah, mau punya berapa anak?" entah kenapa Ryder berkata seperti itu.

"Hah? Apaan coba. Belum juga nikah udah melebar pembahasannya," Key sedikit meninggikan suaranya, hahaha mungkin syok tuhh.

Ryder gelagapan sendiri melihat Key yang sedikit risih dengan ucapannya tadi. "Gue minta maaf, kalo itu buat lo risih?"

"Eh lu udah belajar belum, minggu depan kan ujian nasional, masa lo belum belajar," kenapa harus sekarang coba Key bilang gitu, waktunya sangat tidak pas, habis lamaran pembahasannya langsung ke ujian nasional.

"Hah? Belajar, gue belum belajar. Besok gue datang yah ke rumah lo. Kita belajar sama-sama."

"Iya, huekk huekk," Key menutup mulutnya lalu berlari ke kamar mandi, tampaknya sedang mual, gara-gara bumil nya mungkin.

"Kasihan Key. Ini juga gara-gara gue telat angkat."

Ahmad Fitrah | 13 November 2024

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ahmad Fitrah | 13 November 2024.

Makasih kalo udah baca sampai titik ini. Jangan lupa kawal cerita S.M.A tamat!

Ada pertanyaan tentang mereka?

Sekian, Terima vote.



S.M.ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang