BAB 41. UJIAN DI DEPAN MATA

29 3 1
                                    

Hai guys tanpa basa-basi langsung baca aja yuk ceritanya😆


Hari senin adalah hari yang sangat dibenci oleh siswa kelas XII IPA 1 Karena di hari itu akan ada pelajaran matematika yang tentunya bakal di ajar oleh guru kesayangan di SMA CAKRAWALA

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari senin adalah hari yang sangat dibenci oleh siswa kelas XII IPA 1 Karena di hari itu akan ada pelajaran matematika yang tentunya bakal di ajar oleh guru kesayangan di SMA CAKRAWALA. pak Dodit tersayang.

Ryder bersama Afkar, dan juga Adivan tengah jalan bertiga sambil membawa Buku-buku paket yang akan ia pakai belajar. "Ckck berat banget nih buku, ambil satu dong Rey," Adivan menggerutu saat dirinya banyak membawa buku sedangkan Afkar dan Ryder hanya beberapa saja.

"Ya elah gitu aja, cemen lu," ejek Ryder.

"Anjeng!" umpatnya.

Ryder dan Afkar berjalan tanpa memperhatikan Adivan yang terus berbicara hingga membuat kuping mereka terasa panas.

"Assalamu'alaikum,"  Pak Dodit masuk dengan tergesa-gesa, gatau tumben banget jadwalnya cepet masuk.

"Selamat siang anak-anak, hari ini bapak akan memberitahukan jika kalian akan mengadakan ujian nasional bulan depan, tentu itu akan berlaku karena menteri pendidikan telah berganti," jelas pak Dodit.

"Terus pak?" bingung Ryder, namun begitulah.

"Kalian harus mempersiapkan diri untuk mengikuti ujian nasional ini."

"Yaudah sih pak, kita mah santay aja."

"Heh bisa gitu yah, gak ada santay. Nilai kalian mau santai juga?" pak Dodit berfikir keras sekarang, anak jaman sekarang emang agak laen.

"Bapak akan bagi beberapa soal yang mungkin akan masuk ke ujian nasional kalian, yaudah ini, tolong ketua kelas bagiin ke setiap siswa dan beberapa file sudah bapak kirim ke grup juga."

"Mungkin itu saja yang bapak sampaikan ke kalian, yaudah bapak ke kelas sebelah dulu, dan ingat jangan ada yang ribut!" Peringatan nya.

"Oke pak!" jawab semua, serempak.

****

Sedangkan di rumah Key, Oliv tengah sibuk di dapur ditemani Geby yang juga ikut membantu memasak, mungkin karena Key jarang memasak.

"Eh kira-kira kita alpa nggak yah?" bingung Geby, sedang menutup kulkas, baru mengambil air minum yang dingin.

"Ya tentu kita alpa orang gak ada penyampaian ke grup," ujar Oliv tengah menggoreng beberapa ikan yang sudah ia racikin.

"Nah udah mateng keknya, gue sajikan dulu deh," kata Oliv, akhirnya bisa nafas lega. Langsung saja Key keluar mengambil botol air minum namun melihat banyak makanan yang sahabat-sahabat nya buat.

"Kalian mau bikin apa? Ribet banget sih," Key tak habis fikir.

****

"Lo tau Elang di mana?" tanya Ryder tengah bersama Adivan dan juga Afkar di tempat tongkrongan nya.

"Gue sempat liat dia kemarin di salah satu lorong tempat preman yang kita hajar dulu, tapi setelah itu gue gak liat lagi," jelas Adivan.

"BANGSAT!" umpat Ryder. Tangannya sudah gatal ingin menghajar Elang, karena dia adalah titik semua masalah ini, yang membuat Atma meninggal dengan tragis akibat depresi yang berlebihan.

"Sepulang sekolah, lo, dan lo... Ikut gue!" tunjuk Adivan lalu Afkar. Dirinya bakal mencari keberadaan Elang, bahkan ia memiliki teman yang banyak.

Bagaimana bisa seorang teman yang sudah kita anggap saudara melakukan hal yang tak terduga seperti Elang?

Bagaimana bisa seorang teman yang sudah kita anggap saudara melakukan hal yang tak terduga seperti Elang?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ahmad fitrah | 07 November 2024.

Satu kata untuk Atma?

Satu kata untuk Elang?

Satu kata untuk Ryder?

Sekian, Terima vote.

S.M.ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang