Happy reading!
.
.
.
.
.
.
.
.
***Mastani berbaring di ayunan gantungnya sambil menatap ke atas pohon, pikirannya berkelana pada fakta bahwa kini ia telah mengandung dua nyawa di dalam perutnya
"Aku tidak menyangka, gadis cantik yang dulu berlari kesana-kemari, kini menjadi calon ibu bagi putra-putranya"gumam Mastani sambil mengelus perutnya
"Meskipun aku harus memikul kalian dalam perut ku selama dua tahun, aku tidak keberatan"
Mastani kemudian menatap perutnya dan mengetuk perutnya dua kali dengan pelan
"Hallo? Apakah kalian mendengar perkataan ibu?"tanya Mastani lalu ia kemudian terkekeh sendiri
"Ah.. seperti kalian belum bisa mendengar perkataan ibu ya.."Walau terkesan gila, tapi Mastani tidak menghiraukannya lagipula siapa yang akan melihatnya? Dia hanya sendirian saja di hutan itu
Hari ini Mastani memutuskan untuk pergi ke desa karena ia membutuhkan beberapa kain untuk dirinya dan juga untuk anak-anaknya nanti
Dia juga membawa beberapa hasil tanamannya untuk di titipkan pada pedagang yang ada
Untuk menempuh perjalanan menuju desa Mastani harus menghabiskan sekitar empat jam, namun Mastani telah menemukan jalan yang lebih cepat dan hanya memakan waktu dua jam saja
Mastani juga harus membeli beberapa bumbu-bumbu dapur dan lain-lainnya
Setelah dua jam perjalanan akhirnya Mastani sampai di desa itu
Desa Matheran, desa yang cukup terpencil dan masih berada di dalam kawasan daerah Arya
Setelah Mastani mencari tau ternyata desa ini di pimpin oleh seorang pria, dia juga yang mendirikan desa ini
Mastani cukup penasaran dengan pria itu, apa alasannya untuk mendirikan desa ini.
Dia kemudian menitipkan dagangnya dan mengambil uang dari hasil dagangnya kemarin
"Terimakasih"
Mastani menutupi wajahnya dengan kerudungnya agar tidak ada yang mengenalinya
Dia mulai berjalan ke pedagang yang menjual bumbu-bumbu, dan juga penjual kain dan membeli yang di butuhkan
Setelah semuanya selesai Mastani pun berjalan kembali ke hutan, namun di perjalanan bahu Mastani tidak sengaja bertabrakan dengan orang yang berada di depannya
BRUKKKK
Barang belanjaan Mastani pun jatuh dan berserakan di tanah, Mastani lantas menunduk dan memilih belanjaan
"Maafkan aku nona"ucap seorang pria yang baru saja menabrak bahu Mastani, dia pun menunduk dan ikut membantu Mastani
Ketika akan mengambil buah yang terakhir tangan mereka tidak sengaja bersentuhan, keduanya pun saling bertatapan
Angin kencang membuat kerudung Mastani terbuka dan wajah cantiknya terekspos
KAMU SEDANG MEMBACA
Mastani Venenum World
Fanfiction*** Disclaimer:OOC,17+ Cerita ini di buat iseng-iseng aja, tidak sepenuhnya mengikuti alur Mahabharata, akan ada banyak hal yang di ubah terutama tentang peperangan Bharatayuddha Tidak bermaksud menghina sejarah dan lain-lainnya, ini hanya untuk kon...