26. Lie

123 24 1
                                    

Ternyata benar......
Sekuat apapun kita mencoba, kita tetap tidak bisa terus membohongi diri sendiri....

Jika terus melakukan itu, kau akan terluka pada akhirnya. Kau akan mengalami penderitaan dan luka tiada henti selagi terus menjadikan "membohongi diri" Sebagai prinsip untuk tetap terlihat ceria dan bahagia tanpa memikirkan masalah yang tengah kau alami.

Jisung dan yang lain tengah berangkat menuju agensi untuk latihan. Mereka berangkat menaiki mobil, tapi karena jumlah mereka, akhirnya mau tidak mau mereka di pisah menjadi 2, 4 orang di mobil pertama, dan 3 sisanya menaiki mobil milik Chenle.

Jisung adalah salah satu yang menaiki mobil Chenle. Di dalam mobil, ada Jeno, Chenle dan Jisung.

Chenle tengah sibuk memainkan gawainya, Jeno sibuk menyetir mobil. Lalu Jisung? Dia tengah fokus melihat pemandangan melalui kaca mobil.

"Chenle~ya! Lihat itu," Jisung menunjuk ke arah sungai yang amat jernih.

"Wah! Jernih sekali," balas Chenle yang ikut melihat melalui jendela.

Jisung pun menunjukkan senyumannya kala melihat Chenle yang tengah sibuk menatap ke arah luar jendela.

"Chenle~ya.... Menurutmu, apa arti “penggemar” bagimu?" Jisung tiba-tiba menanyakan hal yang sedikit di luar topik.

"Bagiku?... Yah, mereka yang selalu menyemangati kita dan membantu bahkan menolong kita, mereka juga selalu memperjuangkan kita agar bisa memiliki tingkat yang lebih tinggi, mereka yang setia mendengar lagu dan selalu menonton konten kita, aku rasa... Tanpa mereka, kita tidak bisa sampai di titik ini," balas Chenle panjang lebar.

"Jisung~ah, kenapa menanyakan hal seperti itu?" bingung Chenle kemudian.

"Ah tidak papa! Apa aku mengecewakan mereka?" gumam Jisung dengan suara yang semakin mengecil.

Jeno dan Chenle terdiam mendengar perkataan itu, walau nyaris tak terdengar tapi mereka benar-benar bisa mendengar itu dengan jelas.

"Ayolah Park Jisung! Mereka bahagia melihatmu kembali!" Chenle mencoba meyakinkan.

"Tapi... Sebagian dari mereka..."

"Sudah! Dengarkan aku, percayalah bahwa semuanya akan membaik, jangan menyerah dulu dan jangan dengarkan mereka jika itu menimbulkan luka dan kekhawatiran di hatimu!" Chenle kemudian merangkul tubuh Jisung yang semakin kurus itu.

Jeno hanya bisa diam, melihat persahabatan kedua adik nya itu. Yah, dia hanya perlu mengawasi, dan tak perlu ikut campur.

Setelah beberapa saat, akhirnya mereka sampai di palataran agensi. Suasana hari itu cukup ramai, banyak orang bolak-balik masuk agensi.

"Ramai sekali..." gumam Jisung sedikit khawatir.

"Ayo!" ceria Chenle menarik tangan Jisung lalu menuntunnya masuk ke agensi.

Yah, setelahnya mereka latihan seperti biasa.

Pukul 02.36 kst.

Mereka baru saja menyelesaikan latihannya, hari ini benar-benar melelahkan!

Jisung langsung berlari ke arah kamarnya, ia kemudian mandi lalu mengganti baju.

Tok tok tok!

Seseorang mengetuk pintu, dia adalah Chenle.

Jisung tanpa ragu membuka pintu lalu bertanya, "woah! Chenle~ya, kenapa datang kemari?"

"Hanya ingin bermain ke kamar baru mu itu!"

Chenle lantas memasuki kamar lalu merebahkan tubuhnya di atas bangsal empuk milik Jisung.

OUR JISUNG Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang