Bab 31

327 72 21
                                    

Niki memasuki ruang rawat Canny dengan hati-hati, membawa makanan yang ingin ia berikan pada Ruka. Ketika pintu terbuka, Ruka menoleh dan melihat Niki masuk.

"Aku membawakan makanan untukmu," kata Niki, sambil mengangkat kotak makanan yang dibawanya.

Ruka tersenyum sedikit canggung, menerima makanan itu. "Terima kasih," jawabnya dengan nada yang agak kaku, karena mereka belum saling mengenal.

Setelah menyerahkan makanan, Niki berniat untuk meninggalkan ruangan, agar Ruka bisa lebih nyaman di ruangan. Namun sebelum Niki sempat melangkah lebih jauh, Ruka memanggilnya, "Tunggu."

Niki berhenti dan menoleh, "Ada apa?"

Bisakah aku minta tolong padamu untuk menjaga adikku sebentar? tanya Ruka, sedikit ragu.

"Memangnya, kau mau kemana?" Niki bertanya balik, penasaran.

Ruka menarik napas, tampak sedikit cemas, "Aku ingin menemui saudaraku yang baru saja tiba di rumah sakit."

"Oh, begitu... Tidak apa-apa, kau pergi saja, aku akan menjaga adikmu," jawab Niki dengan yakin, meskipun sedikit canggung karena situasi yang tak biasa ini.

Ruka tersenyum, lega dengan jawaban Niki. "Terima kasih," kata Ruka, setelah itu Ruka bergegas pergi keluar untuk menemui saudaranya.

Setelah Ruka pergi, Niki mendekat pada brankar tempat Canny terbaring, duduk di sebelahnya. Ia terdiam sejenak, memperhatikan wajah damai Canny yang masih belum sadar. Setiap inci wajah Canny menarik perhatian Niki, membuatnya tertegum. Tanpa sadar, senyum tipis muncul di wajah Niki, sementara pikirannya di penuhi dengan gadis yang sedang terbaring lemah di depannya ini.

Niki merasa ada sesuatu yang aneh di hatinya. Sejak kejadian kebakaran itu, Canny selalu muncul dalam pikirannya, bahkan sekarang, di saat yang sepi ini. Niki tak bisa mengelak--apa dia sudah jatuh cinta pada gadis yang ada di depannya ini?

Niki memusatkan perhatian pada wajah Canny, melihat ada sedikit gerakan. Jantungnya berdegup kencang, apakah Canny sudah sadar? Dengan hati-hati, Niki mendekatkan wajahnya ke wajah Canny untuk memastikan.

 Jantungnya berdegup kencang, apakah Canny sudah sadar? Dengan hati-hati, Niki mendekatkan wajahnya ke wajah Canny untuk memastikan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Saat Niki fokus, tidak menyadari betapa dekatnya wajah mereka berdua, pintu ruangan terbuka. Ruka yang baru saja kembali, langsung terkejut melihat posisi mereka. "YAAAAAAA!!! Apa yang kau lakukan pada adikku?" teriak Ruka, suaranya keras dan penuh amarah.

Ruka tak menunggu jawaban, langsung menjambak rambut Niki dengan cepat, membuat Niki terkejut dan berteriak kesakitan. "Aduh, sakitttt sekali! Tolong lepaskan rambutku, kau salah paham! seru Niki, mencoba melepaskan diri dari jambakan Ruka.

"Salah paham apanya? Jelas-jelas kau ingin mencium adikku! Dasar pria mesum! teriak Ruka, wajahnya merah penuh amarah. Jambakan Ruka semakin kuat, membuat Niki semakin merasa kesakitan. "Tolong lepaskan aku! Ini sakit sekali!" Niki memohon.

Dalam Bayang IbuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang