Rumah sakit...
Setibanya di rumah sakit, Ella langsung mencari ruangan tempat ayah Canny di rawat. Setelah menemukan kamar yang di maksud, ia membuka pintu pelan dan melihat Canny yang duduk dengan kepala tertunduk di samping ranjang ayahnya.
Ella menghampiri perlahan dan duduk di sampingnya tanpa banyak berkata.
"Hey... Kenapa nggak ngabarin aku sama yang lain, sih?" Ucap Ella
Canny mengangkat kepala, agak terkejut, "Ella? Kamu kok bisa tahu aku di sini?"
Ella tersenyum kecil, "Aku ke minimarket nyari kamu, tapi nggak ketemu. Terus karyawan di sana yang bilang kalo kamu di rumah sakit."
"Oh... Maaf, aku lupa ngabarin kalian. HP-ku mati dari semalam." Ucap Canny dengan senyum lemah
"Nggak apa-apa. Yang penting sekarang aku udah di sini buat kamu. Udah makan, belum?" Tanya Ella sambil menatap Canny dengan penuh perhatian
Canny menggeleng pelan, "Aku nggak nafsu makan Ella"
Ella menghela napas sambil mengeluarkan bekal dari tasnya, "Makan Canny, Nih, aku bawain bekal, Jangan sampai kamu ikut sakit, Canny. Gimana ayah kamu sekarang?"
Canny menatap ke arah ayahnya yang terbaring lemah, "Semakin parah, Ella. Aku... aku takut banget."
Ella mengulurkan tangannya dan menggenggam tangan Canny dengan hangat, mencoba memberi rasa tenang.
"Kamu nggak sendirian di sini. Aku udah kabarin yang lain juga, jadi nanti mereka bakal datang. Kita semua ada buat kamu, oke?"
Canny tersenyum kecil, merasa sedikit lega. "Makasih... kamu benar-benar bikin aku merasa nggak sendirian."
"Kapan pun kamu butuh, aku pasti ada. Jangan ragu buat bilang ke aku." Ucap Ella dengan tersenyum lembut.
Setelah berusaha menghibur dan menenangkan Canny, Ella masih memandangnya, Ia merasa bahwa sahabatnya ini berusaha terlalu keras untuk terlihat tegar. Sebelum ia bisa menanyakan lebih jauh, ponselnya bergetar. Ia melihat pesan dari Eunchae, Yunjin, dan Sakuya yang bertanya tentang ruangan perawatan ayah Canny.
Ella memandang Canny dengan senyum tipis. "Tunggu sebentar, ya. Aku jemput teman-teman di bawah, mereka agak kesulitan cari ruangannya.
Canny mengangguk pelan, memberikan senyuman lemah pada Ella.
Ella kemudian berdiri dan berjalan keluar, menyusuri koridor rumah sakit menuju lift. Di dalam hatinya, ia merasa kagum sekaligus prihatin melihat Canny yang begitu kuat. Saat lift tiba di lantai bawah, ia melihat Eunchae, Yunjin, dan Sakuya menunggu dengan wajah cemas. Begitu melihat Ella, mereka langsung menghampirinya.
Dengan wajah khawatir, Eunchae bertanya pada Ella. "Di mana Canny? Dia baik-baik aja, kan?"
Ella mengangguk, lalu memberi isyarat agar mereka mengikutinya. "Dia ada di atas. Tapi, kalian tahu kan, Canny... dia nggak minta bantuan meski keadaannya sulit."
Ketiga temannya mengangguk, mengerti maksud Ella. Meski mereka tahu Canny adalah orang yang kuat, mereka ingin hadir di sisinya, sekedar untuk memberinya kekuatan dan dukungan yang mungkin tak bisa ia minta. Dengan langkah cepat namun penuh perhatian, mereka mengikuti Ella menuju ruang perawatan ayah Canny, siap untuk berada di sisinya, walaupun mereka tahu mungkin hanya bisa memberikan kehadiran yang tenang.
.
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dalam Bayang Ibu
DiversosCanny, seorang gadis kecil berusia lima tahun, harus menghadapi kenyataan pahit setelah di tinggal pergi oleh ibunya dan keenam kakak perempuannya. Hidupnya berputar di sekitar perawatan perawatan ayah yang sakit dan berjuang dengan keterbatasan eko...