Chapter 37: Once again

34.7K 1.1K 434
                                    


☆☆☆

[Tadi malam]

Aku berguling ke sana kemari di tempat tidur selama hampir setengah jam karena tidak bisa tidur. Aku menghabiskan banyak waktu berendam di air hangat dengan harapan itu bisa membuatku sedikit rileks. Phi Cream, yang sedang berada di kamar mandi, mencoba berbicara denganku seperti biasanya. Dia bilang dia mendengar sesuatu di dekat pintu ketika aku kembali, tapi dia tidak bisa keluar untuk melihat apa itu.

Untungnya, aku tidak melihatnya. Semakin banyak mereka bertanya, semakin aku memikirkan kejadian itu. Aku tidak bisa menahan diri untuk mengatupkan bibir setiap kali memikirkannya.

Aku tidak bercanda ketika mengatakan itu buruk. Aku pikir, mulai sekarang, ini pasti akan menjadi lebih buruk. Jantungku sudah sering berdetak kencang sebelumnya, tapi kali ini lebih parah.

Karena aku adalah seseorang yang cenderung cuek terhadap segalanya, wajah dan kepribadianku juga menjadi seperti ini. Ada yang pernah bilang bahwa jarang sekali melihatku tersenyum, tapi kurasa lebih jarang lagi melihatku memerah hingga kehilangan ketenangan. Dan itu terjadi karena hal ini terjadi berulang kali.

Dia tampaknya suka melihatku seperti ini. Ekspresinya yang bahagia setiap kali melihatku membuatku semakin merah. Meski aku mencoba menyembunyikan ekspresiku, aku tidak bisa menghentikan pipi dan telingaku dari memerah.

Aku berniat menghukumnya karena menciumku dengan tidak berbicara dengannya untuk sementara waktu sampai aku merasa puas. Alasan pertama adalah untuk menghukumnya. Alasan lainnya adalah karena aku masih belum bisa menatap wajahnya atau berbicara dengannya.

Aku tidak tahu aku sebegitu malunya. Tidak, ini hanya karena dia. Apakah ini yang disebut malu? Bisa dibilang, akhir-akhir ini, aku tidak bisa menahan diri untuk tidak seperti itu.

Jika teman-temanku tahu, mereka pasti akan banyak mengejekku, terutama North, yang selalu siap mengejekku setiap saat.

Setelah selesai mandi, aku melihat tas belanjaan dari barang-barang yang kami beli hari ini. Aku membukanya dan menyimpan semuanya. Ada pakaian, sepatu, dan topi. Saat melihat barang-barang itu, aku tidak bisa menahan diri untuk tersenyum. Orang macam apa dia ini? Begitu egois hingga bahkan membelikanku barang-barang.

Setelah semuanya rapi, aku berbaring di tempat tidur, kelelahan. Saat itu, kupikir aku akan langsung tertidur, tapi ternyata tidak. Aku meringkuk di bawah selimut meski udara di kamar tidak begitu dingin.

Rasanya tempat tidur ini terlalu luas...

Inilah yang menakutkan. Dalam beberapa hari memeluknya, aku menjadi kecanduan sentuhannya.

Aku menutup mata dan mencoba untuk tidak memikirkannya. Hampir setengah jam sebelum akhirnya aku memutuskan untuk bangun dan membuka ponsel untuk membunuh waktu.

Aku melihat Phi, yang baru saja aku tinggalkan beberapa jam lalu, mengirimiku banyak pesan. Aku tidak bisa menahan diri untuk tersenyum lagi. Aku melihat semua pesan di notifikasi, tapi aku tidak membukanya.

☀️: Sudah mandi belum?

☀️: Sedang apa? kerja?

☀️: Kenapa tidak membaca? Kehilangan sinyal internet?

☀️: Aku bercanda.

☀️: Aku sudah selesai bermain tapi kau masih belum membaca ini.

☀️: Kau sedang kerja atau tidur?

☀️: Jam berapa kelasmu besok? Aku ada jadwal jaga besok, jadi aku tidak bisa mengantarmu.

☀️: Tidak apa-apa, luangkan waktu untuk membalas.

[END] WEST : THE SUN FROM ANOTHER STARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang