extra part|| baby blues?

293 34 3
                                    

Malam hari ini renjun terasa sangat lelah dan capek dia terbangun akan tangisan anaknya itu,dia bangkit lalu melirik ke samping ranjang itu dan tangannya meraba sprei itu terasa dingin. Suaminya itu pergi lagi ke kantor berarti sudah sejak lama.
Renjun kesal dan sedih sampai kapan suaminya itu ada waktu luang untuknya dan juga kedua anaknya.

Hiks

Tangisan jiel membuat renjun tersadar dengan lamunannya,ia langsung menghampiri bayi mungil itu.

"Unda nen hikss"

Balita itu tidak ingin meminum di botol susu jadi dia harus meminum asi harus dari sumbernya akan tetapi renjun berusaha menyapih anaknya karna usia nya sudah cukup untuk berhenti meminum asi.

"Adek katanya mau berhenti nen"

"Adek mau unda " balita itu sudah menangis sesenggukan dan muka sudah memerah.

"adek mau nen..boyeh ya unda"

Usia jiel sudah hampir 2 tahun,gigi nya sudah mulai banyak apalagi jiel kalo minum asi tidak bisa diam kadang dia nyedot sambil di gigit membuat putingnya terasa perih.

Renjun tidak tega melihat anaknya itu menangis yang membuat nya menyayat hatinya.

Renjun mau tak mau harus menyusuinya walaupun terasa sakit,ia mengangkat tubuh anaknya itu lalu berjalan menuju sofa yang ada di dalam kamarnya.

Lelaki cantik itu membuka satu kancing nya lalu membuat anaknya itu langsung melahap Putinv renjun dengan rakus.

Pejaman mata nya untuk menahan rasa sakit di area putingnya,namun tidak apa jika untuk menenangkan buah hatinya itu dengan cara seperti ini.

"Adek pelan-pelan ya,nen unda sakit" ringis renjun kala anaknya itu tak sengaja mengigit dan menarik putingnya dengan kencang .

"Adek bunda bilang pelan..ya pelan!! Emang nya gak sakit di gigit hah?! Kamu ngerti gak sih"

Tanpa sadar renjun menaikkan
suaranya membuat anaknya kaget dan langsung melepaskan putingnya lalu kembali menangis.

"Huaa..Yayah takutt unda"
Tangisannya kini semakin kencang karna bentakan renjun.

Renjun tersadar apa yang dia lakukan tadi yang tanpa sengaja membentak anaknya itu dengan segera memeluk kuat anaknya dan mengucapkan maaf  berulang kali kepada anaknya.

"Adek maafin bunda.. bunda gak sengaja bentak adek."

Usaha renjun tidak membuat jiel luluh malah anaknya itu memberontak mencoba untuk melepaskan diri dari rengkuhan ibunya karna takut melihat ibunya.

"Adek jangan takut,sini nak...
maafin bunda ya "

Renjun berusaha mendekatkan diri namun  ada sebuah benda mainan yang tergelatak di lantai membuatnya jatuh di lantai,kakinya terkilir membuatnya tidak bisa bangkit.

"Unda"

Jiel yang melihat ibunya jatuh tergelatak itupun berteriak.

"Adek sini nak,maafin bunda ya.. adek jangan takut sama bunda."

Renjun tidak ingin kejadian dahulu yang naren rasain harus jiel rasain juga,ia gak bisa melihat tatapan ketakutan anaknya itu terhdapanya.

Sekuat tenaga dia bangkit  lalu tanpa mengenal rasa sakit di kaki nya akibat jatuh tadi dia berjalan menghampiri anaknya.

"Adek mau nen?"
Anak itu hanya diam tanpa menatap kearah renjun,jiel masih takut untuk melihat ibunya.

"Adek maaf tadi bunda gak sengaja, kalo adek mau nen lagi bunda gak ngelarang kok... Ayo sini nak "

Jiel tetap diam menunduk sambil meremas baju nya.

"Nen bunda lagi sakit adek tapi gapapa kalo adek masih mau nen juga, bunda tau kamu masih membutuhkan asi. Maafin bunda ya sudah egois,seharusnya bunda ngertiin adek juga pasti nanti juga adek lepas sendiri. Bunda seharusnya lebih sabar . Maafin bunda ya adek"

Sebenarnya jiel belum sepenuhnya ngerti perkataan ibunya dengan sepenuhnya namun jiel melihat ibunya berkata lembut dan tulus itu membuat jiel kembali luluh lalu menghampiri ibunya itu yang sudah rentangkan tangannya.

Renjun kembali mengorbankan diri dengan cara bangkit sambil menggendong putranya itu walaupun langkah kakinya masih tertatih namun renjun tidak memperdulikan itu.

Tubuh nya dia baringkan dan tak lupa anaknya ikut ia baringkan.

"Adek mau nen?"

"Unda gak mayahh,adek Boyehh nen unda kan?"

"Boleh dong sayang"

Akhirnya renjun kembali membuka kancing bajunya dan tanpa ada keraguan lagi jiel pun kembali melahap puting itu dengan pelan seakan dia sudah mengerti dengan ucapan ibunya tadi.

Renjun ada sedikit  lega ketika jiel menyedot puting nya dengan pelan ,tangan halusnya menepuk pelan pungung kecil anaknya yang sedang berusaha memejamkan matanya.

"Maafin bunda jiel" lirih renjun dengan pilu. Air mata renjun luruh dari pelipis matanya.

"Adek seneng ya?gak takut bunda lagi kan ya?nen bunda lebih enak?  bunda harus lebih sabar nunggu sampai adek lepas ya. "Ucap renjun

Tanpa disadari bunyi notifikasi dari jaemin lalu mengecek ponsel miliknya.

"Maafin aku ya sayang, lagi-lagi aku pergi tanpa pamit sama kamu.ada meeting mendadak gak bisa aku tinggalin."

renjun hanya membacanya tanpa membalas pesan itu.

Renjun hanya kecewa saja jika lagi-lagi jaemin selalu meninggalkannya tanpa pamit darinya.

Tak mau dirinya berlarut dengan rasa kekecewaan dia memilih tidur bersama anaknya.

Lanjut gak nih?









Hallo apa kabar!!!
Lama juga ya gak update hehehe
Sebenarnya gampang buat update cuman yang susah tuh mood buat kembali nulis dan semangat nulis tuh yang bikin susah banget,kenapa ya kaya gitu? Gak kayak awal-awal semangat banget wkwk...

Hallo apa kabar!!!Lama juga ya gak update heheheSebenarnya gampang buat update cuman yang susah tuh mood buat kembali nulis dan semangat nulis tuh yang bikin susah banget,kenapa ya kaya gitu? Gak kayak awal-awal semangat banget wkwk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Lacuna (Jaemren) endTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang