📖⟩49. Destiny

9K 339 209
                                        

chapternya aku riset ulang,
maaf jika ada kesalahan kata dan kalimat. Mohon bantu juga jika ada yang kurang dan lebih.

𓆝𓆟𓆞
𓆩•Happy Reading•𓆪
[ Jangan Lupa Vote dan Coment ]

📖📖📖

"Jangan berlarian, jalan pelan-pelan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jangan berlarian, jalan pelan-pelan." Jander memperingati wanita dengan perut besarnya itu yang tidak lain adalah istrinya.

Mendengar itu, Greesa langsung menoleh menatap merengut pada suaminya. Karena baru saja berdiri dan berjalan sebentar berpijak di tanah, Jander sudah langsung memperingatinya.

Bahkan bukan hanya sekarang untuk sekali dua kali, dari kamar tadi kemana Greesa melangkah dan pergi, Jander tidak pernah berhenti untuk selalu menegur. Memperingati Greesa untuk jangan ini dan itu, sampai Greesa merasakan kesal dan tidak mood untuk menikmati suasananya sekarang.

"Greesa!"

Lagi?

"Aku tau, Jander!"

"Kau akan masuk ke dalam kolam itu jika semakin mendekat."

"Duduk saja di sana jangan menggangguku."

"Kau memang suka sekali jika di biarkan berkeliaran."

"Karena aku lelah dan bosan jika terus-terusan tidur dan duduk di kamar, aku juga ingin jalan-jalan keluar menikmati suasana dan menginjakkan kakiku di rumput," pungkas Greesa dengan kesal, sambil menatap tajam pada Jander yang berada tidak jauh darinya.

Jander yang melihat dan mendengar penuturan istrinya itu langsung memicingkan mata, memperhatikan dan mengawasi Greesa dengan tatapan yang tidak kalah tajam.

"Perutmu nanti sakit, Sayang."

"Aku tau."

"Jangan merengek dan menangis jika nantinya sakit perut."

"Kau memang jahat!"

Lalu setelahnya, Greesa melangkah pergi menuju halaman bunga mawar. Melihat itu, Jander langsung menghampiri mengikuti Istrinya dari belakang dengan jarak 2 meter. Karena apa? Karena Greesa yang menyuruh dan meminta, sementara Jander menurutinya.

"Jangan terlalu dekat, nanti terkena durinya," Jander kembali menegur dengan penuh khawatir.

"Lihat, ada satu tangkai bunga mawar yang patah."

"Biarkan saja."

"Aku mau itu, tolong ambilkan," minta Greesa. Jander pun langsung mendekat, melihat pada satu tangkai bunga mawar yang patah lalu mengambilnya.

||MATCHMAKING [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang