21+
Berkisah tentang Yumira, gadis cantik yang berhubungan dengan seorang hantu tampan bernama Boby.
Cerita sedang tahap revisi, jadi ada beberapa nama tokoh dan alur yang memang aku ganti.
Seorang anak kecil berambut pendek, menarik-narik pakaian ayahnya. Matanya nampak gelisah, mendapati sang ibu sudah tak berada lagi di sampingnya. Waktu menunjukkan pukul dua pagi, namun wanita itu pergi entah kemana.
"Ibu lagi di kamar mandi sayang. Mina tidur lagi, ya?"
"Iya, Ayah."
Lelaki itu mencoba menenangkan putrinya, walaupun hatinya begitu gelisah. Ini bukan pertama kali Yumira pergi, namun sudah sekian kalinya. Wanita itu terus mengabaikan anak perempuannya, karena Mina mengingatkan dirinya dengan Boby. Hatinya begitu tersiksa, melihat wajah yang begitu dia rindukan.
Walaupun waktu terus berlalu, hatinya masih belum bisa merelakan lelaki itu. Tubuh yang indah dulu, kini tinggal tulang dan kulit. Yumira tak bisa hidup tanpa lelaki yang begitu dia cintai. Kehadiran Ken tidak membantu apapun, dia hanya bisa menjaga Mina, tanpa mampu menyentuh hati Yumira.
"Sampai kapan kau akan terus memandangi foto lelaki itu, Yumira?"
Ken menghampiri istrinya di kamar kosong itu. Tangannya sedikit gemetar, menahan amarah yang selama ini selalu dia tahan. Waktu sudah berlalu 6 tahun lamanya, namun sikap Yumira semakin membuat Ken muak. Dia seolah tak ada apa-apanya dimata wanita itu. Hanya sebatas teman, bahkan terkadang Yumira mengabaikannya.
"Aku merindukannya, Ken.."
Yumira menangis sembari memeluk foto ditangannya. Sementara Ken, dia dengan tegas merebut barang ditangan Yumira, lalu melemparnya ke lantai.
"Selama ini, aku sudah cukup sabar padamu. Tidak bisakah kau pikirkan Mina? Anak itu juga butuh perhatianmu, Yumira!" Bentak Ken kesal.
"Kau muak padaku?" Tanya wanita itu. Dia memandang Ken dengan ekspresi datarnya, seolah tak perduli jika lelaki itu pergi meninggalkannya.
Ken menelan ludanya kasar, "Iya. Aku muak."
Lelaki itu pergi setelah mengatakan hal yang menyakiti Yumira. Namun matanya sempat menatap ke arah Mina yang tertidur lelap.
"Dia tak mungkin aku tinggalkan disini."
Ken menggendong Mina bersama boneka kesayangannya. Membawa gadis kecil itu pergi dari rumah ini. Tak perduli apa yang akan terjadi, Ken takkan memaksakan dirinya lagi mulai sekarang.
"Ayah? Kenapa kita disini? Ibu mana?"
Gadis kecil itu kembali terbangun. Matanya mentap ke kiri dan ke kanan, mencari wanita yang begitu dia sayangi. Namun Mina hanya bisa melihat ayahnya yang tengah menangis, sembari memeluk foto ibunya.
Mina baru berusia 6 tahun, namun dia cukup mengerti apa yang terjadi pada orang tuanya. Selama ini, sang ibu memang tidak terlalu memperdulikannya. Namun walau bagaimana pun, Mina sangat menyayangi ibunya.
"Ayah.."
"Ayah jangan nangis.."
Gadis kecil itu memeluk ayahnya erat. Namun matanya teralihkan oleh sebuah kupalan asap putih, yang mulai berwujud seperti manusia. Wajahnya yang pucat terus menatap ke arah Mina, dengan ekspresi datarnya.
'Siapa?'
Mina bergumam dalam hatinya, sementara matanya masih terus menatap ke arah makhluk yang hanya terlihat olehnya itu.
Waktu terus berlalu, Ken pun tertidur setelah puas menangis. Sementara Mina membuka matanya kembali, lalu mencari sosok yang sejak tadi terus memperhatikannya. Entah mengapa dia seperti mengenalinya, sosok yang terkadang muncul dalam mimpinya.
"Hah! Setan! Kau pasti setan jahat!"
Gadis kecil itu menunjuk tepat ke jendela tengah rumah. Matanya menatap tajam sosok yang berbalik ke arahnya. Dia tersenyum, lalu berjalan mendekat. Sosok lelaki berpakaian putih itu, berlutut di hadapan Mina.
"Bagaimana kabarmu, putri kecilku?" Tanya lelaki itu.
Mina memiringkan kepalanya, "Hey! Aku bukan anak dari seorang hantu."
"Benarkah? Tapi sekarang kau bisa melihat ayahmu," ucap sosok itu.
"Ohh, jadi kau yang membuat Ibuku menangis setiap malam. Dasar hantu jahat!" Bentak Mina kesal.
"Jadi, Yumira masih memikirkanku?"
Keduanya saling menatap, hingga dalam sekejap Mina dibawa ke sebuah tempat yang jauh dari mana pun. Disana tak ada yang bisa mengganggu mereka, bahkan Yumira sekalipun.
"Kemana kau membawaku setan jahat?!"
"Jangan pikir aku akan memaafkanmu, setelah semua yang kau lakukan pada Ibuku!"
Mina terus mengoceh, walaupun dia kini tahu siapa sosok yang ada di hadapannya itu. Lelaki yang selalu ibunya tangisi setiap malam, hingga sang ayah merasa sangat frustasi. Sementara Boby, dia terus memandang kagum gadis kecil yang amat cerewet itu.
"Mina, kau tidak bokeh berkata seperti itu pada Ayahmu."
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Boby mengusap lembut pipi chubby gadis itu, sembari tersenyum bangga. Dia merasa sangat bahagia, bisa bertemu secara langsung dengan putri yang sejak lama sangat dia tunggu kehadirannya. Namun karena kematian, lelaki itu tak bisa ikut merawatnya hingga sebesar ini.
"Jangan sentuh pipiku!" Bentak Mina kesal.
Boby tertawa kecil, "Wajahmu memang mirip denganku. Tapi sifatmu, benar-benar persis seperti ibumu Mina. Kau memang anaknya, anak kami berdua."
"Tidak. Kau bukan Ayahku! Kau jahat. Kenapa Ayah meninggalkan kami? Apa Ayah tahu? Jika Ayahku yang satunya lagi sangat menderita!" Bentak gadis kecil itu.
"Mau bagaimana lagi? Ayah benar-benar sangat menyesal sayang. Maafkan Ayah ya, Mina.." ucap Boby dengan lembut.
Keduanya saling menatap, hingga akhirnya Mina pun memeluk lelaki di hadapannya itu. Gadis kecil itu bingung harus bersikap seperti apa, setelah semua hal yang dia lalui. Mina terkadang penasaran tentang sang ayah yang selalu ibunya ceritakan, namun dia juga mencintai ayah yang selama ini merawatnya dengan tulus.
"Ayah, tidak bisakah kau kembali pada Ibu?"
☘️Holaaaa! Maaf ya baru update! Semoga kalian gak bosen nungguin authot huhu