26. Kencan dan Bau

59 9 1
                                    

Bismillahirrahmanirrahim

Assalamualaikum! Halo semuanyaaa!!

Apa kabarr?

Btw, Kalau ada yg typo, komen ajaa ya, Pinky, thank u😻✨

Sorry baru sempat update 🙏🏼

Semoga kalian sehat-sehat terus🫶🏻

Jangan lupa sholat 💙

Vote juga yaa biar aku rajin update~👀🥣

Puasa insya Allah akan segera datang, jangan lupa untuk bayar utang puasanya, yaa!😻✨

Happy Reading ~

Kamu enggak usah masak, hari ini kita makan di luar, yuk!” Itulah kalimat yang tadi Amal ucapkan pada istrinya sebelum berangkat ke masjid menunaikan salat.

Sekarang, Amal berjalan dari masjid dengan penuh perasaan deg-degan untuk pulang ke rumah. Entah kenapa, ajakannya tadi terasa seperti sebuah ajakan ... kencan?

“Mau beli bunga enggak, Kak?” Amal menolehkan pandangannya saat suara anak kecil terdengar oleh telinganya. Di sana, terdapat seorang anak laki-laki mendorong sepedanya yang terdapat sebuah keranjang penuh bunga—orang yang baru saja menawarinya bunga.

“Hm? Harga berapa?” respon Amal pada anak kecil di sampingnya itu.

“Mulai dari 15 ribu aja, kok, Kak,” katanya yang membuat Amal menganggukkan kepalanya.

“Boleh, deh. Mawar merahnya, ya,” papar Amal seraya fokus pada beberapa bunga di keranjang anak itu.

Mendengarnya, anak tersebut segera mengambilkan pesanan untuk Amal dengan tersenyum bahagia, hal yang membuat Amal ikut mengukirkan senyumannya.

“Kamu udah lama jualan di sini?” Amal bertanya pada anak itu saat menunggu pesanannya.

“Baru-baru ini, kok, Kak, setelah ayah meninggal, aku bantu-bantu bunda,” jawab anak tersebut yang membuat Amal merasa prihatin sekaligus bangga padanya. “Ini, kak.” Anak tersebut kemudian memberikan bunga pesanan Amal pada sang empu.

“Terima kasih banyak, ya,” kata Amal seraya merogoh kantong baju kokohnya. Mengambil beberapa lembar uang di sana, lalu memberikannya kepada anak tersebut.

“Kebanyakan, Kak,” ucap anak laki-laki itu dengan kening berkerut samar.

“Ambil aja, itu rezeki dari Allah untuk kamu,” jawab Amal sembari mengelus puncak kepala anak laki-laki itu.

Anak tersebut tersenyum manis setelahnya. “Alhamdulillah, terima kasih banyak ya, Kak! Semoga kakak dan keluarga bahagia selalu dan rezekinya semakin lancar,” ujarnya dengan penuh ketulusan.

“Aamiin. Sama-sama.” Setelahnya Amal kembali melanjutkan perjalanan untuk pulang setelah melihat anak itu juga ikut beranjak, sesekali ia melirik ke arah bunga yang dipegangnya, tidak sabar memberikannya pada sang istri. Apalagi setelah ini mereka akan makan malam berdua di luar. Ia lelaki yang sangat romantis, bukan?

"Assalamualaikum!" Amal mengucap salam saat sampai di rumah.

"Waalaikumsalam." Alee menjawab dengan antusias menghampiri suaminya, kemudian menyalami punggung tangan sang suami yang dibalas kecupan singkat oleh Amal di keningnya.

“Bunga buat kamu," tutur Amal lembut seraya memberikan bunga mawar merah pada istrinya.

“Wah, tumben banget! Terima kasih, ya!” ujar Alee dengan binar bahagia. Tangannya dengan gesit mengambil bunga yang diserahkan oleh Amal untuknya, menghidu aroma mawar tersebut.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 2 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Bekal in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang