15. Naksir Sama Saya?

63 11 0
                                    

Bismillahirrahmanirrahim

Assalamualaikum! Halo semuanyaaa!!

Apa kabarr?

Semoga kalian sehat-sehat terus🫶🏻

Jangan lupa sholat 💙

Happy Reading ~

Alee duduk bersandar pada dinding kasur di kamarnya, perempuan itu tampak sibuk menggoreskan tinta pada sebuah buku dengan sampul berwarna biru muda di tangannya.

Bibirnya terlihat membentuk memgukir senyuman sesekali, memberikan pertanda bahwa apa yang telah ditulis oleh perempuan itu sangat menyenangkan.

“Kamu lagi nulis apa?” Amal yang baru datang dari pertemuan dengan sang mertua menghampiri istrinya dan sontak mengajukan pertanyaan.

Mendapati kedatangan sang suami, dengan buru-buru Alee menyembunyikan bukunya itu, lalu memasang ekspresi tersenyum manis pada Amal. “Ini buku harian aku, tapi untuk sekarang aku belum bisa kasih tau kamu isinya, nggak apa-apa, kan?” ucap Alee.

Amal tersenyum sembari mengusap puncak kepala istrinya. “Jadi ceritanya, lagi main rahasia-rahasiaan, hm?” ujarnya menggoda sang istri.

Alee tertawa kecil sembari menggelengkan kepalanya. “Bukan rahasia, kok, tapi masih canggung aja, kalau harus ngasih lihat buku harian kita ke orang lain,” kata perempuan itu.

“Bener sih, tapi beneran, kamu masih canggung sama saya?” papar Amal bertanya.

Alee menganggukkan kepalanya pelan sebagai jawaban sembari tangannya kini sibuk menyimpan bukunya di laci meja.

“Kayak sama siapa aja, padahal kita dari kecil sudah temenan, loh, bahkan sekarang udah nikah,” tutur Amal.

Alee mendekus kecil. “Justru situ yang bikin canggung, boss! Bayangin, kita dari kecil udah saling kenal sebagai tema, eh sekarang kita nikah!” timpal perempuan dengan rambut curly itu.

“Berarti sekarang masih canggung sama saya? Kalau kamu beneran ngerasa canggung sama saya, saya usahain deh, biar kamu nggak ngerasa canggung lagi,” ucap Amal.

Sang istri kembali tertawa kecil karena hal itu. “Kamu itu, belajar di mana bahasanya muter-muter kayak gitu, bos? Mau sok romantis, ya?” ungkap Alee.

Amal ikut tertawa karenanya, lelaki itu juga merasa bahasanya barusan terlalu berbelit-belit. “Kamu nggak tahu aja, kalau saya sebenernya romantis,” katanya disela-sela tawa.

“Pede banget romantis. Kayak pernah pacaran aja!” timpal Alee.

“Menangnya kenapa kalau saya nggak pernah pacaran? Kan kamu yang pertama, terakhir, dan satu-satunya. Tenang aja saya bakalan usahakan romantis kok, seneng kan kamu?” papar Amal.

Alee lagi-lagi di buat tertawa sekaligus baper di saat bersamaan. “Oh iya, kamu tadi ngomongin apa aja sama Ayah?” tanya perempuan itu yang akhirnya mengubah topik pembicaraan mereka yang sudah cukup melantur ke mana-mana.

“Tadi bahasnya lebih fokus ke Haidar yang katanya mau tinggal di daerah sini,” tutur Amal menjelaskan hal yang tadi ia perbincangkan bersama sang ayah mertua dan para pria lainnya.

Ale menganggukkan kepalanya. “Oh, gitu,” responsnya dengan santai.

“Kalau kamu, tadi ngapain aja pas di rumah? Kita belum sempet ngobrol panjang, ya, ternyata hari ini?” kata Amal menatap yang istri, menunggu jawaban dari pertanyaannya barusan.

Bekal in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang