Bismillahirrahmanirrahim
Assalamualaikum! Halo semuanyaaa!!
Apa kabar?👋🏻
Jangan lupa sholat 💙
Happy Reading ~
♡
"Mama mau jodohin kamu sama Alee soalnya!" ujar Mama Amal.
"HAH?!" Mata Amal tampak membulat sempurna, lelaki itu terkejut bukan main mendengar ucapan sang ibu. "Kenapa main jodoh-jodohin, sih, Ma?!" protesnya.
"Kan kakak sudah tua, wajar di jodohin, enggak nikah-nikah, sih!" Sang Adik—Zahra—berkata demikian yang membuat Amal menoleh ke arah adiknya itu dengan tatapan tajam.
"Tua apanya, Dek? Aku baru 28 tahun, loh!" kata Amal, tidak terima dikatakan tua oleh sang adik.
"Sudah, sudah! Mama mau ngomong itu!" Mikail—ayah Amal—ikut menyahut yang membuat dua kakak beradik itu diam.
Mama Amal menghela napasnya. "Jadi bagaimana, nak, kamu mau, kan, menikah dengan Alee?" tanya beliau.
Sontak, Amal menggelengkan kepalanya dengan cepat. "Enggak mau!" balas lelaki itu.
"Kenapa enggak mau?" Bu Naomi mengangkat sebelah alisnya saat bertanya demikian pada sang anak sulungnya.
Amal terdiam. Iya juga, ya? Kenapa aku enggak mau? Batinnya penuh bimbang.
"Mending kamu kenalan ajak dulu sama Alee, Mal, nanti baru tentuin mau lanjut nikah atau enggak," sahut Pak Mikail. Amal lantas menatap ke arah Ayahnya yang berucap demikian.
Amal kemudian berdecap kecil. "Lagian, kenapa, sih, tiba-tiba main jodoh-jodohin? Aku pasti bakalan nikah, kok!" Lelaki itu kembali mengutarakan protesnya.
Terlihat, Mama dan Papanya saling tatap. "Tadi, pak Al-Dafi dan istrinya datang ke rumah, tawarin ke kita supaya jodohkan kamu dengan Alee, kami setuju aja, toh, Alee anaknya baik," papar Pak Mikail.
Kening Amal berkerut mendengar penjelasan sang ayah. "Kenapa pak Al-Dafi tiba-tiba datang dan tawarin perjodohan? Apa alasannya?" timpalnya penuh kritis.
Pak Mikail terlihat menghela napasnya mendengar sang putra yang kembali bertanya. "Kata pak Al-Dafi, Alee suka sama kamu," jawabnya yang sontak membuat Amal terkejut bukan main.
"Serius, Pa?! Alee suka sama aku?!" tanya Amal memastikan, mata lelaki itu tampak berbinar.
"Seneng kan kamu! Kebalas tuh perasaanmu!" Zahra kembali nimbrung yang membuat Amal mendelik tidak suka.
"Siapa yang punya perasaan sama Alee, sih?!" ungkapnya kesal. "Udah, ah! Aku mau ke kamar dulu, Assalamualaikum!" lanjut Amal kemudian beranjak dari sana.
"Bentar dulu, Nak! Kamu terima perjodohan ini atau enggak? Kasih tau dulu!" sahut sang Ibu yang membuat Amal berhenti sejenak.
"Iya, aku terima! Assalamualaikum!" Lelaki itu kembali beranjak setelah mendengar jawaban salam yang sangat bahagia dari kedua orang tuanya.
"Tuh, kan! Kakak memang punya perasaan sama Kak Alee! Makanya terima-terima aja, cieee!" Zahra kembali menggoda sang kakak.
"Terserah, Dek! Terserah!" Amal menggelengkan kepalanya kemudian berjalan menuju kamarnya dengan tersenyum tipis.
*
"Katanya kamu naksir saya, ya?" Amal langsung bertanya demikian saat Alee masuk ke ruangannya, membawa beberapa berkas yang harus ia periksa.
Mendengar ucapannya Amal, Alee membulatkan matanya. "Kata siapa itu?! Enggak ada!" ungkap perempuan itu sembari menggelengkan kepalanya.
Amal menyeringai. "Bohong dosa tau, Alee! Jujur aja, kamu suka sama saya, kan? Sampai-sampai minta orang tua kamu jodohin kamu sama saya," balas lelaki itu.
![](https://img.wattpad.com/cover/371872285-288-k221329.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Bekal in Love
RomansFrom; "Boss," to; "Babe," ** "Itu apa?" -Amal "Bekal," -Alee "Buat saya?" -Amal "Bukan, bekal buat akhirat!" -Alee Begitulah awal mula Amal CLBK pada Alee, dari bekal menjadi cinta! Yang plot twist-nya, ternyata ia dijodohkan dengan gadis pujaan hat...