Bismillahirrahmanirrahim
Assalamualaikum! Halo semuanyaaa!!
Apa kabarr?
Semoga kalian sehat-sehat terus🫶🏻
Jangan lupa sholat 💙
Happy Reading ~
♡
“Ada baiknya kita tambahkan hadiah enggak, sih?” ujar Alee, mengutarakan pendapatnya.
“Tapi beneran itu bakalan bagus? Fansku enggak sebanyak itu loh, kak,” timpal Althaf.
“Apa salahnya kita coba dulu?” balas Alee setelah mendengar ucapan adiknya itu.
“Kamu ada contoh hadiahnya nggak, Boss?” Amal bertanya, pria itu bahkan dengan refleks menggunakan panggilan sayang mereka.
Mendengar pertanyaan itu, Alee mengukir senyumannya—sangat senang karena usulannya ditanggapi oleh sang suami. Dengan antusias, perempuan tersebut memperlihatkan ponselnya kepada dua laki-laki di hadapannya itu.
Di sana terpampang beberapa nama brand yang mencoba trik marketing menggunakan hadiah untuk menarik pembeli. “Mereka kan pakai teknik yang belum jelas hadiahnya apa dan dapatnya siapa. Nah aku punya pendapat, gimana kalau kita nih buatnya tuh yang jelas-jelas aja, misalnya beli sekian, kita fix dapat ini, atau kalau nggak beli varian ini, bakal dapat ini. Gimana?” papar Alee panjang lebar.
“Biar jelas, ya?” tanya Althaf.
“Iya biar jelas hadiahnya,” timpal Ale
“Pertanyaan saya belum terjawab, kamu ada saran hadiahnya apa? Atau bagaimana?” ungkap Amal kembali mengajukan pertanyaan ia sebelumnya yang belum sempat terjawab.
“Gimana kalau fotonya Althaf?” kata perempuan itu dengan antusias menjelaskan pendapatnya.
“Nggak mau!” Dengan cepat, Althaf memberikan penolakan atas ide yang diberikan oleh sang kakak.
“Tapi menurut saya, ide kamu bagus,” ujar Amal, menyetujui ide dari istrinya.
“Iya, kan?! Jadi gimana? Kamu mau ya, dek? Kita bakalan bayar kamu, kok!” Alee memperlihatkan wajah memelasnya untuk membujuk sang adik membuat Althaf akhirnya mau tak mau menganggukkan kepalanya. Kakaknya itu memang paling tahu akan kelemahannya.
Perbincangan bisnis tersebut terus berlanjut cukup lama, memberikan beberapa keputusan jelas tentang kerja sama mereka selanjutnya.
“Oh ya dek, tadi kenapa kamu telat?” Alee bertanya sembari melirik ke arah sang suami yang tampak sedang memperbaiki posisi maskernya.
“Iya, padahal tadi, kan, kamu udah ngomong sampai di depan, tapi ternyata lama banget sampai istriku harus turun nyamperin kamu.” Amal ikut menanggapi keterlambatan adik iparnya.
Althaf sedikit melirik sinis pada kakak iparnya itu, entah kenapa, semenjak Amal mengadukannya dulu pada sang Bunda, lelaki itu kini menjadi musuh bebuyutannya. “Tadi aku enggak sengaja nabrak orang pas lagi otw ke ruangan suami kamu,” jawab Althaf dengan hanya memusatkan fokusnya pada sang kakak, raut wajahnya berbeda sekali saat mereka berbincang terkait bisnis.
“Oh, jadi tadi kamu nabrak Anya, ya?” tanya Alee.
“Iya, aku enggak sengaja karena buru-buru,” jawab Althaf, kini ia mengetahui bahwa gadis yang di tabraknya tadi bernama Anya.
“Tapi kamu udah minta maaf kan, dek?” Bergantian, kali ini Amal yang bertanya.
Althaf hanya berdeham singkat sebagai jawaban atas pertanyaan yang diajukan oleh sang kakak ipar itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Bekal in Love
RomansaFrom; "Boss," to; "Babe," ** "Itu apa?" -Amal "Bekal," -Alee "Buat saya?" -Amal "Bukan, bekal buat akhirat!" -Alee Begitulah awal mula Amal CLBK pada Alee, dari bekal menjadi cinta! Yang plot twist-nya, ternyata ia dijodohkan dengan gadis pujaan hat...