10. Sakit

199 18 1
                                        

Bismillahirrahmanirrahim

Assalamualaikum! Halo semuanyaaa!!

Apa kabarr?

Maaf ya, harusnya up tadi malam, tapi ternyata aku ketiduran 😵‍💫🙏🏻

Semoga kalian sehat-sehat terus🫶🏻

Jangan lupa sholat 💙

Happy Reading ~

Amal terkena penyakit cacar. Ia dan sang istri sudah menebak hal tersebut kala sebuah bentolan-bentolan kecil muncul di beberapa titik tubuhnya. Lalu, dugaannya tersebut terbukti kala mereka dari pemeriksaan di dokter.

“Aku kayaknya nginep di rumah Mama aja,” ujar Amal sembari membenarkan posisi maskernya.

Alee yang mendengar ucapan suaminya itu mendelik tidak suka. “Kenapa? Kamu nggak percaya aku bisa rawat kamu dengan baik dan benar?” tanyanya dengan mata yang menyipit.

Amal sontak mengedipkan matanya mendengar hal tersebut. “Bukan!” Lelaki itu menggelengkan kepalanya. “Maksud saya, supaya ini nggak nular apalagi kan kita seranjang,” terangnya sembari melirik ke arah lengannya yang terdapat beberapa bintik-bintik cacar.

Alee terdiam karena penjelasan Amal tadi, apa yang dikatakan oleh sang suami cukup benar adanya. Cacar mudah menular. Seperti Amal yang entah dari siapa mendapatkan penularan itu.

“Gimana? Saya nginap di rumah Mama aja, ya? Nggak apa-apa, kan?” ungkap Amal sekali lagi.

“Nggak! Aku punya ide lain yang lebih bagus.” Alee kembali menolak keinginan Amal. “Aku punya kasur lipat, nantinya kasur ini buat aku tidur, dan sebagai antisipasi, kita pakai masker setiap hari. Jadi, kamu nggak perlu nginep di rumah Mama,” papar Alee mengungkapkan idenya.

Penjelasan dari sang istri membuat Amal mengerjapkan matanya, hati mungilnya cukup tersentuh mendengar hal itu. “Saya nggak enak sama kamu,” katanya pada Alee, karena setelah ia pikir lebih jauh, lelaki itu cukup tidak enak dengan usulan tersebut.

“Nggak usah lebay, deh, kayak kenal aku baru seminggu aja,” balas Alee sembari melipat kedua tangannya sembari membenarkan posisi maskernya, perempuan itu juga tertawa kecil mendengar ungkapan rasa tidak enakan dari sang suami.

Amal menghela napasnya. Akhirnya, karena terlalu lelah untuk berdebat lagi, juga kondisi tubuhnya yang memang tidak fit membuat lelaki itu akhirnya menyerah dan menyetujui usulan sang istri.

**

“Saya geli liatnya,” ungkap Amal sembari memperlihatkan lengannya pada Alee, di sana terpampang beberapa bintik cacar yang sudah hampir sembuh setelah beberapa hari.

Alee hanya melirik sekilas ke arah lengan sang suami yang tampak beberapa bintik cacar di sana, kemudian perempuan itu kembali fokus mengaduk bubur untuk Amal.

“Kenapa kamu nggak respons?” Amal bertanya kala merasa dirinya diabaikan oleh Alee yang tengah sibuk mengaduk buburnya agar tidak terlalu panas.

“Lalu? Aku harus respons gimana?” balas Alee sembari mengangkat sebelah alisnya, tangannya kemudian menyodorkan semangkuk bubur kepada Amal setelah dirasa sudah tidak sepanas tadi.

Amal menghela nafasnya. “Saya baca, katanya meskipun pakai obat, nanti bakalan tetap membekas. Apalagi yang di punggung saya, mereka kan, beberapa pecah karena tertindih waktu saya tidur,” ujarnya sembari menerima mangkuk bubur dari Alee.

“Ya sudah, enggak apa-apa,” timpal Alee yang kini fokus memperhatikan obat untuk Amal.

“Kamu kok santai banget, sih?” balas Amal yang merasa aneh dengan respons santai dari Alee.

Bekal in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang