(4)

14.5K 528 4
                                    

Malam ini mungkin membuat Posica "deg-degan". Ia akan kencan.Mereka sudah jarang bertemu karena pacarnya sibuk mengurus restaurant bertema Eropa yang terletak jauh dari floristnya sekaligus rumahnya. Dua jam sebelum, Posica sudah sibuk memilih baju, tas, dan sepatu yang nanti akan dikenakannya.

Posica akhirnya memilih satu-satunya dress yang ia punya. Dress selutut bercorak bunga berwarna pink pastel dengan clutch kulit putih dipadu wedges putihnya.
Untuk wajah, ia hanya menggunakan bedak, eyeliner dan lipgloss pink.

Walau tidak menggunakan make up, Posica tetap cantik. Posica merupakan seorang blasteran. Matanya bulat berwarna cokelat muda , dengan lipatan mata yang proporsional. Hidungnya juga mancung ditambah dengan bibir kecilnya yang sexy.

Pukul 19.00 di Hagen Cafe.
Posica datang tepat waktu walau pacarnya sudah menunggu.
Jangan heran, mereka memang tidak datang bersama.
Cafe ini terletak di tengah-tengah kantor sekaligus rumah mereka.
Posica memilih pergi sendiri dengan Jazz birunya. Ia hanya tidak ingin merepotkan pacarnya itu😤.

Dari kejauhan Posica sudah dapat melihat box berbentuk love yang berada di atas meja. Ia mempercepat langkahnya dan menarik kursi Cafe dengan tidak sabaran.

"Hai, Lih."

"Hi Ca. Kamu baik-baik aja kan?
Kayaknya kamu makin cantik setelah 1 bulan kita nggak ketemu."

"hehe.Baik -baik aja dong."

"Oh ya. Aku udah pesenin makanan favorit kamu. Sushi ice cream kan?Atau mau pesan yang lain?" (Caca merupakan panggilan untuk Posica)

"Nggak usah Lih. Udah cukup."

"Gini. Sebenernya aku mau ngomong sesuatu." Nampaknya Galih tidak nyaman.

"ngomong aja." ucap Posica menenangkan.

"Ini mungkin hadiah terakhir aku ke kamu.Aku rasa kita nggak bakal bisa terus lanjut Ca. Sorry.Kita temenan aja ya."

"aku nggak salah denger kan?

"Maafkan aku , tapi.."

"Stop. Aku masih belum bisa mengerti. Aku akan ke toilet sebentar."

*
Posica POV

Aku diputusin lagi. Great .Kenapa nasib percintaan aku kayaknya buruk banget. Padahal aku sudah yakin dengan Galih. Arghhhh. Ga boleh nangis. Ga..

*brakk*
Ehh. Ngapain tu perempuan mukul meja.
*splashh*
Maigat, dia juga menyiram cowok itu. Kasihan banget tu cowok. Sudah rapi-rapi malah disiram. Tentunya insiden ini menarik perhatian pengunjung Cafe yang lain. Mungkin mereka juga penasaran apa yang bakal cowok itu lakuin, begitu juga gue, dan karena ini gue ga jadi nangis. Good things.

Tak disangka, cowok itu hanya berdiri lalu tersenyum ke arah cewek yang barusan mengguyur wajahnya dan menuju arah toilet.
TOILET.
Celaka.
Aku daritadi hanya berdiri di depan toilet melihat mereka.
Aduh, jangan sampe tuh cowok tau deh. Baru memutar badan dan memegang gagang pintu toilet tiba-tiba hal yang ga diinginkan beneran terjadi.
Shit. Cowok itu berbisik kalau dia tidak suka dengan orang yang kepo dan hal ini sering terjadi dengannya.
Ya, disiram air atau apapun.

Cowok itu masuk ke dalam toilet begitu  juga aku.
Shock.
Di toilet sempit ini aku baru sadar dengan masalah sendiri. Ah, bodohnya masih sempet terkecoh dengan insiden tadi. Secepat kilat aku berkaca untuk memastikan kalau wajahku ini masih enak dilihat dan memikirkan beberapa pertanyaan.
"Mengapa dia ingin putus?" itu yang utama.

Sewaktu keluar toilet, keadaan sudah tenang seperti biasa. Aku memberanikan diri dengan langkah sedikit dipercepat manaiki tangga, tetapi aku tidak mendapati sosok Galih di tempat awal kami tadi. Mengapa dia melakukan ini? Aku segera berjalan ke arah meja kami tadi. Mungkin cowok yang duduk sekarang tau di mana Galih.

Entah apa namanya ini. Cowok yang menduduki meja kami adalah cowok yang tadi disiram air. Tentunya aku terkejut saat melihatnya. Lebiih membuatku terkejut lagi, dia ternyata teman baik Galih. Ia bilang Galih sakit, jadi nikmati sendiri es yang tadi dipesan. Belum aku sempat bertanya , dia sudah pergi.
Seperti angin .

Hai Readers!!
Terimakasih sudah membaca!

Like dan comment kalian sangat berarti 🌝

Suddenly Married {SM}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang