(28)

6.4K 240 3
                                    

Flashback On

Hari itu adalah hari ulangtahunku yang ke-14. Harusnya hari itu menyenangkan. Kue, makanan, serta dekor-dekor ulangtahunku semua sudah disiapkan dengan sempurna oleh mommy Ariana dibantu dengan tante. Aku waktu itu mengenakan costume favourite ku, Bajak Laut. Kami sedang menanti-nanti kedantangan ayah. Aku waktu itu ingin memberi kejutan dengan ayah. Jadi, aku bersembunyi di bawah meja makan yang besar sambil tertawa kecil membayangkan wajah ayah yang terkejut. Sebenarnya mommy tidak tahu kalau aku lagi ngumpet juga, sebabnya tadi ia sedang tidak ada di sini. Mungkin nanti mommy juga terkejut? Memikirkannya saja sudah membuatku senang.

Namun, keadaan menjadi berbanding terbalik ketika ayahku pulang. Aku mengintip dari bawah meja, mommy sedang menangis dan tiba-tiba berteriak kepada ayah sambil menunjukkan foto-foto. Aku tidak tahu foto apa itu. Mereka berdua terus- menerus berteriak. Setelah mendengarkan perdebatan mereka, aku tahu bahwa ayah selingkuh dengan sekretarisnya yang juga sahabat mommy. Tiba-tiba mommy bilang ingin pisah dengan ayah di hari ulangtahunku. Aku yang sudah tak tahan lagi dengan perdebatan mereka keluar dari kolong meja dan menarik taplak meja sehingga semua makanan jatuh diikuti dengan suara piring-piring yang pecah.

Tentunya mereka berdua terkejut aku mendengarnya. Mungkin mereka berpikir aku masih berada di kamarku yang kedap suara itu. Aku lari ke dalam kamar. Sejak saat itu, aku bertekad untuk hidup sendirian. Orang lain hanya dapat menyusahkan saja. Bahkan sahabat yang selalu mommy ceritakan itu merebut suaminya. Ayah yang selalu ia cintai juga mengkhianatinya.

Aku waktu itu kabur ke apartmentku yang sekarang.Memang aku dan mommy sering kesini kalau lagi bosan di rumah. Menunggu ayah dari dekat karena apartment ini dekat dengan Grissham Company. Meluangkan waktu semdirian di apartment ini sungguh sangat menyenangkan.Itulah mengapa aku tidak mengizinkan mommy menjual apartment ini.

Flashback Off

***
POSICA POV

Aku melirik sekitarku dan mataku menuju ke jam. Baru pukul 8 pagi. Masih terasa pegal karena capek keliling-keliling seharin bersama Glenn kemarin. Mungkin sekarang ia sudah pergi ke Grissham Company. Pikirku sambil melihat ke luar jendela. Tiba-tiba aku mendapati pesan di handphoneku. Ternyata dari Arsenio. Aku lupa bahwa hari ini aku memiliki janji untuk bertemu dengannya. Ia bilang ingin berbicara sesuatu yang penting. Lagian, kurasa dia juga sudah menerima bahwa aku hanya menganggapnya sebagai sahabat lamaku. Kami janjian sore pukul 15.00. Semoga Glenn tidak tahu. Lebih baik dia tidak tau daripada salah paham.

Karena waktuku masih banyak yang kosong, aku pun memencet tombol On di televisiku. Beritanya berhasil membuat mataku terbelalak. Berita itu ternyata tentang kejadian pesta ulangtahun Grissham Company Sabtu lalu. Bahkan ada videonya. Ada wajahku. Benar-benar bikin malu. Namun, sepertinya reporter berita ini terlalu melebih-lebihkan berita. Males banget nontonnya. Aku pun mengganti channel TV yang lain dan berita ini masih ada. Apakah Glenn Grissham dan Natalie Andrea itu selebritis? pikirku. Kali ini headlines beritanya adalah "Glenn Grissham yang diperebutkan oleh 2 Wanita."

Yaampun. Berita itu berhasil membuatku kehilangan selera untuk menonton. Aku pun mematikan televisiku dan berjalan menuju kamar mandi. Sehabis mandi, aku memasak sayur-sayuran yang ada di pendinginku. Kali ini aku memasak kangkung dengan cumi crispy. Masakanku asin karena aku memang suka asin.

Setelah mandi, makan, cuci piring, dan melakukan aktivitas lainnya. Akhirnya waktu sudah menunjukkan pukul 2 sore. Aku harus bersiap-siap untuk pergi menemui Arsen. Aku hanya menggunakan jeans panjang dengan kemeja kotak-kotak merahku. Aku pun memastikan keadaan kamarku sekali lagi lalu keluar. Kakiku berjalan menuju lift. Akhirnya, aku telah sampai di lantai dasar gedung apartment ini. Keadaannya ramai seperti biasa. Aku pun keluar dari gedung dan berjalan cepat menuju mobil jazz  biru kesayanganku.

Setelah menstarter mesin mobil, aku pergi meninggalkan parkiran menuju floristku. Perasaanku tapi tidak enak. Aku merasa mobil di belakangku mengikutiku. Ah, tapi mungkin cuman perasaanku saja. Aku lalu menambah laju kecepatan agar cepat sampai di florist dan menemui Arsen. Sejujurnya, aku juga penasaran apa yang ingin dia sampaikan.

"Hai Arsen." ujarku setelah berhasil mendorong pintu Florist.

"Posica!!" ujarnya demgan seringai senyum.

"Apa yang ingin kamu bicarakan Arsen?" tanyaku to the point.

"Wah, sabar dulu dong Mrs.Lugue. Lebih baik kita bicara di danau dekat sini aja yah." ujarnya sambil menunjuk danau yang berada tak jauh dari tokoku.

"Baiklah. Aku akan menunggumu beres-beres." balasku sambil duduk di kursi tunggu.

Tiba-tiba aku melihat lagi mobil yang tadi mengikutiku. Mobil itu juga stop di depan Floristku.

"Arsen, kurasa mobil itu mengikutiku." ujarku kepada Arsen.

"Masa? Aku lihat ya." balas Arsen lalu beranjak keluar.

Arsen menyuruhku hanya diam ditempat. Ia tidak ingin aku kenapa-kenapa. Setelah menunggu 5 menitan, Arsen kembali dan tersenyum.

"Itu hanya seorang wanita yang sedang menunggu anaknya dari taman bermain di sebelah." ujar Arsen.

Aku menjadi sedikit lega. Arsen kemudian berjalan di depanku dan aku hanya mengekornya sampai ke Danau ini. Ia menatapku lekat-lekat saat ini. Aku rasa ada kesedihan di matanya.

"Posica, kamu tahu walau aku menyukaimu aku tidak bisa memilikimu."

"Ma-maafkan aku Arsen." ujarku hati-hati takut menyinggunya.

"Tidak apa-apa. Aku hanya ingin memberitahumu bahwa aku akan pergi ke Inggris untuk melanjutkan sekolahku." ujarnya sedikit parau.

Aku terkejut sekali. Kami baru saja bertemu dan dia tiba-tiba ingin pergi lagi. Apa ini semua karenaku? Ah, jangan ngaco.

"Kok cepat sekali, Sen?" tanyaku.

"Karena aku dapat program Beasiswa di sana. " balasnya santai.
"Bolehkah aku memelukmu untuk terakhir kalinya?" tambahnya.

Aku benar-benar sedih. Cepat sekali ia akan pergi ke Inggris. Aku segera memeluknya tanpa aba-aba. Tanganku kulingkarkan ke punggungnya. Arsen yang kukenal memang sudah dewasa. Dadanya menjadi sangat bidang.
Aku menangis dipelukannya dan dia mencoba menenangkanku.

"Walau begitu kita tetap berkomunikasi ya." ucapku.

Arsen hanya tersenyum menganggukkan kepala sambil mengahapus air mataku dengan jarinya.

Hai readers!! Terimakasih telah membaca Suddenly Married.
Keep reading!!

Fyi : Author juga lagi nulis cerita lain judulnya 'Can You Hear My Words?' dibaca ya!!

Vote dan comment kalian sangat berarti.
xoxo

Suddenly Married {SM}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang