(10)

9.9K 411 4
                                        

Posica POV

Wah, kamarku sudah rapi, malah ada beberapa barang tambahan. Apa Glenn yang merapikan semuanya? Kalau begitu,kemarin malem dia tidak tidur? Tidak mungkin Posica. Tidak mungkin. Cowok seperti itu tidak akan mau membereskan barang-barang oranglain. Paling, dia  menyuruh pegawai dari jasa pengangkut.

Rasanya lelah sekali. Matahari telah berada di atas kepala, tetapi aku baru saja selesai mandi. Aku lebih memilih menggunakan baju kaos dengan celana jeans pendekku. Baju ini sangat nyaman dipakai. I like it.

Ketika berjalan ke kasur aku melihat sebuah hairdryer pink . Pasti ini dibeliin Glenn. Aku pun memakainya. Baru saja rambutku kering, tiba-tiba pintu apartement ku berbunyi, seperti ada yang memasukkan pin dan terbuka. tritririt.

Di depan pintu berdiri seorang cowok di setelan jas hitamnya. Glenn kembali menggangguku. Wajahnya tampak kusut. Apa dia akan memarahiku? Aku tidak akan diam kali ini. Aku sudah memasang tampang jutekku tapi ia hanya melihatku dan tersenyum. Seorang Glenn tersenyum. Ini kejadian yang sangat langka!!

***

"Coba yang ini, ini, ini , dan ini juga bagus." ucap Glenn sambil melihat-lihat baju yang lainnya.

"Glenn, ngapain kamu ajak aku shopping. Lagian baju-baju ini juga bukan styleku." bisik Posica agar tidak menyinggung pegawai toko butik itu.

"Kamu itu cewek, apalagi sekarang statusmu itu tunangan Glenn Grissham. Sabtu depan kita akan pergi ke acara perusahaan."

"Mari mbak, saya antar ke ruang ganti." tiba-tiba pegawai butik datang dan perdebatan mereka otomatis terhenti.

Semua baju bagus di badan Posica. Sayang sekali selama ini stylenya berantakan. Glenn membelikan semua baju jalan, baju santai dan dress yang dicoba oleh Posica tadi. Tinggal Posica yang terkejut. Baju-baju itu harganya bukanlah murah.

Belum cukup, Glenn bahkan menyuruhnya memasuki etalase bagian tas, sepatu, parfum bahkan perawatan tubuh.

"Glenn, berapa banyak uang yang kamu habiskan untuk ini semua. Ini terlalu berlebihan."

"Ini tidak berlebihan Posica. Kamu hanya perlu menikmatinya dan anggap saja permintaan maafku karena telah menyusahkanmu selama ini."

"Kalau aku punya uang, aku akan ganti semua ini. Tenang saja."

"No. Tidak usah Posica. Oh, ya. Kita akan ke Floristmu sekarang." Glenn tau ini akan mengubah topik pembicaraan mereka.

"Benarkah? Wah kurasa aku harus setiap hari mengunjunginya."  Posica mengatakannya dengan senyum yang mengembang di pipinya.

*kringring*

Lonceng pintu Florist  berbunyi menandakan adanya pelanggan. Pelanggannya tak lain adalah Posica dan Glenn. Walau sudah sore, Glenn tetap menemani Posica ke sana. Posica sepertinya terkejut melihat orang yang menggantikannya.

"Kenapa?" bisik Glenn ke Posica.

"yang menggantikanku cowok." ia berbisik kembali.

Glenn hanya tersenyum. Lalu ia menyuruh Posica ngobrol dengan cowok yang menggantikan posisinya karena ia harus mengangkat telepon dari sekretarisnya .

Tak disangka, pegawai itu mengenali Posica. Tentunya Posica terkejut.

"Hai Mrs.Lugue." ucapnya sambil tersenyum.

"Maaf? Kamu mengenaliku?" ucap Posica ragu.

"Ternyata kamu melupakanku ya,
ah aku sungguh kecewa. Aku Arsenio."

"Arsenio? tetanggaku dulu kecil? Ini kamu?" ucap Posica setengah tidak percaya.

"Ya. Selama ini aku mencarimu. Mengapa kamu tiba-tiba menghilang waktu itu?"

"Ibuku meninggal Sen. Ayahku pergi begitu aja, jadi aku tinggal dengan bibiku di Manado."

"Maaf, Ca. Aku nggak tahu soal itu. Oh ya,  bisa kamu beri nomor teleponmu?

"Tidak apa-apa. Nomorku 08xxxxxxx"

"Apakah Glenn pacarmu, Ca?" tanya Arsenio dibarengi dengan lonceng pintu yang berbunyi.

"Ya. Kami sudah pacaran 2 tahun dan sebentar lagi akan menikah." Glenn tidak memberikan kesempatan untuk  Posica menjawab.

"Itu bukan seperti itu.. itu." ucap Posica tergagap.

"Ayo pulang, little girl." Glenn langsung menarik tangan Posica dan menggandengnya sampai ke mobil.

****
Glenn POV

Aku memutuskan untuk pulang cepat hari ini. Aku juga tidak fokus di kantor, jadi ngapain bekerja full. Kata-kata Posica tadi pagi terus menghantuiku. Aku harus menemuinya, tapi apa ya alasannya? Sewaktu aku lagi memikirkannya, mommy meneleponku . Sabtu depan akan ada pesta perusahaan dan dia menyuruh Posica ikut.

Tanpa pikir panjang, aku segera menuju apartemen Posica dan segera membuka pintunya. Kemarin aku membuat sendiri password kamar Posica. Passwordnya adalah tanggal ulangtahunku. Haha. Sewaktu aku masuk, Posica terlihat jutek. Apa dia pikir aku akan memarahinya? Dia benar-benar lugu untuk ukuran gadis 25 tahun.

Kami pun pergi shopping. Aku memutuskan untuk membelikannya beberapa baju sekaligus untuk menebus rasa bersalahku padanya , tapi dia malah ngomel. Baginya semua ini berlebihan. Malas berdebat, aku langsung mengganti topik. Aku memutuskan untuk mengajaknya ke floristnya sekalian mengenalkannya dengan pegawaiku.

Sewaktu kami baru masuk, aku dapat melihat tatapan yang berbeda saat Arsenio melihatnya. Belum sempat menjelaskan hubunganku dengan Posica, sekretarisku tiba-tiba menghubungiku. Aku meninggalkan mereka berdua di dalam. Rasanya ingin cepat-cepet menyelesaikan telepon ini. Dari sini aku dapat melihat mereka berbincang seperti sudah sangat dekat.

Begitu telepon selesai, aku masuk dan mendengar Arsenio menanyakan hubungan kami. Langsung saja aku mengatakan bahwa kami telah tunangan. Hahaha. Mengapa wajah Arsenio berubah? seperti kesal? Wajah Posica seperti biasa, bingung. Aku pun menariknya ke mobil.

Hai readers!! Terimakasih telah membaca.
Keep reading!!

vote dan comment kalian sangat berarti.
xoxo

Suddenly Married {SM}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang