"Bolehkah malem ini aku menginap di sini?" tanya Glenn saat mereka sudah berada di ambang pintu kamar Posica.
Posica hanya diam. Bingung.
"Jangan deh Glenn. Nanti ga enak digosipin orang. Lagian besok pagi kan kita ketemu lagi."
"hmm? Kamu mengajakku kencan besok pagi?" tanya Glenn.
"Yaampun Glenn. Besok kan pesta pernikahan Lily sama Galih. Masa kamu lupa." oceh Posica.
"Ohh iyaa. Ya sudah, kamu tidur duluan sana. Jangan nangis lagi." ujar Glenn sambil menepuk kepalanya.
"Awww." ringis Posica.
Posica pun masuk ke dalam apartmentnya dan Glenn berjalan menuju kamarnya.
****
Glenn POVBaru saja aku menemui client-client bisnisku untuk sekadar basa basi, aku mendengar seseorang berteriak. Aku mencari asal suara itu. Ternyata Natalie. Dia lagi-lagi membuat ulah. Ngapain sih dia pakek acara datang. Aku segera mendekati dan melihat bahwa dia memarahi Posica. God, apa salah Posica. Sepertinya ia ingin menyiram Posica. Ini tidak boleh terjadi. Natalie sengaja agar Posica malu.
Aku memasang badan di depan Posica. Yah, cocktailnya jadi mengenaiku, tapi tidak apa-apa asal aku dapat melindungi Posica. Lagian, aku juga sudah sering disiram begini. Aku kemudian menarik Posica keluar dari gedung. Aneh, Posica malah meronta-ronta minta dilepaskan. Bahkan dia menangis dan meminta agar kami mengakhiri hubungan ini. Aku sangat terkejut, tentunya. Awalnya kupikir dia terganggu dengan Natalie. Ternyata dia salah paham.
Posica berpikir aku hanya mempermainkannya selama ini. Apakah selama ini aku terlalu egois? Aku tidak tau kalau selama ini aku membuatnya bingung. Aku lalu menjelaskan dan memeluknya untuk menenenangkan Posica. Mungkin dia terkejut juga dengan apa yang terjadi.
Kami menuju apartment. Posica hanya diam saja. Mungkin dia masih shock. Aku ingin nginap di apartmentnya malam ini saja, tapi dia tidak mau. Takut gosip dari orang. Aku mulai berpikir untuk cepat-cepat menikahinya.
Aku bahkan lupa bahwa besok adalah pesta pernikahan Galih dan Lily sampai Posica mengingatkanku. Wah, apakah ingatanku mulai berkurang?
***
Posica POVWah, Glenn pasti gila. Ngapain dia mau nginap di sini? Apa yang kira-kira bakal dia lakukan? Ahh, jangan dipikirkan. Lebih baik aku mandi saja.
Sehabis mandi, aku mengeringkan rambut. Banyak sekali pikiran-pikiran yang berkecamuk di kepalaku. Belum selesai masalah yang satu, udah muncul masalah yang lain. Lebih baik aku tidur saja lah. Besok pagi-pagi aku harus bangun bersiap untuk pergi ke pesta pemberkatan Galih dan Lily.
Tak lupa aku memasang alarm Handphoneku. Aku tidak mau terlambat besok. Pergi ke pesta Lily. Bahkan Lily sudah menikah. Hmm.
Dalam pikiran- pikiranku, aku terlelap tidur.Rasanya baru saja aku tidur di kasur pink empuk ini, tapi alarm Handphone ku sudah berbunyi. Sudah pukul 6 pagi. Cepat sekali rasanya. Dengan wajah ngantuk, rambut berantakan, aku keluar kamar. Aku terkejut melihat sosok Glenn sudah berada di pantry dapur.
"Glenn!! ngapain kamu pagi-pagi ke sini." ujarku sambil mendekatinya.
Namun, saat aku mendekat sosok itu menghilang. Apakah aku sekarang sedang menghayal ? Wah, ini benar-benar buruk. Aku segera ke kamar mandi. Sepertinya pikiranku akan lebih tenang setelah mandi.
Shower sudah kumatikan. Aku sudah selesai mandi. Aku kemudian memakai baju rumah dengan handuk yang kulilit di kepala. Nanti sajalah pakai baju pestanya, ini masih sangat pagi. Lagian aku juga belum memilih bajunya.
Saat aku masuk ke kamar, jam masih menunjukkan pukul 06.20. Acara pemberkatan pukul 08.00. Masih lama sih. Berharap aja nanti nggak macet. Aku lalu mulai mengeringkan rambut menggunakan hair dryer ku.
Pintu kamarku tiba-tiba terbuka. Glenn sudah rapi di setelan jasnya. 'Apakah ini khayalanku saja?' Aku benar-benar mengira ini khayalanku , jadi aku menghiraukan Glenn.
"Hei, kamu menghiraukanku?" tanya Glenn.
Aku menatapnya terkejut.
"Kamu beneran Glenn?" tanyaku ragu.
"Ya iyalah Posica. Siapa lagi?"
"Kalau begitu baguslah. Kamu bisa memilihkanku baju?" tanyaku sambil tersenyum.
Glenn lalu membuka lemari bajuku dan mencari- cari baju. Akhirnya ia menyodorkanku sebuah lace dress berwarna biru tua. Dress itu bermodel sabrina selutut. Aku akhirnya mengenakannya dengan tas tangan silver blink blinkku dan heels hitamku.
Kami siap pergi. Yeayy.Hai readers!! Terimakasih telah membaca Suddenly Married sejauh ini.
Keep reading!!Vote dan comment kalian sangat berarti.
xoxo

KAMU SEDANG MEMBACA
Suddenly Married {SM}
Teen Fiction[END] Tangan kecil Posica sangat terasa 'fit' di genggaman Glenn Grissham, seorang cowok yang paling anti sama perempuan. Walau awalnya hanya hubungan rekayasa, tapi entah kapan bunga-bunga cinta tumbuh di antara mereka. **** "Kita sudah ketahuan G...