(17)

8K 326 2
                                    


Glenn POV

Aku hanya menciumnya saat melihat wajahnya yang memerah. Sewaktu aku menciumnya, dia hanya diam saja. Dan itu sedikit kaku. Geez. Mungkin dia tidak pernah berciuman juga sebelumnya.

Waktu aku keluar, aku melihat dia ingin memencet bell apartmentku. Dia ternyata dia ingin meminta bantuan. Setelah mendengar penjelasannya, aku tidak menyangka Galih sampai menghamili wanita. Yang kutahu selama ini dia hanya mengencani bukan menghamili.

Aku kira rencana ini tidak akan berhasil dan pada akhirnya aku yang paling terkejut. Playboy macam Galih memutuskan untuk menikah. Pernikahan ini pun sangat dadakan. Kalau jadi hari Minggu, berarti itu tinggal empat hari lagi untuk menyiapkannya.

Posica malah bersemangat dan akan membantu temannya itu. Posica memang sangat baik. Dia membantu temannya untuk menikah dengan mantannya. Hmm. Dia juga merepotkan di akhir. Dia menyuruhku menemaninya untuk mencetak undangan.

****
"Ah yang ini bagus Glenn." kata Posica menunjuk salah satu undangan dengan warna soft pink.

Kami bertingkah seolah tidak terjadi apa-apa. Mungkin karena pernikahan Lily dan Galih, Posica menjadi semangat dan melupakan 'insiden tadi pagi' sementara waktu.

"Nggak. Itu terlalu biasa aja."

"Ini?"

"Nggak."

"Ini?"

"Nggak bagus juga. Hmm. Bagaimana dengan yang ini?" tanya Glenn sambil menunjukkan sample undangan yang dipilihnya.

Wah, daebak. Selera seorang Glenn Grissham memang sangat tinggi. Undangan yang ia pilih berwarna soft blue dengan sedikit warna emas dipinggir yang membuat undangan itu sangat elegant.

"Wah!! Itu perfect Glenn!!"

"Baiklah. Permisi mbak, kami akan memesan ini. 1500 cetakan. Lusa diambil bisa kan? Saya akan bayar dua kali lipat."

Memang terdengar gila mencetak undangan hanya dua hari. Namun hal itu tidak salah dicoba. Setelah mereka menemukan undangannya, Glenn mengajak Posica ke Gelare, es krim terkenal di sana. Posica sangat senang dengan apapun yang berhubungan dengan es krim. Glenn tiba-tiba menggenggam tangannya dan mereka berjalan sambil berpegangan tangan.

"Jadi apa prinsipmu untuk terus sendiri goyah, Glenn? " tanya Posica sambil tersenyum.

"Mungkin." Glenn membalas sambil tersenyum juga.

Mereka telah sampai di Gelare. Posica memesan double choco chip seperti biasa, sedangkan Glenn memesan es krim Single strawberry. Sambil menghabiskan es krim, mereka berbincang-bincang sebentar.

Tak terasa hari ini sudah hampir terlewatkan. Matahari sudah hampir terbenam. Warna senja yang sangat indah dapat Posica lihat dari dalam mobil.

"Glenn kita akan kemana?" tanya Posica kepada Glenn yang sedang mengendarai mobilnya itu.

"Dinner."

"Apa? Dinner di mana?"

"La Petite. Makanan di sana sangat enak. Kamu harus mencobanya." ujar Glenn kembali tersenyum.

"Itu kan restaurant yang sangat mahal Glenn. Apakah itu tidak terlalu berlebihan hanya untuk sebuah makan malam?"

"Tidak. Aku akan membuatmu bahagia Posica." ujar Glenn

Posica bingung. Akhir-akhir ini Glenn selalu bersikap seolah pacarnya. Apakah ia menyukainya atau tidak? Glenn tidak pernah berbicara tentang itu.
'Apakah ia sungguh-sungguh atau ia hanya mempermainkannya selama ini?'

***
"Selamat datang di La petite." ujar pelayan ketika Glenn dan Posica masuk.

Glenn mengajak Posica duduk di pojokan karena tempatnya lebih tenang dan dingin. Posica juga menyukainya.

Desaign restaurant ala Vintage ini sangat mewah bagi Posica. Ia sudah tak sabar ingin mencicipi makanan di sini. Ia memesan Chicken cordon Blue, ditambah dengan Potato Wedges sedangkan Glenn lebih memilih Sapi Lada Hitam dan mini pizza with mozarella cheese.

Makanan di restaurant ini memang sangat enak. Posica mengakui itu. Kapan-kapan ia berjanji akan pergi ke sana lagi untuk menikmati hidangannya. Sewaktu mereka akan keluar, mereka bertemu dengan seorang perempuan berambut wavy berwarna coklat. Posica mengakui bahwa cewek itu cantik. Namun, Posica menyadari raut tidak mengenakkan dari wajah Glenn.

"Hai Glenn. Apa ini pacar barumu sekarang? Aku dengar kalian akan menikah ya?" ucapnya membuat rahang Glenn mengeras.

Posica tidak pernah melihat ekspresi Glenn yang mengerikan seperti saat ini.

"Ya, dia pacarku. Kami akan pergi dlu permisi, Natalie." balas Glenn.

"Kalau kamu menikah dengan dia, bagaimana denganku? Bukankah kita pernah berjanji untuk saling menikahi?" ucapan Natalie kali ini menyebabkan Posica terdiam.

Apa Glenn pernah menyukai wanita ini?

"Oh Natalie. Demi Tuhan. Aku tidak pernah membuat janji konyol seperti itu denganmu. Tolong jangan menggangguku lagi. Oke?" Glenn terlihat sangat frustasi menghadapinya.

Glenn pun langsung menarik Posica masuk ke dalam mobil dan bergegas pergi dari tempat itu.

"Glenn kamu pernah bersamanya?"

"Tidak. Aku muak dengan wanita itu."

Sepertinya Glenn sangat marah. Alhasil, Posica hanya mengunci mulutnya sepanjang perjalanan pulang. Sangat sulit untuk mengajak bicara orang yang badmood. Salah-salah bisa kita yang dimarahi.

***
Glenn POV

Seharian membolos kantor dengan Posica menyenangkan juga sampai akhirnya aku bertemu seseorang. Sial. Natalie Andrea memang hanya membuat mood menjadi jelek. Berjanji akan menikahinya? Oh God. Konyol sekali. Dia itu 21 tahun tapi masih seperti anak-anak. Aku sangat bersyukur kemarin dia pergi ke Paris belajar, tapi sekarang dia udah balik lagi. Balik ganggu.

Hai readers!! Terimakasih telah membaca Suddenly Married.
Keep reading!!

Vote dan Comment kalian sangat berarti.
xoxo.

Suddenly Married {SM}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang