*
Glenn POV
Kebetulan sekali, ternyata cewek yang kutemui di toilet tadi salah satu cewek Galih. Hal-hal seperti ini sering dilakukan Galih dan apesnya aku yang selalu jadi orang perantara agar ia dapat putus secara "manusiawi". Galih ini sedikit anak mommy. Terkadang ia takut atau nggak tega sewaktu mau mutusin cewek dan menggunakan aku. Hmm tapi bodo amat yang penting mulai besok sampai 1.5 tahun ke depan bisa makan gratis di restonya. Haha.***
Glenn sebenarnya setiap hari makan siang di Airmaxx Cafe, Cafe yang bertema Eropa punya Galih. Suasana cafe itu tenang, dengan perabot kayu dan desaign ruangannya yang serba coklat dengan guratan-guratan pohon seperti menyatu dengan alam. Selain itu, terdapat beberapa kursi khusus di balkon lantai dua yang memungkinkan pengunjung dapat melihat keadaan lalu lintas dan gedung-gedung di sekitar. Glenn salah satu pelanggan yang suka menetap di balkon. Dari situ dia dapat melihat gedung kaca berlantai tiga puluh tempat dia bekerja.Galih membangun resto itu sekitar 3 tahun lalu. Ilmu managementnya berguna juga. Ia melihat Glenn yang terkadang menggerutu karena tempat makan yang jauh dari kantornya. Akhirnya ia memutuskan membuka resto ala Eropa itu. Benar saja, hampir seluruh karyawan Glenn makan siang di sana. Galih juga mempertimbangkan harga yang sesuai untuk karyawan.
Sehari setelah kejadian kemarin, Glenn masuk ke Airmaxx Cafe dengan senyum jahil. Ia mencari di mana Galih berada. Setelah dia menemukan yang ia cari, ia duduk di balkon yang sudah dipesan khusus untuk dirinya diikuti oleh Galih. Mereka bercakap-cakap sekitar 15 menit menunggu makanan. Lalu, tidak sengaja Glenn melihat gadis kemarin.
"Lih, Lu yakin udah bener-bener putus dengan cewek kemarin?"
"Iya lah.Memangnya kenapa?"
"Jadi kenapa tu cewek masih kesini?"
"Hah? Beneran loe?" Seketika Galih juga terfokus ke jalanan dan melihat Posica sedang berjalan memasuki Cafe.
"Glenn, Loe harus bantu gue. Gue agak serem sama yang satu ini."
"Bantu lagi? Kalau loe takut ngapain di pacarin?"
"Awalnya gue pikir dia beda sama cewek lain, tapi taunya sama aja.Dah, gue mau sembunyi dulu.Males berhubungan lagi sama cewek itu."
Agar terlihat alami, Posica pura-pura memesan Milkshake coklat dulu di bawah. Lalu naik ke balkon karena ia tadi melihat Galih ada di sana. Hasilnya nihil, hanya ada cowok itu lagi. Kejadian ini sama seperti kejadian di Hagen. Padahal ia sudah rela menutup tokonya hari ini dan pergi jauh-jauh kesini hanya untuk menemui Galih. Dia sekarang hanya butuh satu. Penjelasan. Bagaimana bisa hubungan yang sudah dijalan 2 tahun tiba-tiba putus tanpa adanya kejelasan. Kemarin malam, hatinya seperti ditusuk pisau yang sangat tajam. Luka yang menganga kembali tertanam di hatinya.
Dengan perlahan Posica mendekati cowok yang merupakan teman baik Galih itu. Ia menanyakan keberadaan Galih, tapi ia bilang Galih kabur setelah melihatnya ada disini. Dia seakan menjatuhkan harga diri Posica.
"Apa kamu tidak mengerti juga? Dia ingin putus denganmu. Asal kamu tahu, dia punya banyak cewek di luar sana. Awalnya dia pikir kamu berbeda, tapi ternyata sama aja dengan cewek lain. Apakah kamu matre? Ha!"
Kata-kata itu membuat Posica kesal setengah mati. Cowok itu nggak tau bahwa ia menyukai Galih dengan tulus. Dia juga nggak pernah meminta apa-apa.
Tanpa aba-aba, dia melakukan apa yang dilakukan cewek kemarin.*Splashh*
Seketika wajah Glenn menjadi coklat dan lengket terkena milkshake Caca."Kamu memang pantas mendapatkannya."
Caca pergi dari Cafe dengan luka yang menganga ditambah dengan perasaan kesalnya. Glenn sebenarnya merasa bersalah, tapi mau gimana lagi.
Hai Readers!! Terimakasih telah membaca! Habis ini Posica tiba-tiba bertemu orangtua Glenn. Kok bisa ya?
Fyi : Author juga lagi nulis cerita lain judulnya 'Can You Hear My Words?' dibaca ya!!
Like dan comment kalian sangat berarti
xoxo

KAMU SEDANG MEMBACA
Suddenly Married {SM}
Novela Juvenil[END] Tangan kecil Posica sangat terasa 'fit' di genggaman Glenn Grissham, seorang cowok yang paling anti sama perempuan. Walau awalnya hanya hubungan rekayasa, tapi entah kapan bunga-bunga cinta tumbuh di antara mereka. **** "Kita sudah ketahuan G...