(7)

10.7K 431 12
                                    

Hari ini Posica sengaja menutup tokonya lagi. Ia hanya sedang tidak mood dan terus kepikiran dengan apa yang bakal terjadi malam ini. Ia takut ia akan dicampakkan lagi oleh Galih, tapi ia juga berpikir semua ini bakal happy ending. Maka ia memutuskan untuk tetap pergi ke rumah orangtua Galih.

Posica malam ini tampil anggun, nggak seperti biasanya. Dia menggunakan sabrina warna soft blue dengan rok pensil hitamnya. Dia menunggu Galih di depan rumah, tapi tak ada yang datang. Mungkin Galih sudah menjelaskan semua dan pertemuan ini batal. Ia membuka kembali pintu rumahnya dan hendak masuk. Seketika , ada mobil BMW keluaran terbaru berwarna silver yang meng klaksonnya.

"Hei, bukankah kamu akan pergi ke rumah orangtuaku malam ini?"
Suara berat yang dikenal Posica memanggilnya.

"Ha!! Si cowok tempat penyiraman! Malam ini aku akan ke rumah Galih bukan rumahmu, dan kurasa itu batal." Terdapat nada kecewa di dalamnya.

"Namaku Glenn bukan cowok tempat disiram. Sepertinya kamu salah paham. Kemarin yang ngajak kamu makan malam itu IBUKU bukan ibu Galih."

"Oh kalau begitu jelaskan saja ke ibumu nanti. Dahh."

Posica langsung berbalik menuju ke arah pintunya. Ia sangat malu kepada dirinya sendiri. Ia seolah sangat berharap pada Galih. Kecewa pun langsung merasukinya.

Baru saja ia hendak membuka pintu, tiba-tiba ia merasakan kakinya sudah tidak menyentuh tanah lagi dan badannya sudah diudara.

"Kamu memang lamban." Ucap cowok itu.

Ia sudah berada digendongan Glenn. Refleks ia berteriak sampai cowok yang menggendongnya itu menyuruhnya diam. Glenn melepaskan Caca mendarat di Jok mobil empuknya. Caca berusaha mencerna apa yang terjadi dengannya sekarang. Ia baru menyadari dirinya bodoh saat mobil BMW itu telah melaju.

Sepanjang jalan mereka berdua hanya diam. Sesekali Posica melirik Glenn. Saat itu Glenn memakai kemeja tangan panjang berwarna biru tua dengan celana khas orang kantoran. Dia memakai sepatu kulit yang sepertinya mahal. Kalau dilihat dari dekat, Glenn memang tampan. Posica menyukai mata cokelat tuanya. Ketika Glenn mendapati dirinya sedang dilihat, ia hanya pura-pura tidak tahu.

Jarak rumah orangtua Glenn tidak jauh tidak dekat dari rumah Caca. Kira-kira memakan waktu sekitar 25 menit. Glenn baru memulai percakapan beberapa menit sebelum sampai ke rumah orangtuanya.

"Bentar lagi kita sampai. Nanti, katakan saja apa yang kamu pikirkan. Nggak usah terlalu menjaga sikap."
Glenn berbicara tanpa ada rasa bersalah.

"Hei, bagaimana pun juga itu orangtuamu. Kita harus." belum sempat Caca melanjutkan Glenn telah membalasnya duluan.

"Kalau begitu kita bakal nikah beneran. Rencananya kamu pura-pura pacar aku, tapi kamu punya sifat yang menjengkelkan. Aku akan bilang kalau aku hanya akan menikahimu atau melajang selamanya." Jelas Glenn panjang lebar ditutup dengan senyum kecil di bibirnya.

"Dan kenapa aku harus mengikuti apa yang kamu katakan?"

"Kalau begitu, siap-siap aja deh kamu dibuntutin tiap hari, diganggu oleh mommyku, tanteku atau anak buahnya mereka." Ucap Glenn dengan memasang tampang yang serius.

Alhasil, Posica ikut rencana Glenn. Dia tidak ingin hidupnya dimata- matai. Di pikiran Caca, dia juga ingin cepat mengakhiri skenario cowok gila ini padahal skenario ini baru dimulai. Glenn hanya membohongi tentang mommynya yang bakal memata-mata. Glenn memang pintar menjaga ekspresi wajah.

*
Glenn POV
'Maafkan aku mom.Aku terpaksa ngelakuin ini.' batinku sambil melihat alamat yang dikirim Galih.Kalau dipikir ulang, memutuskan untuk membuat skenario pernikahan palsu ini sangat tidak rasional, apalagi harus melibatkan Posica. Aku malas berhubungan dengan oranglain terutama yang belum kukenal.

Keesokan siangnya, aku memutuskan untuk pulang cepat dari kantor. Aku harus bersiap-siap ditambah harus menjemput Posica. Kalian tau, bahwa rumah Posica itu sangat jauh dari sini.

Dengan BMW Silver kesayanganku ini, aku melaju dengan cepat. Berharap tidak macet. Kalau macet bisa 1.5 jam sampai di rumahnya.

Untungnya keadaan jalan sedang senggang. Pukul enam kurang lima menit, aku sudah sampai. Dari jauh aku sudah dapat melihat Posica dengan baju biru dan rok hitamnya. Aku segera mengklaksonnya. Ia segera menoleh ke arah mobilku. Jarak yang dekat memberitahuku bahwa ia meng "curl" kan ujung rambutnya. Melihat mobilku, ia sepertinya kebingungan. Bukankah dia sendiri yang membuat janji ini dengan mommyku?

Aku pun turun, tapi ia malah berteriak dan mengatakan bahwa ia akan pergi ke rumah Galih bukan ke rumahku. Kutebak dia salah mengira mommyku sebagai ibu Galih. Dia kemudian menjauh menuju rumahnya. Rencanaku bisa gagal kalau sampai tak datang dengan dia, terpaksa aku menggendongnya sampai ke dalam mobil. Dia hanya diam saja. Begitu pula di perjalanan, dia hanya diam saja sambil beberapa kali melirikku. Aku tahu itu. Terakhir, dia masih berusaha memberontak. Aku membohonginya sedikit dan untungnya dia percaya. Gadis yang lugu.

Hai readers!! Chapter kali ini agak panjang ya, hehe

Fyi : Author juga lagi nulis cerita lain judulnya 'Can You Hear My Words?' dibaca ya!!

Terimakasih telah membaca!
like dan comment kalian sangat berarti!

Suddenly Married {SM}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang