Posica POV
Sayang sekali rasanya heels 5 juta tercemplung ke dalam sungai begitu aja. Aku masih terus memikirkannya. Coba tadi aku lebih cepat mengambilnya. Hem.
"Posica, udah nggak usah dipikirin lagi."
Glenn tiba-tiba berbicara. Mungkin dia tau kali ya yang aku pikirkan. Apa begitu jelas? Oh, ya. Glenn bilang hari ini seharian kami akan pergi berdua. Sekarang kami menuju pusat perbelanjaan untuk mengganti sepatuku. Perjalanan dari kota menuju Danau Liebe Dich ini agak jauh. Aku jadinya ngantuk dan tertidur lagi. hehe.
"Posica, bangun.Kita udah sampai nih." ujar Glenn.
Aku pun menerjab-nerjab mataku dan berusaha mengumpulkan energi. Aku melihat kakiku masih dengan santainya menggunakan sepatu Glenn.
Aku menyuruhnya untuk memakai sepatu ini. Lagian ini juga udah di mall, tapi Glenn menolak dan menyuruhku tetap mengenakannya. Aku nggak nyangka, orang yang awalnya anti banget sama orang lain jadi so sweet gini.Glenn menggandengku masuk ke dalam suatu etalase sepatu khusus untuk perempuan. Harga sandal dan sepatu di sini benar-benar fantastis. Ngalah-ngalahin harga heels ku yang barusan tercebur ke danau. Bayangkan, harga sandal jepit santai aja satu juta. Aku ingin keluar, tapi Glenn terus menarikku sehingga aku tidak dapat berbuat apa-apa.
"Mbak, tolong bantu dia cari heels yang cocok ya. Saya mau pergi sebentar." ujar Glenn ke penjaga toko.
Nah, Glenn mau pergi kemana. Tanpa babibu dia langsung pergi meninggalkanku dengan penjaga toko. Glenn benar-benar.
"Mbak, mungkin heels yang ini cocok di sama mbak." ujar penjaga toko kepadaku.
Setelah mencoba ini dan itu, aku menemukan sebuah heels yang bagus dan harganya tidak semahal heels yang lain. Aku langsung mengenakannya dan menunggu Glenn untuk mengembalikan sepatunya. Baru sekitar 5 menit aku menunggu, aku sudah dapat melihat Glenn dari kejauhan.
"Hei, kamu lama ya nunggu aku?" tanya Glenn sambil mengenakan sepatunya.
"Nggak kok, baru 5 menitan." ujarku membalas.
"Kamu laper nggak? Ini udah jam 1 loh. Kita terakhir makan tadi pagi." ujar Glenn mengingatkanku.
Memang sih daritadi cacing di perutku sudah meronta kelaparan, tapi aku enggak enak mau minta makan sama Glenn. Dia sudah terlalu banyak memberiku ini itu.
"Ayok." balasku dengan senangnya.
Glenn akhirnya mengajakku makan di restaurant dalam mall. Restaurant ini adalah favoritku. Harganya nggak terlalu mahal, tapi tempatnya di desaign sehingga pelanggan nyaman. Selain itu, makanannya juga khas rumah dan enak banget. Begitu masuk, hampir seluruh pelanggan di resto itu menuju ke arah kami. Mungkin karena Glenn yang tampan kali ya.
"Glenn, orang merhatiin kamu tuh." ujarku berbisik sambil berjalan menuju meja kosong.
"Nggak kok. Mereka melihatmu." ujar Glenn lalu tersenyum.
Wah, entah mengapa aku senang sekali melihat Glenn tersenyum. Hatiku jadi deg degan. Daebak!
"Kamu mau pesen apa?" ujar Glenn membuyarkan khayalanku.
Aku hanya diam dan bilang "eh?" sungguh memalukan.
"Kamu kan udah puas ngeliatin aku. Nah sekarang pesen makanannya ya." ujar Glenn sambil tertawa.
Aku tertangkap.
"Glenn, aku tidak melihatmu. Aku hanya sedang melihat.....
pot bunga di belakangmu. Tumbuhan itu sangat suburrr." balasku agar tidak ketahuan."Ga usah ngeles deh. Kamu mau pesan apaan?"
"Ye, siapa juga yang ngeles. Aku mau pesan hmm,, hmmm, hmmm.
Kangkung hotplate ,cumi Crispy, Nasi, air es.""Kamu cuma makan dua lauk? Nggak kurang?" tanya Glenn.
"Nggak. Udah cukup."
Glenn memesan banyak lauk. Dia memesan Tahu spesial, Ayam kungpao, ikan gurame, dan kerang saus padang. Wahh, banyak banget. (Sebenernya aku bisa sih ngabisinnya.)
"Glenn minta ya." ujarku sambil mengambil sepotong ayamnya.
"Glenn cicip ya." ujarku sambil mengambil sesendok kerangnya.
"Aku sudah tau dua lauk nggak cukup buatmu. Porsi makanmu kan gede banget." ujar Glenn.
"Oh, jadi kamu pesen ini memang khusus buat aku?" tanyaku penasaran.
"Hemmm. Mungkin." ujar Glenn melanjutkan makannya.
Aku sangat kenyang. Semua sisa sayur dan lauk yang kami pesan tadi aku yang ngabisin. Sudah kayak ikan Sapu jagat aja deh. Glenn hanya tertawa melihatku. Sesekali dia mengejekku karena agak susah jalan. Sekarang kami akan pergi ke Floristku untuk mengontrol keadaanya. Sebenarnya, Glenn seperti agak males pergi ke sana. Mungkin karena ada Arsen.
Hai readers!!! Terimakasih telah membaca Suddelny Married!
Keep reading.Vote dan comment kalian sangat berarti !!
xoxo

KAMU SEDANG MEMBACA
Suddenly Married {SM}
Teen Fiction[END] Tangan kecil Posica sangat terasa 'fit' di genggaman Glenn Grissham, seorang cowok yang paling anti sama perempuan. Walau awalnya hanya hubungan rekayasa, tapi entah kapan bunga-bunga cinta tumbuh di antara mereka. **** "Kita sudah ketahuan G...