"Mrs. Lugue, apakah kamu mencemaskanku?" ujar Glenn sambil melahap sarapannya.
Hari ini Posica memasak sarapan untuk Glenn. Ia memasak sop dan telur gulung untuk diantar pagi-pagi ke kamar Glenn. Namun, Glenn menahan dan mengajaknya makan bersama.
"Mr.Grissham yang terhormat, kamu GR sekali. Lebih baik kamu mengucapkan terima kasih kepadaku." ujar Posica sekaligus menyindir.
"Oh baiklah. Terima kasih Mrs. Lugue. Dan kalau kamu memang mencemaskanku ... teruskanlah." Glenn tersenyum sambil melihat Posica.
Mereka saling bertatapan.
"Ha!! Apa kamu harap aku menyukaimu?" ujar Posica dan berharap wajahnya tidak memerah.
'Aku telah menyukaimu Glenn.' batinnya berbicara."Iya. Sukailah aku sebanyak-banyaknya." Ujar Glenn sambil mengedipkan mata.
"Wah!! Apa sekarang Glenn Grissham sedang menggoda perempuan? Apa kamu kerasukan setan toilet? Kamu kan pengen melajang seumur hidup."
"Mungkin aku berubah pikiran."
"Aku telah selesai makan. Aku akan mencuci piring." ujar Posica sambil membawa piringnya ke tempat cuci piring.
Posica baru menaruh piringnya, tiba-tiba ia merasakan ada tangan yang melingkari pinggangnya. Posica terkejut dan memutar badannya.
Memutar badan mungkin hal yang salah. Posisi ini tambah membuatnya berdebar. Ia dapat melihat wajah Glenn dengan jelas dari jarak sedekat ini. Begitu juga Glenn, ia dapat melihat wajah Posica yang perlahan memerah.
Glenn merapikan rambut Posica yang menutupi pipinya.
"You're mine." ujarnya.
Bibir mereka bertemu.Setelah beberapa detik, Posica mendorong Glenn dan berjalan cepat meninggalkannya.
***
Posica POVAku khawatir dengan Glenn. Aku memang sudah jatuh cinta dengannya melalui skenario palsu ini. Melihatnya terbaring lemas di kamar mandi tentunya membuatku panik. Aku membawanya ke rumah sakit terdekat. Untunglah dia hanya memerlukan sedikit infus dan langsung boleh pulang.
Esok paginya aku memutuskan untuk bangun lebih awal. Aku memasakkan Glenn makanan agar dia lebih cepat pulih.Namun, pagi ini Glenn lebih aneh. Dia terus menggodaku dan tersenyum. 'Ia hanya menganggapmu teman Posica' aku terus mengingat itu dalam otakku. Sayang otakku dan batinku mengatakan hal yang berbalikan. 'Mungkin dia menyukaimu' itu yang dikatakan batinku.
Tak tahan terus digoda, aku memutuskan untuk menyudahi makanku dan mencuci piring. Baru aku menaruh piring kotor, aku merasakan ada seseorang dibelakangku. Dia melingkarkan kedua tangannya di pinggangku.Aku dapat merasakan hangat badannya dan aku merasa nyaman. Oh tidak, ini tidak boleh terjadi. Aku memutarkan badanku dan ini membuat situasi bertambah parah.
Wajah kami hanya berjarak sejengkal. Aku dapat melihat wajahnya dengan jelas dari jarak sedekat ini. Mata cokelatnya menatapku dengan tulus. 'Apa benar'? batinku bertanya. Mungkin sekarang pipiku telah memerah.
Aku terkejut saat dia menciumku. Bukan hanya terkejut tapi sangat sangat terkejut. Setelah beberapa detik, aku mendorongnya dan bergegas keluar apartmentnya. Mungkin saat itu dia khilaf.
Sewaktu aku keluar kamar Glenn, aku melihat seseorang berdiri di ambang pintu kamar apartmentku. Tebak, siapa yang berada di depan pintu kamarku?
Lily dengan baju kantornya memencet bell ku terus-terusan.
"Lily, aku disini." panggilku. Dia pun menoleh.
"Ca. Kamu ngapain dari sebelah?"
"Aku cuman barusan bertemu tetangga kok Ly." ucapku pelan.
Aku mengajaknya masuk dan membuatkannya teh, tapi ia tidak seperti biasanya. Sehabis minum teh buatanku, Lily muntah-muntah. Wajahnya menjadi pucat dan aku menyarankannya untuk tidak bekerja hari ini. Akhirnya dia setuju.
"Ca. Aku mau bilang ini ke kamu. Jangan kasih tau siapa-siapa okey?" ujarnya ragu. Lily seperti ingin menangis.
"Iya, katakan saja Ly. Aku akan menjaganya."
"Aku hamil Ca. Anak Galih.Sekarang ia menghilang." ucapnya dengan suara parau.
"Apa?? Berani-beraninya dia mempermainkanmu seperti ini. Ayo kita menemuinya di cafenya."
"Aku barusan dari sana Ca, tapi dia tidak ada."
"Tenang saja, Ly. Kali ini dia pasti akan ada disana. Tunggu disini, aku akan mengajak temanku satu lagi." ujarku sambil berdiri.
Aku sekarang menuju ke kamar Glenn lagi. Bodoh. Setelah yang terjadi tadi , aku malah langsung menemuinya lagi dan meminta tolong.Tanganku baru saja ingin menekan tombol 'bell' tapi pintu kamarnya sudah terbuka. Glenn melihatku dengan tatapan bingung. Tumben amat.
"Aku butuh bantuanmu kali ini Glenn. Kumohon." kataku sambil menarik tangannya.
Untung dia hanya diam saja. Aku pun memanggil Lily keluar dan kami bertiga akan menuju Airmaxx Cafe. Aku meminta Glenn untuk memancing Galih keluar. Dia menurutinya. Aku senang sekali.
Ketika Galih sudah keluar, kami pun beraksi.
"Galih! Apa kamu tau apa yang kamu lakukan ini pengecut?" tanyaku di hadapannya.
"Memangnya apa yang kulakukan Posica?"
"Pacarmu Lily sedang hamil, dan kamu berencana meninggalkannya?" aku menurunkan sedikit volume suaraku.
Ini adalah aib bagi Lily tentunya. Glenn hanya diam melihat kami. Galih juga terkejut seperti disambar petir di siang bolong.
"Astaga Lily, mengapa engkau tidak pernah mengatakannya padaku?." ucap Galih dengan nada sedikit menyesal.
"Kamu tidak pernah menanyakannya. Bahkan kamu tidak menjawab telepon dariku. Kalau kamu tidak menginginkan bayi aku tidak apa. Aku akan merawatnya sendiri."
"Tidak. Bagaimana pun juga dia itu anakku Lily. Ayo kita menikah."
Aku dan Glen hanya diam celingak celinguk mendengar pembicaraan mereka. Aku senang Galih dapat mempertanggung jawabkan perbuatannya.
"Bagaimana kalau nikahnya Minggu ini aja? Kalian harus cepat menikah. Aku dan Glenn akan membantu persiapannya. Bagaimana?" ujarku bersemangat.
Sebenernya siapa sih yang ingin menikah --
"Baiklah, aku setuju. Masih ada empat hari lagi menuju hari minggu."ujar Galih.
"Posica, kamu dan Glenn tolong pergi ke tempat percetakan undangan , okey? Aku dan Lily akan 'fit' baju, pilih gedung, dll." ucap Galih.
"Hei !! aku harus kerja hari ini."
"Ayolah kali ini saja yaa?" pintaku dengan memasang puppy eyesku.
dan berhasil.
"Yasudah. Aku kita pergi mencari undangan." katanya sambil mengacak rambutku.
Aku merasa kami sekarang sudah seperti pasangan sesungguhnya.Apa hanya perasaanku saja?
Hai readers!! terima kasih sudah membaca Suddenly Married sejauh ini.
Keep reading!!Vote dan Comment kalian sangat berarti.
xoxo.

KAMU SEDANG MEMBACA
Suddenly Married {SM}
Jugendliteratur[END] Tangan kecil Posica sangat terasa 'fit' di genggaman Glenn Grissham, seorang cowok yang paling anti sama perempuan. Walau awalnya hanya hubungan rekayasa, tapi entah kapan bunga-bunga cinta tumbuh di antara mereka. **** "Kita sudah ketahuan G...