(23)

7.3K 284 1
                                        

Di pernikahan ini, keluarga Glenn juga datang. Ternyata ibu mereka juga berteman lama. Mereka sempat menegur Posica tadi sebelum pemberkatan dimulai.

"Jika kalian benaran serius, segeralah menikah." ujar tante Ariana.

Glenn dan Posica hanya tersenyum lalu  memasuki gereja.

Gerejanya di desaign sedemikian rupa sehingga benar-benar suasana pernikahan. Ada bunga di ujung-ujung tempat duduk. Sepanjang jalan menuju altar , karpet berwarna putih dengan corak keemasan terjulur.

Lonceng gereja berbunyi tanda pemberkatan akan dimulai. Semua tama undangan berdiri. Posica sudah tidak sabar lagi melihat Lily di gownnya. Mula-mula, Galih masuk terlebih dahulu. Kemudian, Lily masuk didampingi ayahnya. Raut kebahagiaan terlihat di antara kedua pasangan ini. Sungguh bahagia. Posica pun ikut bahagia melihatnya.

Mereka berdua memang terlihat sangat serasi. Lily yang cantik dan Galih yang tampan. Lily menggunakan gown putih model mermaid dengan tutup kepala putihnya . Sedangkan, Galih menggunakan tuxedo berwarna hitam.

Satu per satu prosesi telah dilalui. Sampai janji pernikahan telah diucapkan oleh Lily dan Galih.
Posica daritadi hanya terpaku melihat keduanya. Glenn menyadari, sepertinya. Dia mulai mengajak Posica berbicara.

"Posica, nanti kita pergi ke suatu tempat dulu ya."

"Iya, tapi jangan lama-lama. Malam ini kan mereka langsung menggelar resepsi." ujar Posica masih melihat kedua mempelai itu.

"Iya, tenang aja."

Galih dan Lily kemudian pergi berdampingan memasuki mobil Mercedes Benz hitam yang telah disiapkan. Lily melihat ke arah Posica dan tersenyum.

"Ayo, kita pergi." ucap Glenn membuat Posica menoleh ke arahnya.

Mereka pun langsung menuju ke mobil. Glenn mengemudikan mobilnya dengan santai. Posica tidak tau mereka akan pergi kemana, tapi perasaan daritadi nggak sampe-sampe.

"Glenn kita akan pergi kemana sih?" tanya Posica.

"Rahasia." ujar Glenn.

Setelah kira-kira satu jam, kami akhirnya sampai. Mobil Glenn berhenti di tepi sebuah danau. Danau ini begitu indah. Airnya masih jernih. Beberapa orang ada yang menaiki bebek-bebekan. Posica yang sudah 11 tahun tinggal di daerah ini, malah tidak tau ada danau seindah ini.

"Gimana, kamu tau danau ini?" tanya Glenn.

"Nggak. Kamu tau dari mana danau ini?" tanya Posica penasaran.

"Bokap."

"Papa kamu kemana Glenn?" tanya Posica lagi.

"Papa sudah sibuk ngurusin perusahaan yang berada di Jepang. Jadi, dia jarang pulang." ucap Glenn.

Walau sepertinya ia tegar, Posica tau bahwa Glenn sedih.

"Sabar ya, Glenn. Papa kamu melakukannya juga demi kamu." ujar Posica berusaha menghibur.

"Kalau nanti aku juga bertugas di sana dan jarang pulang. Gimana?" tanya Glenn.

Posica terdiam sesaat.

"Hmm. Aku akan ikut kemana pun kamu pergi." ujar Posica sambil tersenyum.

"Dasar manja. Ayo ikut aku."

Glenn tiba-tiba menggandeng tangannya. Dia membawa Posica ke suatu kios. Ternyata ini adalah kios untuk memesan bebek-bebekan. Hahah. Bisa juga seorang Glenn Grissham main bebek-bebekan. Posica hanya tersenyum.

Glenn menyewa sebuah bebek-bebekan berwarna hijau. Mereka duduk di dalam dan berusaha mengayuh agar dapat ke tengah danau. Posica agak kesusahan sih karena memakai Heels. Jadi, dia memutuskan untuk melepaskannya.

"Biar aku aja, Ms.Lugue. Nanti kaki kamu lecet nggak pakek alas gitu." ujar Glenn melarang Posica.

"Nggak akan lecet Glenn. Sudah biasa." balasnya.

"Yaudah deh. Ayo kayuh." ujar Glenn.

Seru juga bermain bebek-bebekan. Mereka bercerita lalu tertawa. Mengerjai satu sama lain. Posica terkadang menjulurkan tangan keluar agar dapat merasakan air danau ini. Airnya dingin. Tak terasa waktu sewa bebek-bebekan ini hampir habis. Mereka pun mengayuhnya menuju kios awal.

Glenn keluar lebih dulu, agar ia dapat membantu Posica keluar. Katanya sih dia nggak mau mas" itu megang Posica. Setelah dia sampai di tepian, Glenn mengulurkan tangannya kepada Posica. Satu tangan Posica menggapai tangannya dan satunya lagi memegang kedua heels. Saat ia melangkah besar dan telah sampai ke tepian, satu heels nya masuk ke danau. Oh no!! Heels itu dibelikan Glenn dan harganya juga wow. Mungkin sekitar 5 jutaan dan jatuh begitu saja di danau.

Posica refleks ingin membungkuk ke danau untuk mengambil satu heelsnya Namun, sebelum ia melakukannya, Glenn lebih dulu memeluknya dari belakang dan memindahkannya.

"Hei! Aku tau pasti kamu mau ngambil heels nya kan." ujar Glenn.

"Glenn! mungkin tadi heels nya masih bisa diambil."

"Tidak apa Posica. Kalau kamu tadi ambil, kamu bisa-bisa tenggelam. Heels itu aku masih bisa membelikannya untukmu bahkan untuk 100 pasang."

"Tapi kan,.."

Belum selesai Posica melanjutkan kata-katanya, Glenn mengunci mulut Posica dengan ciuman lembut. Mereka berpautan sekitar beberapa detik lalu Posica melepaskannya.

"Glenn ini ditempat umum." ujar Posica.

"Oh iya, aku lupa. Kita ke mall aja dulu yuk. Mengganti tu sepatu kamu." ujar Glenn sambil menunjuk heels Posica yang satunya.

"Kamu pakek ini dulu aja." ujar Glenn sambil melepas sepatunya.

"Ga apa-apa Glenn. Nanti kamu pakai apa?"

"Aku ceker ayam saja." ujarnya sambil memasangkan sepatunya di kaki Posica.

"Sudah selesai. Ayo pergi."

Glenn lagi-lagi menggenggam tangan Posica. Mereka bergandengan menuju ke mobil.

Hai readers!! Terimakasih telah membaca Suddenly Married sejauh ini.
Keep reading.

Vote dan comment kalian sangat berarti.
xoxo

Suddenly Married {SM}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang