"Ya, ini akhir hubungan palsu kita...,
tapi mari kita mulai hubungan yang sebenarnya." ucap Glenn sambil menarik tangan Posica dan membuat Posica berada di pelukannya.Posica yang mendengarnya terkejut. Memang ia menginginkan kata-kata tadi keluar dari mulut Glenn, tapi sekarang keadaannya tidak memungkinkan lagi. Keluarga Glenn sudah pasti akan menolak hubungan mereka. Mereka mungkin akan mengira bahwa ini adalah rencana yang lain atau apapun itu.Posica dengan setengah hati mendorong Glenn dan langsung berlari. Walau hatinya sangat sakit, tapi ia tidak boleh lagi terlibat dengan Glenn. Dari pertama, memang ia yang salah menyetujui skenario konyol ini. Sekarang, semuanya telah selesai. Tidak ada lagi Glenn, tidak ada lagi skenario palsu, tidak ada lagi cinta.
Sampai di persimpangan jalan, Posica melihat ada taksi kosong. Ia melambai-lambaikan tangannya untuk memberi kode ke supir. Ia pun masuk ke dalam taksi dengan airmata yang berlinang di pipinya. Supir taksi hanya menanyakan alamat lalu diam. Mungkin dia tidak enak mengajak bicara seorang perempuan yang sedang menangis. Pikiran Posica mengenai 'apa yang harus ia perbuat nanti?' memenuhi kepalanya dari awal ia naik taksi ini sampai ia sampai di apartment. Akhirnya, ia tau apa yang harus ia lakukan untuk sementara ini. Posica menyuruh supir taksi itu untuk menunggunya sebentar.
Kira-kira 10 menit, Posica sudah keluar lagi dengan tas besar di punggung dan tangannya. Tas itu berisi baju-baju dan keperluan pribadinya yang primer. Walau barangnya masih banyak di apartment , ia harus pindah secepatnya. Ia tidak ingin bertemu Glenn lagi. Untuk sementara Posica memutuskan untuk menginap di rumah Lily karena kalau dia ke Florist, terlalu kentara.
***
Glenn POVSial. Ini pasti kerjaan Natalie. Aku terkejut sekali tiba-tiba Mom bisa marah kayak gitu. Biasanya dia akan selalu bersikap baik di depan orang lain walaupun mereka salah untuk menjaga nama baik, tapi tadi ia benar-benar kelewatan. Aku menjadi kaku. Omonganku seperti membenarkan bahwa Posica memang berpacaran dengan Arsen. Padahal aku sudah tau bahwa mereka hanya berteman, nggak lebih. Terlebih lagi, Arsen akan pergi ke Jepang.
Sepertinya Posica benar-benar nggak mau berhubungan lagi denganku karena ini. Bahkan ia pergi dari apartment- nya. Aku masih tidak tau dia berada di mana. Coba Natalie lambat sedikit lagi.Mungkin hal ini tidak akan terjadi. Timing-nya benar-benar pas. Natalie benar-benar pengacau. Jika kalian penasaran aku sekarang lagi ngapain. Aku akan memberitahumu. Aku sekarang lagi duduk melamun seperti orang bodoh di apartment ku. Pikiranku benar-benar kacau. Setengah aku kesal sekali dengan Natalie dan setengah lagi aku merasa cemas akan Posica. Aku tadi sudah mencari Posica ke Florist, namun hasilnya nihil. Tidak ada siapa-siapa di sana. Teleponnya juga tidak diangkat.
Aku memutuskan untuk membalas Natalie. Aku menghubungi ayahnya dan menyuruh Beliau untuk segera mengirim Natalie ke luar negeri jauh-jauh dari keluargaku atau aku akan menarik seluruh investasiku di perusahaannya dan menyebarkan rumor -rumor tentang Natalie. Aku harap beliau dapat memaklumiku. Perasaan marahku menjadi hilang sedikit. Wow, sepertinya aku benar -benar membenci Natalie.
Setelah itu aku memutuskan untuk mandi dan makan malam dulu. Aku harus memikirkan bagaimana kedepannya. Baru satu hari tidak bertemu Posica saja duniaku sudah muram. Aku tidak mempunyai gairah untuk melakukan apa pun termasuk bekerja. Jadi, esok harinya aku memutuskan untuk bolos kerja. Aku hanya duduk, melamun, nyemil nggak karuan. Apartment ku sudah seperti kapal pecah. Bungkus cemilan, piring bekas makan. Dan sekarang aku hanya memandangi kekacauan itu. Sama seperti kekacauan yang sekarang terjadi dihidupku. Menyedihkan. Saking menyedihkannya, aku baru sadar seseorang baru saja masuk. Itu ibuku. Ia melihat kekacauan ini termasuk diriku yang menyedihkan. Aku hanya diam saja lalu beranjak ke kamarku, tidur.
Malam hari aku terbangun. Aku melihat ke depan, ruang makan dan santai ku sudah rapi. Mungkin mommy yang merapikannya tadi, tapi ia sudah pulang. Aku berjalan menuju kamar mandi untuk mencuci wajah. Tidak sengaja aku melihat catatan nomor telepon tante Posica yang diberikan Arsen tempo hari. Benar juga. Mestinya dari kemarin aku menghubungi Arsen untuk menjelaskan semua kesalahpahaman ini. Saking senangnya, aku urung mencuci wajah dan langsung mengirim Arsen pesan agar ia datang besok pagi kesini. Semakin cepat semakin baik. Hehe. Saat aku akan mematikan handphone, ada pesan masuk lainnya. Kali ini dari Galih. Mataku terbelalak sesaat. Ia memberitahuku bahwa Posica berada di rumahnya. Ia bilang Posica sering menangis saat bercerita dengan Lily.
Aku menjadi merasa sangat bersalah kepada Posica. Tunggulah sedikit lagi, Posica. Kita akan bahagia.
Hai readers!! Terimakasih telah membaca Suddenly Married chapter (31). Tidak terasa nih sudah mau End. Keep reading ya!!
Fyi : Author juga lagi buat cerita lain judulnya 'Can You Hear My Words?'
Jangan lupa Voment yaa!!
xox

KAMU SEDANG MEMBACA
Suddenly Married {SM}
Fiksi Remaja[END] Tangan kecil Posica sangat terasa 'fit' di genggaman Glenn Grissham, seorang cowok yang paling anti sama perempuan. Walau awalnya hanya hubungan rekayasa, tapi entah kapan bunga-bunga cinta tumbuh di antara mereka. **** "Kita sudah ketahuan G...