(30)

6.5K 283 8
                                    

POSICA POV

Mataku baru saja terbuka di pagi hari. Namun, aku sudah dapat menangkap sekelebatan siluet sesosok pria jangkung yang selama ini kukenal. Semakin kulihat lagi ternyata itu adalah Glenn Grissham. Ngapain dia sudah ada di apartmentku pagi-pagi begini.

"Glenn!!" teriakku.

Teriakanku ini berhasil membuat Glenn langsung terfokus kepadaku.

"Ada apa Posica?" balasnya dengan santai.

"Ngapain kamu disini? Kamu ini sering sekali masuk tanpa izin, Glenn. Ini ber-ba-ha-ya." ujarku.

"Aku hanya bilang kalau hari ini ibu meminta kita kesana." balasnya dengan senyum yang terkembang.

"Haaa!! Baiklah aku akan segera mandi dan bersiap sekarang." balasku mengetahui maksudnya.

Setelah mandi dan mengganti bajuku, aku dan Glenn langsung keluar dari apartment tanpa sarapan. Kata Glenn ibunya sudah menyiapkan sarapan untuk kami. Kami pun sudah sampai di lantai dasar, berjalan seperti pasangan lainnya. Berpegangan tangan. Namun, ada-ada saja. Lagi-lagi ada Natalie di sini. Ngapain sih dia ada di mana pun aku dan Glenn berada?

Kami berdua pura-pura tidak menyadari keberadaannya dengan langsung berjalan melewati dia. Namun, dia juga tidak merengek-rengek ke Glenn atau buat onar seperti biasanya. Entah mengapa aku merasa aneh, seperti firasat buruk. Sampai akhirnya dia sedikit menoleh

"Bagaimana pun juga kamu tidak bakal bersamanya Posica." ujarnya lalu tertawa.

Aku terkejut dengan perkataannya. Glenn yang mengetahui hal itu, langsung mengajakku berbicara. Dia berusaha mengalihkan curigaku terhadap Natalie. Walau usahanya tidak berhasil karena aku tidak terlalu mendengarkannya. Sesampainya di mobil, dia membukakanku pintu seperti biasa. Tiba-tiba dia sudah berada di sampingku. Aku terkejut (lagi). Cepat sekali dia sudah disini.

"Cepet banget Glenn?" tanyaku spontan.

"Bukan aku yang cepet. Kamu aja daritadi ngelamun. Jadi nggak sadar kan. Nanti kemasukan loh ngelamun terus." balas Glenn sambil menghidupkan mesin mobil.

Setelah mobil Glenn melaju, kami hanya diam saja. Glenn sempat mengajakku berbincang, tapi aku terkadang tidak merespons. Moodku lagi agak down. Glenn akhirnya juga cuman mengunci mulutnya dan fokus ke jalan. Aku juga menghela nafas panjang berkali-kali tanpa kusadari. Aku takut setelah bahagia sedikit semuanya hilang. Aku takut menjadi terlalu bahagia.

"Posica, ada apa? Kurang enak badan?" tanya Glenn.

Aku hanya menggeleng-gelengkan kepalaku dengan lesunya. Glenn tiba-tiba menggenggam tanganku. Aku merasa tangan Glenn sangat hangat dibandingkan dengan tanganku ini. Aku melihatnya sekilas lalu melihat ke jalan dan bangunan sekitar. Dari kejauhan aku sudah dapat melihat gedung putih tinggi yang merupakan rumah orangtua Glenn. Untung saja sebentar lagi kami sampai.

"Ayo turun." ujar Glenn.

Kami telah sampai di rumah orangtuanya. Aku jadi penasaran kenapa mommynya tiba-tiba ingin menemuiku. Kali ini Glenn belum sempat membukakanku pintu, aku sudah turun dan berjalan cepat ke arahnya. Entah mengapa perasaanku sungguh tidak enak. Semoga semuanya baik-baik saja.

"Kalian selama ini bohongin ibu dan semuanya kan!!!" suara Ariana terdengar menggelegar di ruang keluarga saat baru melihat kami.

Selain Ariana, disitu juga terdapat nenek, tante dan paman Glenn. Semuanya terpatung termasuk aku dan Glenn. Ariana sudah tahu segalanya.

"Ma, kami nggak bohong! Kami benar-benar akan menikah!" balas Glenn.

"Cewek ini. Mantan Galih kan ! Kalian waktu itu tidak sengaja bertemu. Mengapa kamu mau nurutin Glenn? Jawab!! Apa karena uang ha?" bentak dan tanya dari Ariana tercuat untukku.

"Kalian tidak akan kubiarkan behubungan! Dan Glenn. Jika kamu ingin melajang selamanya. Silahkan. Aku tidak akan menghalangimu lagi." tambahnya.

Sepertinya dirinya benar-benar marah. Aku hanya terpatung sampai saat itu. Aku hanya diam saja dan beberapa detik kemudian baru bereaksi menanggapi perkataan serta pertanyaan Ariana. Aku berlutut meminta maaf kepada Ariana sambil menangis. Aku tidak menyangka akan seperti ini. Setelah meminta maaf, aku langsung berlari keluar rumah. Aku sangat tidak tahan dengan situasi begini. Mungkin ini akhir dari segalanya. Akhir dari hubungan ku bersama Glenn. Rasa sesak kembali mengisi hati. Bahkan kali ini rasanya sangat sesak dan perih dari sebelum-sebelumnya.

***

"Mom. Apa-apaan sih nuduh Posica kayak gitu?! Kami benar-benar akan menikah kok." ujar Glenn kepada Ariana.

"Nggak usah bohong lagi. Posica itu bahkan udah punya cowok kan? Nih fotonya kalau kamu nggak percaya." balas Ariana sambil memperlihatkan foto-foto dari Natalie.

"Jadi kenapa mom? Aku tidak masalah. Bukankah itu yang juga terjadi di rumah ini?" ujar Glenn.

*plaaaak*

Tamparan dari Ariana berhasil mendarat di pipi Glenn. Glenn terkejut. Ibunya tidak pernah menamparnya seperti ini.

"Aku tetap akan berhubungan dengan Posica. Kami akan menikah!" ujar Glenn sambil berlari keluar rumah.

Glenn ingin mencari Posica. Namun, Posica nampaknya sudah keluar dari rumah Glenn. Glenn pun menghidupkan mesin mobil untuk segera mengejar Posica. Belum sampai 5 menit ia mengendarai mobilnya, ia sudah dapat menangkap sosok Posica dengan jumpsuit tosca sambil menenteng heels hitam yang tadi digunakannya. Glenn pun langsung menghentikan mobilnya dan berlari keluar. Padahal Glenn ingin melamarnya hari ini. Namun, semuanya menjadi kacau. 'Ini pasti ulah Natalie.' batinnya.

"Posica tunggu." teriak Glenn sambil berusaha meraih tangan Posica.

Posica yang tangannya terkunci berbalik ke arah suara tadi. Ia sudah tahu bahwa itu adalah Glenn. Posica berpikir lebih baik ia menjauhi lelaki ini secepatnya. Posica hanya diam saja sambil berusaha melepaskan tangannya. Namun, hasilnya nihil.

"Kita sudah ketahuan Glenn. Kurasa inilah akhirnya." ucap Posica dengan nada parau.

"Ya, inilah adalah akhir hubungan palsu kita." balas Glenn.

"Kurasa kita tidak perlu bertemu lagi. Pergilah. Keinginanmu untuk sendiri telah terwujud." ujar Posica dengan air mata yang mengalir di pipinya.

"Ya, ini akhir hubungan palsu kita...,
tapi mari kita mulai hubungan yang sebenarnya." ucap Glenn sambil menarik tangan Posica, membuat Posica berada di pelukannya.

Hai readers!! Terimakasih telah membaca Chapter (30) Suddenly Married.
Keep Reading!!

Vote dan Comment kalian sangat berarti!

Suddenly Married {SM}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang