Saat sampai dikantor, Jean dengan keadaan yang tak karuan, masuk dengan tergesa-gesa. Masalahnya ia telat dari janji yang sudah ia janjikan tadi, satu jam sampai dikantor, karena ternyata jalanan itu benar-benar macet dan tidak mungkin ia meninggalkan mobilnya begitu saja ditengah jalanan yang sedang macet.
Dia membuka pintu dengan tidak santai, "Hai! Gue gak telat kan?!" Katanya yang sedikit memastikan.
"Kita udah selesai, Je, lo telat dua jam." Kata salah satu karyawannya.
"Sorry, banget Na! Jalanannya tadi bener-bener macet jadinya gue naik ojek, terus ternyata naik ojek juga tetep kena macet. Sorry banget yah!" Balas Jean untuk menjelaskan semuanya pada Ana.
Ana mengangguk. Mereka—Jean dan Ana—adalah teman semasa SMA dan Jean meminta Ana untuk bekerja disini, membantu bisnisnya. Kalau digambarkan, Ana itu punya badan yang bagus, seperti model terkenal, hidungnya mancung, kulitnya putih, mata dan rambutnya berwarna cokelat terang. Sempurna bukan? Sama halnya seperti Jean yang punya badan tidak beda jauh seperti Ana, bedanya, rambut Jean itu warna hitam pekat.
"Terus semuanya udah selesai?" Tanya Jean pada Ana.
Perempuan itu mengangguk untuk menjawab pertanyaan Jean, "Acaranya bakal dilaksanain dua minggu lagi, setelah lo pulang dari Semeru. Jadi lo jangan lama-lama disana okey?" Katanya.
"Padahal niatnya gue mau lama-lama disana, mau ke Tanjakan Cinta, siapa tau ketemu jodoh haha," Gumam Jean seraya tertawa kecil.
Ana yang mendengar Jean hanya mendengus dan mencibir Jean karena terlalu lama menjomblo, "Oh iya! Katanya yang kemaren nikah itu mantan lo kan?! Si Adrian yang susah banget lo lupain, yakan?" Kata Ana dengan nada menyelidik.
"Gue udah move on," Sangkalnya.
"Ah masa? Kok kata si Lisa kemaren lo mabuk terus nangis—eh iya! Cowo yang dibilang Lisa itu siapa?" Tanya Ana lebih menyelidik.
"Cowo yang mana?" Jean berbalik menanya, sambil berpikir siapa lelaki yang Ana maksud.
Pikiran Ana kembali mengingat cerita yang diceritakan Lisa kepadanya tadi, "Cowo yang gendong lo malem-malem, waktu lo mabok, kata Lisa ganteng banget!" Kata Ana lagi.
Oh Radit, Jean hanya berkata entah dan itu membuat rasa penasaran Ana semakin menyeruak di dirinya. Ana menarik tangan Jean, lalu berkata, "Ayolah! Lo taukan kalo gue penasaran itu bakal gangguin lo terus sampe lo kasih penjelasan yang sebenernya ke gue! Jadi lo harus cerita sama gue sekarang sebelum lo gue recokin terus!" Lanjutnya.
Iya, Jean sangat tahu kalau Ana itu tipe cewek yang kepoan, rasa ingin tahunya melebihi apapun, Jean pun tidak akan kuat kalau harus diganggu wanita itu untuk hal seperti ini. Dia melepas tangan Ana dari tangannya, lalu mengajaknya kedekat jendela.
"Namanya Radit, gue gak kenal dia siapa. Itu doang yang gue tau." Kata Jean balik memandang mata Ana.
"Terus kalo lo gak kenal sama dia kenapa lo nginep divilla sama dia? Ayolah Je, cowok mana lagi yang deket sama lo? Gausah nutupin hal kaya gitu dari gue!" Gerutu Ana panjang lebar. Rasa ingin tahunya sudah mulai menyebar. Dan harus dijawab sebelum ia mulai merecoki.
"Kalau soal itu, gue gak tau! Tiba-tiba aja waktu pagi gue bangun eh ada dia dikamar mandi dan as you know gue debat sama dia pagi-pagi." Kata Jean lagi untuk menghapus rasa penasaran Ana.
Ana yang gila mulai tertawa tak jelas dan senyum-senyum tak karuan, "Lo gila hah?" Tanya Jean lalu memegang kening sahabatnya itu.
Tidak panas, normal-normal saja, "Na, lo gak lagi sakit kan?" Tanyanya.
![](https://img.wattpad.com/cover/51503855-288-k393488.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Janji [Selesai] #Wattys2018
Teen FictionHighest Rank: 542 in Relationship 16/06/18 Perkara janji yang selalu dengan mudahnya di ucapkan oleh banyak orang dan berakhir dengan semu semata. Bagaimana kalau janji itu tulus diucapkan namun suatu hal yang buruk harus terjadi dan janji itu berak...