01 - Pernikahan

3.8K 108 4
                                    

       

Hutan yang tadinya terlihat biasa saja kini sudah berubah menjadi taman bunga yang didominasi oleh warna putih, kursi-kursi yang dibiarkan terkena hujan dan angin bebas mulai menampakkan keindahannya, tidak terkecuali dengan embun-embun yang terlihat dikelopak bunga dan daun menambah kesan cantik pada tempat ini.

Jeana Leticia, pemilik sebuah EO yang bertanggung jawab untuk acara pernikahan hari ini. Iya, hutan yang berhasil ia sulap menjadi aula pernikahan adalah keahliannya. Dia sudah menekuni pekerjaan ini sejak lulus kuliah dua tahun yang lalu. Dia amat sangat menyukai seni dan pilihannya jatuh pada hal yang dia sukai.

"Semua sudah siap?" Tanyanya pada beberapa karyawan yang sibuk menatap dan mengecek ulang persiapan pernikahan kali ini.

Para karyawan itu hanya bergumam dan melanjutkan pekerjaannya, Jean adalah orang yang perfectionist dalam melakukan pekerjaannya, tidak boleh ada sedikitpun kesalahan yang terjadi.

Dia mendekatkan walkie-talkie itu kepada mulutnya, "Dua puluh menit lagi acara dimulai, ganti." Katanya.

Dan semua tamu terlihat sudah berbaris rapih didepan meja penyambutan tamu, sampai akhirnya Jean memberi intruksi untuk membiarkan para tamu duduk dan menunggu pasangan pengantin itu datang.

"Gimana sama pengantinnya? Sudah siap kan?" Tanyanya pada seorang wanita yang berada didepan ruang ganti pengantin.

Terlihat wanita itu mengangguk dan Jean bernapas lega, ia menyuruh wanita itu untuk membawa pasangan pengantin itu menuju altar.

Didepan sana, para tamu undangan sudah bersiap-siap melihat sepasang pengantin itu keluar, katanya, lelaki itu sangat tampan dan calon istrinya itupun tidak kalah cantik.

Seorang pembawa acara sudah mempersilahkan pengantin masuk, semua mata tertuju pada sepasang pengantin itu, tidak terkecuali dengan Jean. Matanya terbuka lebar dan mulutnya menganga saat melihat lelaki yang menjadi pengantin dalam acara ini.

"Adrian," Gumamnya yang tidak lepas menatap lelaki berpakaian jas hitam itu.

Dadanya naik turun saat melihat lelaki yang dulu ia cinta bersanding dengan perempuan lain, iya, Adrian adalah mantan kekasihnya yang belum ia lupakan sampai sekarang. Sakit bukan?

Jean terus menatap Adria yang kini sudah berada didepan sana dan tersenyum kearah calon istrinya, ia berusaha memalingkan wajahnya dari Adrian, dan mencoba mengatur emosi dalam hatinya.

"Sabar Jean, lo gak boleh ngerusak pernikahan orang! Pernikahan itu sakral Jean! Gak boleh!" Katanya pada dirinya sendiri.

Emosi dalam hatinya belum reda, ia memilih untuk pergi dari tempat ini sampai emosinya hilang. Tanpa tunggu lama, Jean berjalan sedikit cepat dan tanpa ia sadari, ia menabrak seorang lelaki.

"Maaf," kata keduanya bersamaan.

Lelaki yang ditabrak Jean terlihat memperhatikan wajah Jean yang tadi menunduk sambil meminta maaf.

Sadar akan hal itu, Jean buru-buru meninggalkan lelaki itu menuju halaman yang tepat berada dibelakang villa.

"Kenapa harus lo yang gue liat tadi, Dri? Susah buat gue lupain lo. Kenapa lo muncul di saat yang gak tepat?" Katanya yang kini sedang duduk dibawah pohon yang berlumut.

Tangannya iseng mencabut rumput-rumput di sekitarnya, seperti orang patah hati biasanya, Jean menggosok-gosok kedua kakinya ke tanah, menghasilkan bunyi yang tak enak didengar.

"Gue belum bisa move on, Dri." Katanya.

Mungkin yang terbaik untuk Jean sekarang adalah menangis, tapi kenapa ia tidak menangis?

Tentang Janji [Selesai] #Wattys2018Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang