Vote dulu baru baca!
Gamau tau!
.
.
.
.Gara-gara orang gila yang menghubuginya tadi malam, tidur Jean sangat tidak tenang. Karena dia hanya sendirian di rumah, Mbok Inah? Beliau meminta ijin untuk kerumah anaknya yang berada di Serpong. Jadilah Jean yang mencoba tidur dengan ketakutannya.
Jean memang orang yang ngeyel, keras kepala, galak dan lainnya. Tapi bukan berarti saat dia diteror, dia hanya akan merasa biasa saja. Itu semua salah, Jean benar-benar takut semalam, bagaimana kalau orang gila itu nekad masuk ke rumahnya dan melakukan hal gila?
Sungguh mimpi buruk untuk Jean.
"Mbok, harusnya aku gak minta Mbok pulang cepet. Aku jadi gak enak sama anak Mbok."
Iya, Jean pagi tadi menelepon Mbok Inah, berkata kalau ada sesuatu yang tidak beres dirumah dan meminya Mbok Inah untuk pulang. Menemai Jean katanya, dan dengan senang hati wanita paruh baya itu menyetujui permintaan nona mudanya. Bagaimana pun, Mbok Inah takut terjadi sesuatu pada perempuan itu.
Sambil membawa piring ke meja makan, Mbok Inah berkata, "Gapapa, lagian Mbok takut ada apa-apa sama Non Jean. Nanti Mbok diomelin sama Mamah, Papahnya Non. Kan bahaya," setelah selesai berbicara yang sedikit mengurangi rasa bersalah Jean pada Mbok Inah.
"Emang orang itu ngomong apa sama Non? Awas aja kalau sampe macem-macem. Mbok lempar dia pake wajan panas Mbok didapur, enak aja ngancem-ngancem majikan Mbok yang cantik ini. Nda tahu aja dia kalau pacarnya Non Jean itu ganteng tapi galak, mau diapain itu dia sama Mas Radit!" Cerocos Mbok Inah lagi, membuat Jean tertawa mendengat pembelaan perempuan itu padanya, sudah Jean bilangkan? Mbok Inah itu seperti Mamah kedua untuknya.
Karena berniat membuat lelucon unthk Mbok Inah, Jean membalas. "Kata dia, Jean pantesnya mati aja soalnya udah ngambil sesuatu yang berharga buat dia. Lah, dia kira Jean maling! Ngambil kue Mbok Inah dikulkas aja Jean gak berani."
"Duh itu orang, mulutnya nda ngaca emang! Yang pantes mati itu wong dia lah! Enak aja nyuruh-nyuruh Non Jean mati, nda terima Mbok. Ntar nda ada yang ngasi liat Mas-mas Korea ganteng lagi ke Mbok!" Celetuknya panjang lebar tak terima.
Tuhkan? Mbok Inah itu tidak bisa di ajak bercanda, tapi ini yang Jean suka dari Mbok Inah. Dia itu yang selalu pasang badan kalau Jean kenapa-kenapa, karena Mamah dan Papah nya tidak ada didekatnya. Misalnya saat sakit, Mbok Inah selalu menjaganya semalam suntuk, mengompres keningnya dan mengukur suhu tubuhnya. Maka itulah, Jean sayang sama Mbok Inah.
"Mbok, kenapa sih Mbok itu gemesin banget! Coba aja Mbok masih muda kayak aku, udah aku jodohin sama temen-temen aku kali. Kan lucu kalo double date, ada yang ngelawak terus."
"Emang Non Jean masih muda ya? Udah tua gitu," Gurau Mbok Inah membuat Jean memicingkan matanha lalu memberengut kesel.
"Aku tuh masih muda Mbok! Nyebelin ah," kesalnya.
Mbok Inah bukannya merasa bersalah, wanita paruh baya itu malah menertawakan raut muka Jean yang tertekuk dan katanya selecek jemuran yang belum digosok Mbok Inah di belakang.
"Awas ya Mbok, gak bakalan aku kasih Drama Korea baru! Gak ada jatah perut kotak-kotaknya oppa-opoa kesayangan Jean. Liatin aja." Ancamnya dengan begitu bangga hati telah membuat Mbok Inah meminta maaf dan meminta Drama Korea baru yang tadi Jean bicarakan.
Mereka berdua itu, udah kayak siblings goals.
***
Kata orang, jadi Boss itu enak. Memang enak, buktinya bisa tidak pergi ke kantor seenaknya, tapi uang ngalir terus kedalam tabungannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Janji [Selesai] #Wattys2018
Teen FictionHighest Rank: 542 in Relationship 16/06/18 Perkara janji yang selalu dengan mudahnya di ucapkan oleh banyak orang dan berakhir dengan semu semata. Bagaimana kalau janji itu tulus diucapkan namun suatu hal yang buruk harus terjadi dan janji itu berak...